#69

149 13 1
                                    

Memandangi handhonenya dengan pikiran kosong. Seharusnya sekarang Galang memakan makan siangnya tapi tak ia sentuh sekalipun ia hanya memandangi ponselnya menerawang mengapa Hanna tak kunjung menghubunginya. Ini sudah sebulan lebih dari sewaktu ia pulang dari Amerika.

Rasanya hampir setiap hari memandang layar hitam itu.

Menghela nafas kasar lalu mengedarkan pandangannya. Tempat ini sangat ramai karna ini waktunya makan siang untuk para karyawan. Mendorong piring yang berisikan banyak lauk di depannya. Galang sudah tidak bernafsu untuk makan. Ia memilih hanya untuk memainkan poselnya. Menghidupkan datanya. Sudah seharian ini ia tak mengaktifkannya.

Ting

Ting

Ting

Banyak sekali pesan WhastApp disana tertera nama June, Galang tersenyum. Rasanya sudah lama ia tak sekedar saling mengirim pesan dengannya.

Galang mulai membaca pesannya satu persatu.

"Lo udah balik?!!!!!!!!"

"Lang!!!!!!!"

"Kata om Hendra lo ketemu Hanna?!!!!!! Gimana bisa?!!!!!!!!

Galang terkekeh pelan saat June mengetik banyak sekali tanda seru di pesannya. Rasanya Galang bisa mendengar suara June yang menggelegar secara tidak langsung.

Galang tak berniat membalasnya hanya tersenyum tipis yang sepertinya orang lain tidak bisa melihatnya. Galang yang terkesan cuek. Rasanya karyawan disini belum melihat Galang tersenyum lebar.

Bagaimana tak semakin segan di sertai sikap acuh tak acuhnya Galang juga adalah seorang anak Direktur perusahaan ini. Ya saat awal-awal Hendra memperkenalkan Galang ia tak segan untuk mengakuinya bahwa Galang adalah anak kandungnya dari perempuan lain. Hendra rasa tak ada yang perlu di tutup-tutupi. Yang membuat para karyawan terkejut pastinya tak menyangka sang Direktur mempunyai seorang anak dari perempuan lain selain nyonya Diana.

Begitu juga dengan June ia sangat terkejut pastinya. Saat itu Galang ingat betul suara June sangat memekakan telinga mendengar pernyataan darinya.

Tapi sudah hampir lima bulan ini ia sudah lama tak bertemu June yang Galang yakini sedang sibuk-sibuknya mengurus perusahaan ibunya.

"Pak Galang, tidak makan siang?" Galang tersentak kaget. Ia menoleh kearah samping ternyata Gina salah satu karyawan disini.

Dilihat Galang masih diam Gina menguncang bahu Galang pelan.

"Pak Galang kenapa? Tidak makan?" Melihat ke arah depan menunjukan makanan yang masih penuh.

"Tidak" Gina tersenyum mendengar jawaban Galang. lalu duduk di arah depan Galang. Dan mengedarkan pandangannya terlihat orang-orang mulai diam-diam melirik ke arahnya dan Galang. Gina tersenyum tipis biarkan saja apa hak orang lain untuknya ia tak peduli.

"Kenapa? Pak Galang tidak suka makanannya? Biar saja belikan di luar kalau mau, bapak harus makan kalau tidak bapak akan sakit" luar biasa dia begitu sangat baik hati. Gina bangga dengan dirinya sendiri.

"Tidak usah"

"Pak Galang tidak usah sungkan sama saya"

"Hhh...saya harus pergi permisi" Galang meninggalkan tempat itu. Gina tersenyum lebar menundukan kepalanya walaupun Galang sama dengannya sebagai karyawan biasa tetap saja Galang berbeda ia anak dari Direktur yang harus telihat sopan dengan menundukan kepalanya.

HELLOfutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang