#24

69 11 0
                                    


Sudah pukul 19:00 malam semakin pekat. Galang menyusuri jalan setapak yang tak bisa di lewati kendaraan. Motorpun rasanya sulit. Ini area persawahan. Terlihat sudah tidak ada aktivitas penduduk. Sekitar lima menit lagi galang sampai di rumahnya. Rumah yang selalu ia jadikan tempat pulang. Ia belum sempat menelpon bibinya bahwa ia akan pulang.

Sampai mana ia sekarang?

Pintu kayu ini. Ia tak sabar mengetuknya.

"Assalamualaikum...bu..." tak ada sahutan.

"Assalamualaikum...bu...." pintu terbuka.

"Wa'alaikumsallam...galang...kamu pulang hari ini! Ibu senang kamu pulang!" Pelukan ibunya yang selalu galang rindukan, begitu hangat. Lama sekali ibunya memeluk, galang tak keberatan.

"Bu...bu...sebaiknya kita masuk. Sudah malam" ujar galang.

"Ahh....cepat masuk. Pasti kamu lelah. Apa lancar perjalanannya? Kenapa tidak menelpon bibimu dulu? Ya ampun apa kamu sedang sakit? Pucat sekali. Pipimu sampai tirus begini"

"Aku baik-baik saja" senyum galang terus mengembang. Jujur galang merasakan pusing sekarang. Mungkin karena perjalanan yang jauh. Perutnya terasa kosong ia baru makan sekali, itupun pemberian dari hanna.

"Apa paman tau kamu pulang?" Galang mengangguk. Sebelum ke terminal galang menyempatkan untuk menemui paman jaka dahulu. Saat itu pula ia berniat menanyakan mengapa sang ibu menyuruhnya pulang. Tetapi paman jaka tak tahu mengenai hal itu. Ia pikir pamannya tahu.

"Iya. Aku berkunjung ke tempat paman"

"Kamu langsung istirahat saja" desi bergegas ke belakang untuk menyiapkan makanan untuk galang.

Kamarnya tidak ada yang berubah terlihat sama. Tembok kokoh walaupun cat yang sudah terlihat pudar menjadi pemandangan yang ia rindukan.

Ia ingin menyakan soal kepulangannya pada ibunya. Tetapi galang mengurungkan niatnya. Ini sudah malam lebih baik ia beristirahat. Sakit kepalanya belum membaik.

Calling.......

Galang belum sempat membuka bajunya. Suara getaran di handphonenya mengalihkan atensinya. Hanna... mengapa hanna sering sekali menghubunginya?

"Hai..."

"Ada apa?"

"Mmm...kayaknya lo udah dirumah lo?"

"Iya. Sudah sampai"

"Mmm...iya...mmm tadi justin mengirim pesan. Katanya besok dia mau kerumah gue..." terdengar helaan nafas kasar di sebrang sana.

"Oh..ya?"

"Iya"

"Ya sudah...gue mau mandi"

"Sebentar,"

"Kenapa lagi?" Sungguh galang sangat lelah sekarang. Dan jujur hanna mengganggunya.

Hening...

"Lo tau gak? Gue lagi pengen rujak" galang mengerutkan keningnya. Malam-malam begini?

"Terus..."

"Ini udah malem pasti gak dibolehin sama mama"

"Ya terus..."

"Ishh...gak asik ngomong sama lo! Lo ngomongnya jangan cuek dooong ahh! Hiks..." Apa hanna menangis. Galang mendengar isakannya.

"Ahh..iya..iya..nanti besok aja kalau gitu. Ibu lo pasti marah, sudah jangan nangis" Galang yang tadinya hampir menutup matanya tidak jadi karena teriakan hanna. Galang hanya duduk di bangku kecil sambil menopang kepalanya. Berdenyut seketika kepalanya.

HELLOfutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang