Ini masih di pagi buta, tetapi Hanna sudah melihat Galang yang sangat sibuk kesana kemari. Bukannnya ia tak pernah melihat Galang untuk bangun pagi, tapi kali ini lebih pagi dari biasanya, pukul empat pagi Galang sudah terbangun.
Tak sengaja Hanna terbangun dari tidurnya karena suara berisik Galang di dapur sana. Ia bisa melihat Galang karena pintu kamar yang mungkin saja Galang lupa menutupnya.
Kepalang sudah terbangun.
"Kenapa masak pagi-pagi sekali?" Parau Hanna sambil mengucek matanya pelan. Ia menghampiri Galang di dapur.
"Oh..." Galang sekilas melihat kearah Hanna yang menempelkan tubuhnya di pintu yang terbuka.
"Nanti pagi gue mau ke rumah ibu, semuanya sudah beres, tinggal masak" otomatis Hanna memutar kebelakang, di mana ruangan tengah terlihat sudah di pel oleh Galang, karena ia bisa merasakan lantainnya masih basah.
"Kerumah ibu?"
"Iya. Mau ikut?" Ajak Galang sambil menganduk masakannya.
"Hm?" Bukannya ia tak mendengar perkataan Galang.
"Tidak ikut juga tidak masalah" acuh Galang.
Hanna mendengar penuturan Galang yang terdengar acuh. Dan masih memperhatikan Galang dengan kesibukannya.
"Gue ikut" ucap Hanna lalu meninggalkan Galang di dapur. Respon Galang hanya memutar tubuhnya sebentar untuk melihat Hanna yang pergi dari sana.
"Apa dia juga sudah mencuci?" Gumam Hanna. Tadinya ia ingin berinisiatif mencuci walaupun ia belum pernah melakukannya. Hhh...sungguh memalukan.
Hanna yang melihat keranjang cucian yang sudah kosong lalu pergi untuk melihat cucian yang sudah Galang cuci. Jujur selama Galang dirumah ini, Galanagalah yang mencuci semua pakaiannya.
Walaupun mencuci dengan mesin, tetap saja ia tak bisa melakukannya, ia tak bisa memakai benda itu.
Suasana pagi ini sangat dingin dan menusuk, apalagi Hanna memakai pakaian semalam. Sepertinya hujan semalam sangat lebat hingga genangan air masih terlihat.
Hanya melihat dari kejauhan Hanna sudah melihat pakaian-pakaian itu. Karena posisinya di belakang ia tak berani, pagi ini masih cukup gelap.
Cepat-cepat Hanna masuk dan menutup pintunya rumahnya kembali.
"Dari mana?" Suara Galang membuat Hanna terkejut. Hanna membalikan tubuhnya.
"Dari luar"
"Ngapain?" Tanya Galang.
Hanna mengerutkan keningnya.
"Enggak ngapa-ngapain" Geleng Hanna. Dan Hanna pergi dari hadapan Galang begitu saja.
Sedikit bingung dengan jawaban Hanna, Galang tidak ambil pusing.
~~
"Lo mau ikut?"
"Iya. Gue kan udah bilang kalau gue mau ikut" ucap Hanna, tanpa melihat Galang. Lalu duduk untuk memakan sarapan yang sudah Galang siapkan.
"Hm" bukan seperti itu, ia hanya takut salah dengar. Karena hanya berucap seperti itu dengan suara kecil.
Selama Galang mengajaknya untuk kerumah orangtuanya dan sikap Hanna yang seperti menolak, tetapi kenyataannya ia hanya semata-mata masih terlalu merasa berduka karena orang tuanya yang meninggalkannya secara tiba-tiba.
Mengingat itu, badannya jadi lemas seketika. Galang yang melihat Hanna belum menyendokan makanannya dan malah terbengong.
"Hanna" Hanna tersentak, karena Galang memanggilnya. Dan Hanna mulai menyuap kan sesendok penuh makanan kedalam mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLOfuture
RomanceJangankan untuk mengalihkan dunia mengalihkan dirimu saja ku tak bisa. Sinarnya selalu padam saat kau tak melihatku dan teriknya membuatku ingin menyerah. Tetapi saat musim hujan datang apa kau sudi berteduh di hatiku. Oh .... cinta bahkan sebelumny...