"Bagaimana?" Tanya lisa setelah kurang dari lima menit dokter hesti memeriksa. Hesti hanya tersenyum dan beralih menatap hanna yang sedang berbaring sambil membenarkan tatanan rambut panjangnya bersiap untuk menyenderkan punggungnya di kepala ranjang putihnya, sebenarnya kenapa dirinya?
Hanna tak sedang panas demam, ya tapi memang tubuhnya ini mungkin sedikit lelah dan lelah yang di rasakan hanna akhir-akhir ini.
"Tidak papa...hanna baik-baik saja...kamu hanya harus banyak istirahat yah...?" Atensi dokter hesti yang tadinya menghadap lisa kini beralih pada hanna.
"Nanti vitaminnya di minum rutin...lis...aku mau langsung pulang saja" lisa menganggukinya.
"Lis...." baru mau menuruni anak tangga ketiganya lisa langsung menoleh dan mengangkat kedua alisnya saat dokter hesti itu berkata demikian.
"Apa hanna punya pacar...?" Hesti begitu penasaran, tapi hati-hati.
"Sudah putus katanya...hanna dijodohkan sama mas amar..." lisa berkata lirih. Hesti mengerti sekarang, apa hanna putus dengan kekasihnya karena ini? Ahhh lebih baik ia mengatakan yang sebenarnya. Pikir hesti.
Setelah mereka sampai di pintu depan hesti berkata "aku mau ngomong serius lis...dan kamu harus tau..." hesti berkata sambil memegang tangan lisa. Wajah lisa mengisyaratkan.
"kenapa?"
Hesti jadi deg-degan tak karuan.
"Hanna sedang mengandung...menurut perkiraan kandungannya masih sangat muda...mungkin itu yang membuat hanna akhir-akhir ini merasa lelah, dan mungkin juga yang membuat nafsu makannya terganggu?...." hesti menghela nafas sejenak, ia melihat lisa terbengong, seperti teelihat tidak mempercayai perkataan hesti.
"Kamu...harus menjaga perasaan nya sepertinya hanna terlalu banyak untuk berpikir...aku pikir kamu tau apa yang terjadi pada hanna.
Dan untuk pembuktian lebih akurat kamu bisa kedokter kandungan" sangat lugas dan jelas hesti berkata. Lisa? Mata lisa terlihat menerawang jauh menatap mata dokter hesti.
"Apa yang kamu katakan? Hah! Tidak mungkin, hanna pasti hanya kelelahan" air matanya mulai menggenang. "Mungkin kamu salah, terima kasih sudah bersedia datang" sarkas lisa, pikiran lisa masih diambang kesadaran, apa yang di katakan hesti begitu membuat hati lisa berdenyut sakit.
Langkah cepatnya menuju kamar hanna ia seperti orang di kejar sesuatu yang menakutkan. Hanna tidak mungkin melakukannya bukan, hanna anak baik ia tahu itu.
"Mama kenapa...?" Lisa membuka dengan tergesa dan langsung menatap hanna sejenak lalu berkata..
"Hari ini kita kerumah sakit" tak terbantahkan lisa berkata.
"Tapi ma...kata dokter hesti aku butuh istirahat saja kan...gak perlu kerumah sakit...mama berlebihan" wajah hanna terlihat muram. Dirinya sedang malas berpergian lagi pula ia merasa tidak terlalu parah.
Lisa langsung menarik tangan hanna tak sabaran, tetapi lisa tak menarik keras tangan hanna, ia hanya sedikit khawatir. Perkataan hesti terus berputar di otaknya.
~~Hanna sedang mengandung...menurut perkiraan kandungannya masih sangat muda...mungkin itu yang membuat hanna akhir-akhir ini merasa lelah, dan mungkin juga yang membuat nafsu makannya terganggu?...." hesti menghela nafas sejenak, ia melihat lisa terbengong, seperti terlihat tidak mempercayai perkataan hesti.
"Kamu...harus menjaga perasaan nya sepertinya hanna terlalu banyak untuk berpikir...aku pikir kamu tau apa yang terjadi pada hanna. Dan untuk pembuktian lebih akurat kamu bisa kedokter kandungan."Mau kemana kalian, kamu tidak kuliah?" Matanya melihat hanna, amar memang terlihat sudah rapih dengan kemeja yang ia kenakan, ia akan pergi ke kantor seperti rutinitas biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLOfuture
RomanceJangankan untuk mengalihkan dunia mengalihkan dirimu saja ku tak bisa. Sinarnya selalu padam saat kau tak melihatku dan teriknya membuatku ingin menyerah. Tetapi saat musim hujan datang apa kau sudi berteduh di hatiku. Oh .... cinta bahkan sebelumny...