#28

69 9 2
                                    

"Mohon kerja samanya" pria dengan setelan kemeja hitam itu berkata.

"Iya terima kasih pak...kalau begitu saya permisi" galang menundukan kepalanya. Dan undur diri dari ruangan tersebut. Hari ini ia mulai bekerja, butuh beberapa saat untuk bisa terbiasa dengan lingkungannya saat ini. Banyak sekali orang-orang tetapi ia sudah terbiasa akan hal itu, sewaktu bekerja dengan pamannya. Bedanya orang-orang itu terlihat dari penampilannya...ahh ini kan restoran besar. Galang tak heran.

Gaji yang di tawarkan sangat cukup untuk ibu dan dirinya. Ini jam makan siang terlihat semua pelayan begitu sibuk. Para pengunjung terus berdatangan.

Ini sudah pukul 20:00 galang baru saja pulang. Baru sehari bekerja sudah di berikan lembur. Cukup membuang tenaga galang. Badannya terasa remuk, para pengunjung terus bergilir yang sebagian pulang dan sebagian lagi datang.

Galang mulai keluar dari pintu keluar. Langkahnya terhenti. Ia harus mencari kendaraan umum sekarang. Kaki itu belum beranjak dari tempatnya ia melihat sekeliling. Kendaraan cukup ramai di depannya, tetapi tidak terlihat kendaraan umum yang di maksud. Ia mencoba mengayunkan langkahnya. Tidak bermaksud mengulur waktu untuk pulang. Semoga saja menemukan kendaraan selagi ia berjalan kaki.

Tentunya waktu terus berlalu. Sedikit samar ia menyipitkan matanya yang lelah itu. Itu dia! Kendaraan umum itu dari jarak yang lumayan jauh dari pandangannya. Langkah galang di percepat. Mencoba lebih melebarkan kaki jenjangnya. Sekian menit berlalu ia menaiki kendaraan itu. Tidak ingin terjadi kesalahan ia menanyakan terlebih dahulu tujuan kendaraan ini.

Galang mencoba meluruskan kakinya. Hampir seharian penuh ia berdiri saat bekerja untuk melayani pengunjung. Ujung-ujung jari kakinya ia tekuk-tekukan di balik sepatunya. Rasanya lebih nyaman. Perjalanan memakan waktu tiga puluh menit. Tak apakan jika ia memejamkan matanya sejenak?

~~~

"Angkat lah lang..." sudah beberapa kali june menelpon tetapi galang tak mengangkatnya.

"Tega yak lo!....gue mau curhat ini...." rengek june. Bermonolog sendiri.

Dengan malas june menyibakan selimut hitamnya, ia sudah kesal dengan galang yang tak kunjung mengangkat telpon nya. Sebutlah june seperti perempuan. Ia tak peduli itu! Yang terpenting hatinya saat ini sedang gundah. Ia butuh seseorang untuk mendengarkan keluh kesahnya. Sekarang tidur menjadi opsi yang terbaik.

~~~

"Ma....sekarang kepalaku sering pusing" keluh hanna yang baru saja keluar dari kamarnya. Akhir-akhir ini hanna sering mengurung diri. Rasanya selalu ingin memberi waktu pada dirinya sendiri. Hanna memergoki papanya yang keluar kamar. Saat ia sedang mengambil minum. Melihat papanya yang malah menonton televisi, hanna bergegas ke kamar lisa. Tenyata mamanya belum tertidur.

"Kita kerumah sakit besok?" Hanna menggeleng. Lisa menghela nafas.

"Aku mau tidur sama mama..." hanna terlihat memohon. Ia ingin mamanya menyetujuinya.

"Ayo...." lisa akan segera beranjak.

"Kemana?" Tanya hanna.

"Ke kamar kamu sayang...ayo cepat ini sudah terlalu malam"

"Aku mau disini" lisa mengangkat kedua alisnya. Lalu di mana mas amar akan tidur? Di kamar tamu? Sepertinya mas amar akan menolak.

"Kita tidak bisa tidur bertiga sayang....kamu sudah besar"

"Papahkan bisa tidur di kamarku" lisa. Mengangguk mengerti.

"Mamah kebawah dulu yah...papamu belum juga kembali"

"Mas...hanna mau tidur di kamar kita...mas tidur di kamar hanna yah?"  Pinta lisa.

Amar masih memandang televisi di depannya.

HELLOfutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang