#33

65 9 3
                                    

Sengaja ia mengulur waktu. Tentang dirinya yang sedang merasakan rasa gelisah. Ketukan sepatu di atas aspal yang sama menunjukan bahwa ia sedang terdiam pasif di suatu tempat.

Taman terasa sejuk. Ini menjelang sore hari, tetapi galang belum melanjutkan langkahnya untuk pulang kerumah. Taman dekat restoran menjadikannya tempat untuk sekedar menghilangkan rasa lelahnya sejenak. Lelah dalam artian hal lain. Pernyataannya yang membuat ibunya kecewa. Dan soal hanna... mengapa ia bisa terjebak dengan semua ini?

Kenyataan yang tak sejalan. Ia harus memulainya dari mana dahulu? Apa ia harus mendatangi hanna. Tetapi ia berbeda kota sekarang. Berarti ia harus meninggalkan pekerjaannya untuk waktu sementara.

Cukup untuk memikirkan segala hal yang tiada arti. Tiada arti karena galang hanya diam, belum melakukan apapun. Tempat ini cocok untuknya menyendiri, tetapi waktu semakin gelap, galang harus segera pulang sekarang.

~~~

"Apa ibu sudah makan?"

"Sudah. Kamu saja duluan" Desi terlihat sibuk dengan acara menyapu lantai.

"Jika ibu belum makan. Sebaiknya makan bersama"

Desi mendengus. Apa galang sengaja memaksanya?

"Bu...jangan seperti ini terus. Aku minta maaf soal itu..." galang berkata dengan sungguh-sungguh.

"Siapa perempuan yang kamu hamili?" Galang seketika terdiam. Mulutnya mulai terbuka...

"Sewaktu itu...." galang mencoba menceritakan segalanya pada Desi. Tidak ada waktu lagi. Sepertinya ini jalan yang tepat.

Desi masih mengerjakan pekerjaannya. Tetapi telinganya terus mendengar penjelasan galang.

"Apa perempuan itu meminta pertanggung jawaban?" Galang mengangguk. Ia melihat Desi melihat kearahnya.

"Kenapa kamu baru menceritakannya sekarang? Untuk kedua kalinya ibu kecewa" tekan Desi.

"Maaf. Maafkan aku bu..."

"Sekarang apa keputusanmu?" Galang tampak bingung. Sangat ketara dari mimik wajahnya. Desi melihat semua itu.

"Aku bingung bu" ucapnya sambil menatap Desi sendu. Desi terlihat mengontrol emosinya.

"Kamu sudah membuat kesalahan besar galang! Apa kamu tau itu?! Dan sekarang kamu mengatakan bingung? Kamu harus bertanggung jawab bukan?" Nyalang Desi.

"I'iya...aku akan melakukannya"

Desi tidak habis pikir dengan semua ini. Ini semua seperti batu besar yang menimpanya secara tiba-tiba.

"Kamu harus mempertemukan ibu dengan perempuan itu" final Desi.

Galang gelagapan "i'iya..."

Desi terlihat sudah selesai dengan pekerjaan menyapunya. Ia menghampiri galang.

"Makanlah" galang menuruti perintah Desi. Makanan yang dihadapannya belum ia sentuh. Ia sampai melupakannya, karena ibunya tiba-tiba membahas perempuan itu hanna.

"Apa orang tuanya sudah tau?"

"Iya" Desi menghela nafas.

"Apa kamu masih punya muka?! Setelah orang tuanya tau putrinya kamu hamili? Ibu tekankan lagi seharusnya dari awal kamu bercerita" melemah di akhir kalimatnya. Desi terus menatap galang. Sungguh ia terbawa emosi sesaat.

"Habiskan" perintah Desi, saat tau galang mendorong piring yang masih tersisa.

"Aku kenyang bu"

"Sekarang kamu mau kemana? Ingin menghindar dari ibu?" Bukan maksud ia ingin menghindar dari ibunya. Galang butuh waktu sendiri sekarang. Dikamar mengurung diri sepertinya rencana yang bagus.

HELLOfutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang