#42

63 9 0
                                    

"Sore tadi kami ketemu Galang di rumah sakit" jelas lisa. Lisa sebelumnya menjelaskan keberadaannya di kota ini, dan keadaannya sekarang, rasanya Lisa perlu menjelaskannya lebih awal, itu lebih baik. Sampai dimana Lisa menyatakan pertemuannya dengan Galang di salah satu rumah sakit.

"Rumah sakit?" Jelas Desi terkejut, Galang tak menceritakan tentang itu. Desi tau Galang sedang sakit, tapi Galang tidak membicarakan rumah sakit.

"Iya bu, apa Galang tidak bercerita?"

"Tidak, Galang tidak menceritakan apapun, tapi yang terpenting Galang sudah lebih baik sekarang" lisa pun mengangguk setuju.

"Bu...kebetulan kami berdua sudah disini, kami apa...ibu setuju jika membicarakan anak-anak kita tentang pernikahan?" Awalnya Desi terdiam tetapi setelahnya...

"Iya saya setuju, lebih cepat lebih baik"

Entah mengapa Lisa lega mendengarnya.

"Bagaimana mas?" Mas Amar belum mengatakan keputusannya tempo hari, dan hari ini sepertinya waktu yang tepat. Suaminya ini belum bereksi apapun hanya melihat bergantian wanita-wanita disamping dan didepannya.

"Mas?" Tegur Lisa. Setelahnya Amar hanya mengangguk menyetujuinya. Lagipula tak ada gunanya menggugurkan kandungan Hanna, dengan keadaan sekarang yang sedang kacau-kacaunya, ia tak akan membuat masalah baru. Pikir Amar.

"Syukurlah...." helaan nafas Lisa terdengar.

"Kalau begitu... harus segera menentukan tanggalnya" final Desi,  Dan saat itupula ketiganya berdiskusi kapan pernikahan Galang dan Hanna di laksanakan. Ini keputusan yang tepat untuk menikahkan mereka berdua. Keraguan itu pasti ada diantara kedua belah pihak, tetapi ini tetap harus dilewati walaupun berat.

~~~

"Kalau lo?" Hanna bertanya balik, Galang terdiam, memangnya jawaban apa yang harus ia berikan?

Duduk di hadap Hanna yang tersekat meja kecil, Galang memperhatikan mata Hanna intens dengan ekspresi datarnya, lalu menghela nafas kasar.

"Gue gak punya jawaban apapun" Galang berkata seperti itu, tetapi tatapannya belum beralih. Karena tatapan Galang Hanna menjadi sedikit terbawa suasana. Seketika hatinya mencelos. Hatinya kosong begitu saja.

Mengalihkan tatapannya ke arah lain dan meremas jari jemarinya, Hanna jadi bingung sendiri, mengapa rasanya seperti ini? Seperti seseorang yang tidak mempunyai harapan.

Galang yang melihat Hanna mengalihkan pandangannya sekali lagi berbicara...

"Lagi pula gak ada yang bisa lo harapkan dari keberadaan gue, lo tau kan?....tidak ada perasaan apapun diantara kita" tak melihat ke arah Galang tetapi pendengarannya sangat jelas mendengarkan perkataan Galang barusan.

"Ya...itu memang benar adanya" Hanna menipiskan bibirnya lalu tersenyum terpaksakan.

"Nak? Maaf ibu ganggu, ibu mau ngomong, cepat ke ruang tengah" tak ada suara hanya anggukan yang di berikan Galang dan Hanna.

"Begini...kalian akan segera menikah dalam waktu dekat ini" Lisa menjeda ucapannya mencoba melihat wajah Hanna dan Galang. Tak ada respon apapun, Lisa melanjutkan ucapannya.

"Mmm...kalian bersedia bukan? Mama rasa ini keputusan yang tepat" tatapan Lisa meyakinkan Hanna. Dan Hanna sedikit melirik kearah Galang yang berada disampingnya. Terlihat Galang hanya diam seperti tak mempermasalahkannya, tapi ia jadi ingat perkataan Galang beberapa menit lalu...

"Lagi pula gak ada yang bisa lo harapkan dari keberadaan gue, lo tau kan?....tidak ada perasaan apapun diantara kita"

Lisa masih diam, tapi tak ada yang meresponnya, Lisa menyimpulkan bahwa ini adalah final.

HELLOfutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang