"Aku mohon...seharusnya kamu jangan pernah kembali lagi"
"Desi...dengarkan aku dulu...aku hanya mau kamu kembali"
"Mas! Sudahlah! Sekarang keadaanya sudah berbeda"
"Berbeda bagaimana? Aku masih mencintaimu! Aku harap kamu tau itu"
"Mas! Tolong hargai keputusanku"
"Desi...maafkan aku, tentang pernikahan itu..."
"Tidak. Bukan itu masalahnya"
"Lalu apa? Apa karena Diana? Aku mohon, beri satu kesempatan saja"
"Jika benar karena Diana! Lalu kamu mau apa?!"
"Maafkan aku"
"Sekali lagi maafkan aku"
Ini sudah pukul 22:00 tak menyangka akan datang seseorang yang membuat Desi terkejut dan sangat tidak di sangka. Mas Hendra? Hhh rasanya baru beberapa hari lalu ia merindukannya. Tapi ia juga benci saat melihat wajah Hendra.
Hendra, ia bertamu ke rumah Desi, setelah pesuruhnya menemui informasi terbaru tentang Desi, dalam jangka beberapa hari Hendra memutuskan untuk menemui Desi. Saat tau Desi mempunyai seorang putra, apa yang disembunyikan Desi darinya? ia sangat penasaran maka dari itu, ia berniat menemui Desi secara langsung.
"Maafkan aku jika aku membuat dua kesalahan" Dengan tatapan nyalang Desi menyorot wajah Hendra nyalang. Apa yang di maksud perkataan Hendra?
"Saat itu, a-apa kamu sedang mengandung?"
"Apa yang kamu bicarakan. Aku tidak mengerti"
"Beberapa bulan sebelum pernikahanku dengan Diana, apa kamu sedang mengandung?" Hendra menyorot wajah Desi intens.
"Tidak" elak Desi.
"Desi aku mohon"
"Cukup! Kamu sedang memohon tentang apa mas! Tidak perlu seperti itu" rasanya matanya sudah sangat panas, ingin sekali ia mengeluarkan air matanya.
"Aku tau dari saudaramu" Desi menatap Hendra balik. Apa bibi juga memberitahu tentang Galang? Kenapa tidak memberitahunya juga?! Jika bibi mengatakan segalanya!
"Jika dihitung dari bulan kelahirannya, aku sangat yakin kamu sedang mengandung waktu itu"
"Sudah. Lebih baik kamu pergi dari sini" Desi tidak mau Hendra mengetahui keadaan Galang, ia tidak mau jika nanti Galang akan pergi darinya.
"Aku tidak akan pergi sebelum kamu memberitahuku"
"Jangan buat aku memaksamu...Desi aku mohon...jangan seperti ini"
"Iya aku sedang mengandung waktu itu! Puas kamu?! Sekarang kamu apa?! Hah?! Ingin merebut anaku?! Iya?!" Nafas Desi terengah, airmatanya luruh begitu saja tak bisa dibendung.
Hendra tersentak dengan sentakan Desi yang beruntun, sungguh ia tak pernah melihat Desi berkata sekeras itu sebelumnya. Yang ia tahu Desi itu sangat lembut dalam bertutur kata. Ini seperti bukan dirinya.
"Maafkan aku" sambil meraih tubuh Desi erat. Pastinya Desi memberontak, tetapi Hendra tidak berniat melepaskan Desi.
"Maaf...aku memang brengsek..." Hendra jadi teringat saat hubungannya dan Desi tidak direstui oleh orang tuanya, dan orang tuanya malah mengenalkan dirinya pada Diana, tidak ada ada yang memberitahunya, tiba-tiba saja orangtuanya mempersiapkan pernikahannya dengan Diana. Pada saat itu, Hendra begitu kalut, bagaimana dengan Desi? Ia sangat mencintai Desi.
Lelah dengan sikap ibu apalagi ayahnya yang terlalu pemaksa jika ia harus segera menikah dengan Diana. Sampai saat suatu malam, Hendra mendatangi kontrakan Desi. Saat itu Desi adalah seorang perantau yang bekerja di perusahaan Ayahnya sebagai office girl yang gajinya tak seberapa. Tapi ia bisa menghidupi kebutuhan sendiri, kedua orang tuanya sudah meninggal sejak ia kecil, maka dari itu Desi harus terbiasa untuk hidup mandiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
HELLOfuture
RomanceJangankan untuk mengalihkan dunia mengalihkan dirimu saja ku tak bisa. Sinarnya selalu padam saat kau tak melihatku dan teriknya membuatku ingin menyerah. Tetapi saat musim hujan datang apa kau sudi berteduh di hatiku. Oh .... cinta bahkan sebelumny...