"Mah....lama sekali! Aku sampai bosan jadinya tertidur" rajuk hanna. Seusai kembali dari dapur. Lisa memasuki kamar, ternyata hanna sudah tertidur. Tak sengaja ia membuka pintu dengan kasar. Lisa tak bermaksud membangunkan lisa. Ia hanya terbawa suasana akan sikap amar barusan.
"Kenapa mama menangis....papa berbuat sesuatu?" Lisa menggelengkan kepalanya. Senyum itu terukir.
"Ayo cepat! Kamu tidur lagi ini masih tengah malam...kamu besok kuliah kan? Mama tidak menerima penolakan" hanna tahu mamanya menyembunyikan sesuatu.
"Mama juga harus tidur"
"Iya. Kita tidur bersama" keduanya saling memeluk hangat. Lisa mencoba mengatur nafasnya yang tak beraturan. Sesak ini tak kujur hilang, matanya mencoba memejam untuk tidur malam ini.
~~~
"Memangnya cukup nak? Tidak usah membelikan ibu benda seperti itu. Ibu tidak butuh"
"Itu penting bu...supaya galang bisa menghubungi ibu kapan saja. Dan sepertinya aku harus membeli motor jika belum terkumpul, mungkin aku bisa menyicilnya" Desi hanya bisa menyetujuinya sekarang. Tadinya ia tak tega jika galang baru sehari bekerja harus memikirkan ini itu untuk kebutuhannya.
"Yang penting kamu giat dulu dalam bekerja yah...ya sudah sekarang kamu sarapan" pagi ini menjadi pagi kedua untuk galang bekerja. Galang bersyukur untuk hari ini yang masih bisa ia jalani.
~~~
"Mas...mas tidak bekerja? Ini sudah terlalu siang" tepukan di bahu amar membuatnya terbangun. Amar menatap sekeliling. Ahhh sekujur tubuhnya begitu sakit. Ini semua gara-gara ia tidur di sofa ini.
"Ini sudah siang. Mas masih mau ke kantor?" Lisa berisik sekali pikir amar. Ia mencoba mencari jam di dinding. Pukul 09:05 aishh bisa-bisanya ia kesiangan.
Lisa takut dengan raut wajah amar. Salahnya ia tak membangunkan amar lebih pagi. Pagi tadi ia melihat amar begitu nyenyak dalam tidurnya. Ia tak tega membangunkan amar.
"Kenapa tidak membangunkanku?" Tuduh amar.
"Maaf...mas aku salah" hanya itu yang bisa keluar dari mulut lisa.
Amar beranjak dari tidurnya. Meninggalkan lisa begitu saja.
~~~
"Apa kau pelayan baru! Lihat bajuku jadi kotor! Sialan" Galang terlihat hanya menunduk. Di hadapan wanita itu.
"Apa kau bisu juga?"
"Maafkan saya. Biar saya ganti rugi" ide galang.
"Tidak usah. Apa saya terlihat seperti orang miskin!" Galang memejamkan matanya. Semua atensi orang-orang sudah tertuju padanya dan perempuan yang ada di depannya ini.
"Sekali lagi maafkan saya"
"Tidak becus" umpat perempuan itu.
Galang memang tidak sengaja menabrak perempuan itu. Perempuan itu saja yang terus melihat ponsel saat berjalan! Galang jadi jengkel sendiri.
Datanglah kepala pelayan.
"Galang. Sebaiknya kamu segera bereskan kekacauan ini"
"Mohon maaf dengan ketidak nyamanan ini mbak. Biar kita ganti rugi untuk gaun mbak ini?"
"Tidak usah!" Sarkas perempuan itu.
"Sebaiknya kamu lebih hati-hati lagi galang" galang hanya menunduk patuh.
Mata orang-orang terus memperhatikannya. Seolah ia telah melakukan kesalahan yang fatal.
Ini baru dua hari bekerja. Tak apa, nanti juga terbiasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLOfuture
RomanceJangankan untuk mengalihkan dunia mengalihkan dirimu saja ku tak bisa. Sinarnya selalu padam saat kau tak melihatku dan teriknya membuatku ingin menyerah. Tetapi saat musim hujan datang apa kau sudi berteduh di hatiku. Oh .... cinta bahkan sebelumny...