Terlihat berbeda dari biasanya, sore ini langit begitu cerah, awan hitam yang biasanya menyelimuti matahari kini tiada. Hangat, ini bisa di rasakan, mentari sore yang hangat, hanna suka.
"Mah...apa harus? ...Kita bisa memberitahu justin jika aku hamil...aku tidak mau menggugurkanya" hanna terlihat menikmati waktu sorenya bersama lisa, ini hari sabtu, sepulang dari kampus rasanya sekujur tubuhnya terasa remuk.
Lisa mengusap surai panjang hanna, lisa masih tidak percaya besok ia harus pergi untuk menggugurkan kandunganya, ia benci papanya! bangku kayu itu menjadi saksi kesedihan kedua perempuan itu.Lisa mencoba memegang kedua bahu hanna, wajah itu saling bertatapan. Sedari tadi hanna terus mengoceh tentang perjodohan dan kandungannya. Lisa terlihat menarik nafas dan membuangnya pelan, matanya memicing memperhatikan wajah hanna.
"Apa kamu mencintai lelaki itu?" Hanna menipiskan bibirnya, mengapa mamanya bertanya seperti itu?
"Ayolah...mama harus tau bukan?" Hanna hanya bergeming matanya terus menatap hanna intens. Ia bingung harus jawab bagaimana.
"Jika kamu mencintai lelaki itu, mama akan coba sekali lagi untuk membujuk papamu" tegas hanna meyakinkan untuk meyakinkan hanna.
"Kenapa diam?..mama disini, akan membelamu di depan papamu, ayo katakan pada mama" hanna mengerjapakan matanya setelah lisa mengguncang bahu hanna pelan, apa yang mamanya lakukan? Hanna bingung dibuatnya."Aku tidak mau kandunganku di gugurkan, aku ingin justin tahu, bahwa aku sedang mengandung, dan jika justin menolak kandunganku...." mata itu mulai memerah, rasanya seperti tidak ada jalan keluar untuk dirinya. Perkataan itu hanya impian semata yang tak mungkin terkabul untuk sekarang.
"....aku...aku ingin menentang papa...mungkin itu akan menyakitiku sendiri....soal galang...." lagi-lagi hanna menggantungkan pembicaraannya, lisa tak bicara sepatah katapun. Lisa ingin mendengarkan hanna.
".....mmm...galang orang yang baik, rasanya aku tau itu" hanna membuang wajah dari hadapan lisa. Taman di depannya lebih menarik. Lisa mulai menemui jawannya, sepertinya tempo hari bukan sekedar kecelakaan, ia yakin hanna mencintai lelaki itu.
"Kamu tau? Mama akan bercerai dengan papa" lisa mencoba menggenggam tangan kanan hanna. Hanna tau itu, papanya mencoba mengiriminya pesan soal itu akhir-akhir ini.
"Kenapa?" Bukankah mamanya sangat mencintai papanya? Kenapa harus berpisah? Lisa hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya, apakah itu jawaban? Hanna rasa iya.
"Papa sedang sakit sekarang, mama ingin meninggalkanya?" Hanna tahu, ia tahu papanya sakit radang otak, ia tahu papanya tak menyayanginya, ia kecewa akan itu, ia tahu papanya selalu menyakiti mamanya dengan perasaan, tetapi hanna rasa ini bukan jalan keluar yang baik.
"Asal mama tau...aku gak setuju kalian berpisah" hanna berkata dengan jelas di hadapan lisa. Lisa terkejut dibuatnya.
"Aku tau mama sangat mencintai papa, ini sudah terlalu jauh, seharusnya mama bertahan" lisa tak berkutik, pikirannya terus mengingat kata-kata hanna barusan.
~~"Aku tau mama sangat mencintai papa, ini sudah terlalu jauh, seharusnya mama bertahan"~~
"Aku mau mandi" hanna beranjak dari kursi kayu tua itu. Sebenarnya ini sudah terlalu sore untuk mandi bagi hanna. Lisa mencoba merenungi perkataan hanna. Ia memang mencintai amar, tidak! Dia sangat mencintai lelaki itu. Mengerti akan hadirnya yang mengganggu kehidupan amar, awalnya ia ingin menyerah, benar apa kata hanna ini sudah terlalu jauh.
Apa ia harus membatalkan semuanya? Tetapi bagaimana dengan amar?
Matahari itu terlihat akan tenggelam. Lisa belum juga beranjak.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLOfuture
RomanceJangankan untuk mengalihkan dunia mengalihkan dirimu saja ku tak bisa. Sinarnya selalu padam saat kau tak melihatku dan teriknya membuatku ingin menyerah. Tetapi saat musim hujan datang apa kau sudi berteduh di hatiku. Oh .... cinta bahkan sebelumny...