#37

57 11 0
                                    

"Apa om amar sedang bekerja?"

Lisa menoleh ternyata enzo, hanya senyuman yang di lihat oleh enzo.

"Kamu mau makan apa? Nanti tante buatkan"

"Seperti biasa....aku ke Hanna dulu..." seakan sudah mengerti lisa memperlihatkan senyumannya kembali semakin lebar dan di iringi dengan anggukan. sekepergiannya bersama Hanna meninggalkan taman belakang, enzo berniat melihat di mana lisa berada. Ia memang berniat meminta lisa membuatkan makanan kesukaannya sewaktu ia selalu bermain dengan Hanna, sebenarnya itu sudah terlalu lama tapi ia masih mengingatnya. Enzo pikir tante lisa tak keberatan.

"Apa ibu akan menginap?"

"Tidak. Mungkin sebentar lagi kami akan pulang" jelas Desi. Seperginya Hanna dan Galang Desi diajak Lisa untuk memasak pastinya Desi tak keberatan. Tadinya Lisa ingin memesan makanan, tetapi setelah di pikir-pikir lebih baik seperti ini, mungkin ia bisa lebih dekat dengan Desi. Sebelumnya ia cukup canggung, tapi setelah mau diajak untuk memasak dan banyak memberitahu wawasan tentang makanan yang Lisa belum tahu, lisa senang rasanya.

"Ya...pastinya kita makan dulu" Desi hanya mengangguk. Ia jadi tak enak menolaknya.

"Gimana kalau nonton film?" Pinta Hanna. Setelah mengobrol tentang kabar dan ini itu Hanna yang terlihat antusias dengan kedatangan enzo ia tak menyangka enzo akan datang kesini ke kota ini. Ia pikir enzo tak akan pernah kesini lagi.

"Ide bagus" balas enzo.

Film itu sudah di putar, keduanya sedang terduduk di sofa dengan posisi yang cukup dekat. Galang melihat itu semua, setelah memutuskan untuk pergi dari taman belakang karena ia merasa bosan. Dan setelah memasuki ruang tamu Galang yang melihat Hanna selalu tersenyum manis dan meladeni candaan-candaan dari pria di sampingnya. Ia rasa semuanya hanya ada kesia-siaan jika disini terlalu lama, lebih baik ia mengajak ibunya pulang. Langkahnya ia belokan ke arah dapur, dari posisi Galang dapur itu bisa terlihat bahwa ibunya dan ibu dari Lisa yang membelakanginya sedang fokus memasak. Galang menghampiri keduanya.

"Bu...apa sebaiknya kita pulang?"

"Ehh...kamu bikin kaget aja...sebentar kita makan dulu, baru pulang" seru Lisa. Galang hanya merespon dengan senyuman.

"Kamu yang sopan kalau ngomong, ibu juga kaget" galang menipiskan bibirnya dan mengangguk. Dan diringi tawaan lisa.

"Maaf"

"Sudah..sudah..sebentar lagi sudah selesai, kamu mending ngumpul sana....sama Hanna...jangan disini...disini panas" cerocos lisa.

Galang keluar dari dapur, menuju ruang tengah. Sedikit memelankan langkahnya. Galang melihat Hanna masih saja tertawa lepas, sesenang itukah? Galang masih saja memandang Hanna, Hanna terlihat bahagia dengan temannya itu, pasti itu teman spesialnya pikir Galang. Galang memundurkan langkahnya lagi berniat untuk duduk di bangku kayu di dekat pintu dapur. Pemandangannya kali ini hanya film yang di tonton Hanna, film romantis tidak ada lucu-lucunya sama sekali tetapi Hanna terus tertawa, mungkin itu pembicaraan temannya yang membuat Hanna tertawa. Baru kali ini Galang melihat Hanna tertawa dengan lepas. Cantik, sangat cantik. Mata Galang tak berkedip untuk beberapa saat.

Galang menggelengkan kepalanya ia tidak boleh seperti itu. Seharusnya ia harus lebih tahu diri, harus bisa menjaga sikapnya. Dirinya memang terlihat tidak pantas dalam segala hal untuk Hanna. Galang sadar akan itu. Seharusnya ia lepas dari tanggung jawab. Jika diteruskan ini akan sangat terasa berat baginya. Galang memandang seluruh penjuru rumah Hanna semakin yakin saja untuk galang mundur dari masalah ini.

"Galang. Kenapa malah disini" suara lisa membuat Hanna dan enzo menoleh kearah keduanya. Desi hanya terdiam sambil membawa sesuatu di tangannya.

"Ah...iya aku sedang duduk bu" terkejut dengan suara lisa dan terlihat semakin bodoh saja dengan jawabannya sendiri.

HELLOfutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang