#4

164 18 2
                                    

"Bisa lo...jelasin?" Todong galang.

"Lo tau tiga tahun lalu...." june sekilas menerawang atap-atap langit dengan nyalang dan menghela nafas kasar "bokap gua korupsi besar-besaran...." sangat terlihat mata june sedikit memerah "tak lama setelah itu....selang satu bulanan ada kabar ...bokap gua ngebunuh orang...menurut kabar, itu kekasihnya gue gak percaya...karena selama ini terlihat sangat harmonis, orang tua gua......lebih syoknya kenapa bokap gue ngebunuh kekasihnya, lo tau kenapa?" Tanya june. Galang menggeleng "perempuan itu hamil, nyatanya gua dan nyokap gua gak pernah tanya langsung sama bokap gue apa itu bener, karena terlalu kecewa akan sikap nya" tuntas june.

"Sekarang.....? " tanya galang.

" bokap gua...?" Di balas anggukan oleh galang.

"Di penjara....seumur hidup...dan lo liat semua ini fasilitas yang gua punya ini nyokap gua...dia begitu luar biasa".

"Maksud lo gak punya teman karena ini semua?"
Ya june mengiyakan pertanyaan galang...orang-orang di kota ini tau dia anak seseorang yang terpandang, tetapi apa sekarang, semuanya sudah tercoreng.

"Gue berasa hidup sendiri...nyokap gue terlalu sibuk untuk semua ini, teman-teman gua dulu menjauh, seakan gua ini parasit, bahkan orang yang gua cinta" Tegas june.

"Pacar?" Dan di angguki oleh june.

Ya kali ini ia mengerti, galang mengerti, tak sepenuhnya orang yang kita kenal akan menerima kita apa adanya.

Hidup memang seperti itu bukan?

Jam sudah sore galang harus bergegas pulang, ia harus bekerja, pukul 15:00 ia harus segera berada di warung pamannya, seperti rutinitas biasanya.

"Yakin lo gak mau gue anter?"

"Ya. Lagian di depan ada ojeg kan?" June hanya mengangguk. Dan galang sebenarnya ia tidak enak harus selalu merepotkan june, lagi pula dua puluh ribu di kantongnya cukupkan? untuk sampai di kos an nya. Cukup dekat jika memakai ojeg.

"Lang...tolong buatin dulu lima porsi, paman mau ke belakang dulu, cepat, pelanggan nya udah nunggu..tuh bapak-bapak pake baju biru" Ucapnya, sambil menunjuk ke arah pria dewasa tersebut.
Dan hanya diangguki oleh galang.

"Bang ...dua yah cepetan" galang menoleh.
"Iya mas antri yah masnya bisa duduk dulu"
Galang kembali sibuk dengan pekerjaannya.

"Tapi saya buru-buru nih...saya dulu lah..."

"Sebentar...loo.....loo....yang...yang yang mana yah..bentar..oh!lo yang kapan hari di kantin sama hanna yah!?" Galang langsung menoleh, dan mengerenyitkan dahinya.

"Gue deri" bodo amatlah jika ia di cap sok akrab, memang begitu wataknya. Galang semakin heran.

"Ya...pasti lo...gak kenal gue...lo harus kenal gue, gue buka toko serba ada, ahhh mmm maksudnya bisnis online yah...makin banyak custemer makin baik kan haha....kalau butuh apa-apa ke gue aje...yeh..." merasa tidak mendapat respon apa-apa, deri jadi canggung sendiri.

"soal mascara yang di pake hanna lo jangan kasih tau itu bodong" deri dengan bangganya memperlihat kan giginya, sangat senang sepertinya.

"Lo temen nya ya...waktu gua liat lu di kantin, dan ngebahas mascara yang di beli dari gua, gua udah liat tuh si hanna kek orang yang mau nyekik,....merinding gue langsung cabut" lelaki itu cekikikan sendiri melihat hanna dengan penderitaan mascara bodongnya.

Galang langsung berfikir dan mengingat apa yang di katakan hanna memang benar, orang yang bernama deri benar-benar aneh. Lihat saja ia terus berbicara tanpa henti.

"Nama lo?"
"Galang."

Deri membulatkan mulut nya, dan terlihat terkekeh kembali. Orang aneh pikir galang.

HELLOfutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang