Hari ini rumah terlihat begitu sibuk, bibi mondar-mandir seperti setrikaan. Hanna bosan melihatnya. Papanya baru saja pulang bekerja tak biasanya pulang cepat. Mamanya membantu bibi menyiapkan makanan. Terlihat lezat dan porsinya sangat banyak. Hanna bisa melihat itu karena dapurnya yang terdapat sekat kayu setengah meter hanna bisa menyaksikan semuanya. Hanna sampai bingung untuk apa makanan sebanyak itu. Atau ada tamu? Tamu spesial? Hanna hanya terus memperhatikan, belum bertanya apapun pada mamanya.
Sepulang kuliah ia hanya terus di kamar mengurung diri. Ya....orang-orang begitu sibuk sekarang. Ia baru duduk di sofa ini sekitar lima sepuluh menit. Lisa menghampirinya.
"Kamu sudah bangun?" Hanna hanya mengangguk. Apa mamanya berpikir hanna tidur selama di kamar? Tidak, ia hanya memainkan laptopnya untuk menonton film.
"Iya" hanna tak ambil pusing.
"Kenapa semuanya terlihat sibuk?" Hanna mengutarakan isi hatinya.
"Ahh...katanya justin mau kesini! Nanti kita makan malam bersama papah yang menyuruh untuk semua ini...sudah, mamah harus membantu bibi...ini sudah terlalu sore....kamu cepat mandi!" Hanna mengerutkan keningnya, justin akan kesini? Soal itu justin juga memberitahunya kemarin. Dan sikap orangtuanya? Seperti itu? Apa justin akan tetap melanjutkan perjodohan ini? Tenang. Itu tidak akan terjadi bukan? Justin bilang sendiri ia kecewa dengan hanna karena ia merasa di bohongi. Ck. Ia hanya berharap.
~~~
"Ahh....justin akhirnya kamu datang juga. Silahkan duduk. Sepertinya istri saya sedang menyiapkan makanannya. Kamu tunggu disini...nanti om panggilkan hanna" makanan? Ia kesini tidak untuk makan malam. Amar sudah tidak ada di hadapannya.
Tuk...tuk....
"Hanna ada justin cepat keluar" amar hanya berteriak di depan pintu hanna. Hanna dengan jelas mendengarnya.
"Iyaa" Hanna beranjak dari kasurnya. Dengan cepat hanna menuruni anak tangga. Amar sampai bingung dibuatnya. Pasalnya apakah hanna tak melihat amar di depan pintu kamarnya! Anak itu... dimana letak kesopanannya! Gerutu amar. Tetapi jika di lihat hanna begitu semangat menemui justin. Apakah itu sebuah kemajuan?
"Bagaimana?" Justin memandang hanna horor. Lihatlah hanna hanya memakai piyama yang sangat minim dengan rambut yang tidak teratur. Apa ia sadar dengan apa yang dilakukannya?
"Hanna! Apa-apaan kamu! Ganti bajumu!" Lisa sampai malu di buatnya. Hanna terlalu terbiasa akan hal itu. Lisa baru sadar kebanyakan baju hanna memang seperti itu. Hh... Sepertinya lisa harus membuang semua pakaian hanna yang kurang bahan itu.
"Sudahlah mamah pergi saja dulu...aku ada urusan sama justin" acuh hanna. Tak menghiraukan lisa yang sudah memasang wajah jengkel. Justin kaget dibuatnya. Hanna terlihat tidak sopan sekali.
"Justin apa kamu mau langsung makan. Atau mengobrol dulu dengan hanna?"
"Pastinya mengobrol denganku. Iyakan?" Lisa mencoba menarik nafas sabar. Dan pergi dari ruang tamu.
"Bagaimana?" Tak sabar hanna, menunggu jawaban justin.
"Sebaiknya kita mengobrol dengan kedua orang tuamu" jelas justin.
"Lo bisa kasih tau gue duluan"
Justin melihat mata hanna tajam. Keras kepala.
"Saya menolak perjodohan itu. Sebenarnya ibu saya belum tau akan hal ini. Tapi dengan keyakinan saya. Ibu saya pasti menolak kamu sebagai calon menantunya" jelas justin sedikit berbisik. Hanna memasang wajah datar.
"Apa gue gak salah denger?...mmm maksud gue...dengan lo melanjutkan perjodohan ini dan nerima kehamilan gue...gue seneng. Tapi lo mengambil opsi lain?" Hanna terlihat mengangkat kepalanya keatas, lalu melihat lisa yang terlihat sibuk. Senyum itu mengembang. Tidak menyangka justin akan membatalkan perjodohannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLOfuture
RomanceJangankan untuk mengalihkan dunia mengalihkan dirimu saja ku tak bisa. Sinarnya selalu padam saat kau tak melihatku dan teriknya membuatku ingin menyerah. Tetapi saat musim hujan datang apa kau sudi berteduh di hatiku. Oh .... cinta bahkan sebelumny...