Rasanya langsung berbeda saat mereka memasuki tempat ini. Hiruk pikuk manusia serta suara musik yang begitu memekakan telinga. Mereka terus berjalan melewati manusia yang sedang asik menari, bahkan Galang sangat risih dengan sentuhan-sentuhan wanita-wanita itu. Tak mau ketinggalan sang Ayah Galang mencoba menepis kasar tangan-tangan yang menempel pada dirinya.
Selama di kota tempat Ayahnya tinggal dan selama tiga tahun bukan tidak pernah Galang mendatangi tempat seperti ini. Pernah beberapa kali itupun karena ada rekan kerjanya yang mengajak untuk sekedar menghilangkan stres katanya. Nyatanya Galang ikut hanya untuk sekedar rasa tidak enak hati karena rekan kerjanya yang meminta. Setelah disana pun Galang hanya diam dan sesekali ikut mengobrol. Memperhatikan bagaimana mereka minum sampai mabuk. Alhasil Galanglah yang menjadi penghantar mereka pulang.
Dan tak mungkin Galang lupakan tempat semacam ini karena tempat ini selalu mengingatkannya tentang Hanna. Serta kesalahannya di masa lalu.
Mereka mulai memasuki sebuah ruangan.
"Hai!...Adam! akhiirnya kita ketemu! Bagaimana kabarmu?! Sudah lama sekali" peluk Hendra.
"Baik!baik!...bagaimana kabarmu?!"
"Aku juga baik..." lalu pandangan Hendra beralih pada seorang wanita di samping dan seolah bertanya pada teman lama yang bernama Adam itu.
"Putriku! Kenalkan ini teman papa...om Hendra"
"Putriku! Ane. Cantik bukan? Siapa dulu yang ku nikahi!" Adam mengenalkan putrinya.
"Ohh ya...salam kenal" tingkah Adam sudah mulai keluar.
"Ane...salam kenal" menyalami Hendra dan Galang bergantian.
"Apa dia....??" Adam juga seolah menanyakan seseorang yang berada di samping Hendra.
"Ya...dia Galang putraku dan Desi" tersenyum lembut.
Adam tampak tersenyum sendu, hampir lima tahun lamanya tidak bertemu Hendra. Dalam lima tahun terakhir Hendra tidak pernah datang lagi ke Amerika, dulu ia sering kesini entah untuk menemui dirinya, ataupun sekedar berwisata dan selalu menyempatkan untuk datang ketempatnya. Ya...mungkin dalam lima tahun terakhir ini Hendra sedang sibuk-sibuknya mengurus perusahaannya disana.
Komunikasipun jarang karena sama-sama sibuk. Beberapa bulan lalu Hendra dengan tiba-tiba menghubunginya, dan menceritakan bahwa ia ternyata mempunyai anak dari Desi yang Adam juga tahu bahwa itu kekasih Hendra di masa lalu. Adam sudah berteman dengan Hendra sejak memasuki bangku SMA ia sebenarnya lahir di kota yang sama dengan Hendra. Ia tinggal di Amerika selama lebih dari dua puluh tahun karena bisnis orang tuanya yang berada disini. Sampai saat ini kedua orang tuanya tidak ada ia yang memegang kendalinya.
"Galang" Ia meyalami teman lama Ayahnya itu.
Adam tidak menyangka Hendra sebrengsek ini di masa lalu.
"Adam...ahh lebih baik kita duduk..." seraya duduk Adam mencoba membuka komunikasi dengan Galang.
"Apa kabar dengan ibumu?"
"Baik om" Adam menghela nafas lalu mengarahkan wajahnya pada Hendra.
"Tidak sia-sia tampan" dengan senyuman jailnya.
"Apa maksudmu?" Sinis Hendra. Kebiasaan saat muda Adam memang tidak pernah berubah. Mengesalkan, sering membuat dirinya emosi.
"Apa kau mempunyai seorang kekasih?" Adam mengalihkan pembicaraan membuat Hendra menghela nafas sabar.
Galang hanya tersenyum canggung lalu melirik sang Ayah dengan ekor matanya.
"Tidak"
"Wahh....biasanya dengan modal tampang dan kaya sepertimu akan banyak sekali yang menempel!!" Seru Adam.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLOfuture
Storie d'amoreJangankan untuk mengalihkan dunia mengalihkan dirimu saja ku tak bisa. Sinarnya selalu padam saat kau tak melihatku dan teriknya membuatku ingin menyerah. Tetapi saat musim hujan datang apa kau sudi berteduh di hatiku. Oh .... cinta bahkan sebelumny...