"Gue mampir ya abis ini?" June sedikit mendekatkan kepalanya ke telinga galang, sedangkan galang malah sedikit menjauhkan kursinya. Sebelum memasuki kelas memang june sedang memaksa galang untuk mampir kerumahnya, tetapi galang menolaknya karena galang pikir kosan nya sempit, untuk apa bermain di kosan nya, june yang berisik dan kosan nya yang panas, ya ampun baru memikirkannya saja sudah membuat galang malas, lagipula sepulang dari kampus harus menemui hanna di rumahnya, semakin mengingatnya semakin membuat gugup galang, apa yang harus di sampaikan dirinya pasa orang tua hanna?
June hanya terdiam sekarang, karena galang hanya diam tak menanggapi sama sekali, terlihat mata galang tak teralihkan dari infocus di depan. Pikirannya melayang entah kemana.
"Emangnya lo sibuk apaan sih hah! Aneh lo! Udah lama ni gue baru masuk kuliah...gak kangen emang?" Canda june, hal itu tak membuat galang membuka mulutnya, ekspresinya dari memulai mata kuliah sampai selesai galang rasanya tak memberikan ekspresi apapun. June hanya menghela nafas pelan, apa galang mempunyai masalah?
"Lagi ada masalah ya lo?" Yang tadinya hanya berjalan, keduannya menjadi terhenti karena galang menghentikan langkahnya.
"Apa terlihat?" June mengangguk beberapa kali, "kenapa?" June ingin meminta penjelasan pada galang untuk memberitahu sebenarnya masalah apa yang membuat galang seperti ini, sebal sekali sedari pagi sampai siang bolong dirinya seperti berbicara pada patung saja.
"Gak, gak kenapa napa gue duluan gue ada urusan" june di buat bingung kerutkan dahinya begitu ketara, apa yang galang sembunyikan, apa itu privasi? Sepertinya iya. Ya....ia harus tahu batasan, mungkin galang mempunyai masalah di keluarganya yang tak semua orang harus tau bukan?
~~
"Kenapa?"
"Gue...gue...batalkan sajalah rencananya" yakin galang "gue belum siap".
"Lo mau kandungan gue di gugurin! Lo mau anak lo di gugurin! Gue percaya sama lo!.....liat gue.....lo satu-satunya harapan supaya gue gak di jodohin...plis..." hanna mencoba meyakinkan galang, genggamannya pada galang semakin erat.
Saat ini keduanya terlihat berada di pelataran rumah hanna, apa keputusannya benar? Ia tidak tau, tapi harus mencobanya bukan, untuk mengetahui hasilnya.
Dari tadi yang galang lakukan hanya memperlambat saja! Hanna menjadi kesal di buatnya, sekarang hanya lisa yang berada dirumah megah ini amar? Belum waktunya untuk pulang, pikir hanna mamanya perlu tau terlebih dahulu, semoga nanti mamanya bisa menerima dan mendukung galang sepenuhnya.
"Sebentar...gimana ngomongnya?" Hanna tak habis pikir, bagaimana galang bertanya seperti itu?
"Lo tau apa yang harus lo omongin!" Hanna greget! Tangan galang langsung di tarik oleh hanna, jika berlama lama di luar pagar apa kata tetangga?Memang sepulang kuliah tadi galang terus di chat oleh hanna,
"Galang lo inget kan hari ini?"
"Awas jangan ingkar janji"Pandangan galang beralih pada tukang ojeg di depan kampus, tak sabaran sekali! Lima menit berlalu "kita kemana ya mas galang?" ya ampun ia kan tidak tau alamat rumah hanna "jalan lurus saja dulu" perintah galang. Tangan galang terus mengetikan sesuatu di handphonenya. Dapat! Ia segera menunjukan alamat itu pada mang wawan, hanna mengirimkannya begitu cepat.
"Itukan kawasan elit mas, satu jam an kita sampai" jelas mang wawan untung ia membawa helm dua bisa kena razia dadakan jika ia melewati perempatan nanti.
Kawasan elit? pantas saja, hanna memang terlihat seperti bukan perempuan biasa, dari luarnya saja orang bisa menilai. Galang tak merespon ucapan mang wawan, hari ini angin begitu kencang, menerpa wajahnya yang tak menurunkan kaca helmnya. Apa hujan akan turun? Sepertinya begitu, terlihat awan hitam tebal disana. Ia hanya menebak, bisa saja matahari muncul dan angin kencang membawa awan itu. Tetapi awan itu terlihat tebal dan luas, kita tanya angin kencang, apa sanggup membawa awan itu menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLOfuture
Roman d'amourJangankan untuk mengalihkan dunia mengalihkan dirimu saja ku tak bisa. Sinarnya selalu padam saat kau tak melihatku dan teriknya membuatku ingin menyerah. Tetapi saat musim hujan datang apa kau sudi berteduh di hatiku. Oh .... cinta bahkan sebelumny...