#31

66 9 2
                                    

"Kenapa kamu tidak memberi tahuku surat ini" lisa tergesa memasuki kamarnya. Saat suara amar terdengar memanggil. Lisa mencoba mendekat. Ahh surat itu....

"Maaf mas...waktu itu. Setelah hasilnya keluar. Kamu terlihat tak peduli. Jadi aku hanya diam. Maafkan aku. Jika itu salah" memang saat itu. Setelah amar selesai melakukan tes. Amar keluar dari ruangan tersebut begitu saja. Amar pikir lisa bisa menanganinya sendiri. Amar menghela nafasnya. Di dudukan bokongnya pada sisi ranjang dan mencermati surat tersebut. Lisa mencoba menjelaskan apa yang dikatakan dokter waktu itu....

"Apa harus melakukan semua itu?" Tanya amar setelah membaca hasil suratnya.

"Iya. Sebaiknya mas rutin melakukan itu semua. Dan kata dokter, diagnosis dan pengobatan yang tepat waktu adalah kunci keberhasilan pemulihan....sebenarnya aku kurang paham...sebaiknya kita rutin saja mendatangi rumah sakit. Kita konsultasi lebih lanjut" lisa mengutarakan pendapatnya.

Amar menganggukan kepalanya mengerti.

"Hh...sepertinya aku sedikit telat sekarang..."

"Mas....tidak sarapan dulu?"

"Tidak usah...ada meeting penting" lisa mengerti amar sedang buru-buru. Lisa memandang punggung amar sampai menghilang di balik pintu.

~~~

"Banyak sekali panggilan" kerutan di kening galang terlihat.

Nanti sajalah ia menelpon balik. Sekarang ia harus bergegas untuk berangkat bekerja.

~~

"Iya. Ini dengan siapa?"

"Saya lisa mamanya hanna" tiba-tiba saja ada yang menelponnya. Tadinya galang hiraukan karena ia sedang bekerja. Tetapi panggilan itu terus menerus mengganggunya. Mungkin ada hal penting hingga terus memanggilnya.

"Ohh.. iya. Ada apa ya bu?" Mengapa ibunya hanna menelpon?

"Apa kamu sedang sibuk?"

"Tidak apa-apa bu...jika ada hal yang penting katakan saja" jelas galang

"Ahh...tidak. sebaiknya kamu selesaikan pekerjaanmu. Nanti saya telpon lagi" jika ia ingin jujur. Ini cukup mengganggu. Tapi ia tak enak jika harus berkata demikian.

"Mmm...baik kalau begitu"

"Iya saya tutup" galang memandang handphonenya. Ada perlu apa ibunya lisa menelponnya?

Sebaiknya ia harus bergegas untuk melayani pengunjung. Ia tak mau jika terjadi sesuatu yang tidak di inginkan. Kesalahan fatal yang membuatnya di pecat. Galang menggeleng cepat. Ia berpikiran terlalu dalam.

~~~

"Kamu membeli baju baru?"

"Tidak. Ini pemberian june. Temenku bu. Baru galang pakai" sebenarnya ia sangat sungkan menerima pemberian june ini. Sampai akhirnya tak salah jika ia menerimanya, toh june memberinya dengan hati bukan?

"Makan dulu....tumben tidak lembur?"

"Iya. Rasanya senang tidak lembur...badanku bisa beristirahat lebih lama" kekeh galang.

Desi menanggapi perkataan galang dengan sendu. Dirinya selalu tak tega jika galang terlalu bekerja keras. Sedari kecil, galang selalu menjalani hari-harinya dengan bekerja keras. Sewaktu sekolah ia terus belajar dan belajar...bahkan sebelum masuk Sekolah Dasar...ia selalu membantu desi dalam hal apapun. Membantunya di sawah. Mencuci baju, memasak, jika Desi sedang sakit. Desi merasa terlalu banyak membuang keringat galang di usia belianya. Tak pernah galang bermain seperti anak-anak seusianya. Galang terlalu penurut. Galang terlalu patuh. Galang terlalu perhatian padanya.

HELLOfutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang