#60

80 15 2
                                    

Beberapa tahun kemudian......

Melihat salju yang terus turun Hanna hanya terus memandanginya dengan seorang anak kecil di pangkuannya. Dan menghadap jendela kaca mobil sepertinya menjadi posisi yang lebih menarik dari pada terus mendengarkan ocehan seseorang di sampingnya.

"Tenang nona hanya perlu menandatangi berkas itu, setelahnya kami akan mengelolanya dengan baik. Tidak perlu khawatir nona" Hanna hanya acuh tak berniat meladeninnya.

"Asal nona tahu bahwa tuan yuanwar itu sangat baik mana mungkin dia menghianati nona. Kalau tidak salah sekarang ini nona tinggal bersama tuan yuanwar?"

"Asal anda tau anda sangat berisik" sarkas Hanna. Hatinya sedang tidak baik-baik saja saat ini. Mengapa semua orang tidak mengerti itu. Apakah mereka tidak melihat respon apa yang di berikan Hanna?

~~~

Beberapa tahun yang lalu....

Flasback on....

"Kamu akan tinggal disini...." Yuanwar memperlihatkan kemewahan rumahnya. Ini bahkan bisa di sebut mansion. Sangat luas.

Mata Hanna yang sayu akibat lelahnya di perjalanan. Tidak biasanya akan merasakan seperti ini walaupun perjalanan sangat jauh. Pasti ini karena ia sedang mengandung. Bahkan saat inipun ia sudah merasakan pusing di kepalanya.

"Ahhh....sepertinya wajahmu sangat lelah...." Menuadari itu Yuanwar langsung menepuk tangannya beberapa kali dan lihatlah seorang perempuan paruh baya datang pada mereka.

"Antarkan dia ke kamar yang telah di siapkan"

"Baik tuan....ayo non...biar saya yang bawakan" kedua tas besar itu ia berikan pada perempuan paruh baya itu. Peduli apa ia sangat sudah tidak kuat untuk mengangkatnya.  Hanna yang sudah tidak tahan ingin merebahkan tubuhnya pun langsung mengikuti perempuan paruh baya itu.

"Kata tuan Yuanwar kamu saudara tuan Yuanwar?" Hanna mengangguk. Ia pun baru mengenal Yuanwar atas pernyataannya tempo hari. Dengan begitu yakinnya Hanna mempercayai dengan bukti-bukti yang Yuanwar berikan.

Mendengar jawaban perempuan di sampingnya. Pelayan itu merasa janggal.

"Kamu sedang hamil?" tidak bisa di pungkiri pelayan itu melihat Hanna terus mengelus perutnya yang sedikit membuncit.

"Iya. Apa ini masih jauh?"

"Ah sebentar lagi. Kita hanya perlu berbelok satu kali lagi" kasian sekali perempuan ini. Apa dia termasuk pekerja tuan Yuanwar. Akan tetapi jika hanya pekerja clubnya tuan Yuanwar, bagaimana bisa ia tinggal satu atap bersama tuan Yuanwar. Tapi tuannya bilang bahwa perempuan ini salah satu saudaranya, jika begitu kenapa tuannya malah memilihkannya kamar yang terletak tepat di belakang mansion? Tapi satu hal ia tidak bisa menanyakan hal itu pada tuannya. Jika ia melakukannya saat itu juga kemungkinan besar ia akan di pecat. Karena itu bukan ranahnya. Bukan urusannya. Hhhh....tuan Yuanwar itu memang sangat keras sifatnya.

"Sampai....kita sudah membersihkannya nona...kalau begitu saya permisi untuk membawa makan siang anda" Dengan senyuman ramahnya Hanna mengangguk.

"Iya terima kasih" setelahnya Hanna menutup pintu kamar. Rasanya ia ingin segera tidur siang ini. Sungguh tubuhnya terasa pegal semua.

Melihat ponselnya yang ternyata sudah mati karena kehabisan batrai Hanna langsung mengcasnya.

"Non....makan dulu..."

"Non..."pelayan itu menepuk pelan pipi Hanna.

Mengerejapkan matanya atensinya langsung melihat pada makanan yang di berikan pelayan itu. Sangat menggiurkan. Hanna sudah tidak sabar untuk memakannya.

HELLOfutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang