"Maaf"
Hanna melihat wajah Galang dari bawah. Mengapa Galang meminta maaf.
"Karena gue-" dengan tatapan lurusnya tanpa melihat Hanna.
"Kalau waktu itu gue-" Galang memotong pertengahan kalimatnya lalu membuang nafas pelan. Mengingat kejadian itu sungguh membuat merasa bersalahnya semakin membuncah.
Lalu pandangannya di alihkan pada Hanna.
"Maaf" sekali lagi Galang bicara. Hanna yang mendengarnya merespon dengan anggukan kecil tanpa ada senyum di sana.
Saling pandang tanpa arti. Melihat pandangan Galang semakin dalam, Hanna memutuskan pandangan itu lebih dulu.
"Makasih" ucap Hanna dan mulai bangun dan terduduk di sisi Galang dengan punggung menyender di kepala ranjang.
Galang pun menghentikan kegiatannya memijat kepala Hanna.
Hening sesaat.
"Gimana perasaannya setelah ketemu sama Ayah lo?" Keduanya tak saling berhadapan hanya pandangan lurus kedepan dengan satu arah yang sama.
"Jujur gue gak tau" setelah Galang terlihat tersenyum tipis. Hanna bisa melihat karena lemari yang terdapat kaca di depannya.
"Kenapa?" Penasaran Hanna.
"Apanya?" Tanya Galang.
"Hh...." Hanna mulai menatap malas Galang.
"Lo gak merasa senang? Lo baru sekarang kan ketemu Ayah lo?" Ya Hanna mendengarkan dengan baik percakapan mereka, Galang dan Ayahnya dari percakapan yang mereka lakukan seolah-olah memang baru pertama kalinya mereka bertemu.
"Siapa yang tidak senang?" Galang beralih menatap Hanna langsung di sampingnya.
Lalu tersenyum pilu.
Hanna yang melihatnya terlihat kebingungan. Lalu Galang kembali meluruskan pandangannya.
Sepertinya Galang tak berniat berbicara lagi.
Mendengar pertanyaan Hanna barusan sungguh membuat hatinya kecewa pada pria itu. Ayahnya?
Ayahnya sempat bercerita bahwa ia sangat mencintai ibunya. Akan tetapi Ayahnya tak menceritakan kenapa mereka tidak bisa bersama.
Itu terdengar seperti pengecut.
Dan pada malam itu pun Galang merasa, untuk apa pria itu datang kemari setelah sekian lama pergi. Sejujurnya ia pun belum tau, hal apa yang menyebabkan semua ini terjadi. Ia belum bertanya pada ibunya, karena ia melihat setelah kepulangan Ayahnya itu ibunya seperti tak membahas pria itu sedikitpun. Atau sekedar bertanya pada Galang pun tidak, karena memang pada malam itu Galang cukup banyak mengobrol dengan Ayahnya itu.
Mata Galang terlihat memerah. Menghela nafas pelan.
"Menurut lo alasan apa yang membuat dia kesini?"
Hanna mengubah posisinya menghadap Galang.
"Mmm...gue gak tau pasti. Mungkin mau memperbaiki kesalahannya terdahulu? Mmm....ini menurut gue sih. Seseorang yang telah lama tidak bertemu dan tiba-tiba saja datang atau mungkin Ayah sama ibu lo mempunyai sesuatu masalah yang belum terselesaikan? Hehe...so tau ya gue?" Kekehnya sambil melihat Galang yang tidak tersenyum atau bereaksi sedikitpun.
"Ya itu cuman opini gue...atau mungkin mau ketemu lo?"
"Tapi kenapa baru sekarang?" Cicit Galang.
"Ahhh....mana gue tau...ya seharusnya lo tanya ibu aja" Hanna kembali merebahkan tubuhnya di kasur.
Menghela nafas sedikit kasar.
![](https://img.wattpad.com/cover/285249918-288-k560751.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLOfuture
RomanceJangankan untuk mengalihkan dunia mengalihkan dirimu saja ku tak bisa. Sinarnya selalu padam saat kau tak melihatku dan teriknya membuatku ingin menyerah. Tetapi saat musim hujan datang apa kau sudi berteduh di hatiku. Oh .... cinta bahkan sebelumny...