"Galang..."
"Ia...hanna...? Kenapa...?" Hhhh...hanna terhenyak...ia sedikit gugup sekarang, tidak! Bukan sedikit lagi tetapi sangat gugup. Setelah di pikir berulang ulang kali ia memutuskan keputusannya, ia rasa ini yang terbaik. Galang harus tau bukan? Sebenarnya ia takut, apa yang ia takutkan? Entahlah hanna juga tidak tau. Berkali kali hanna menarik nafas dan membuangnya."Mmm...mmm lo lagi apa?" Hahh! apa-apaan mulutnya ini, ia tidak bermaksud berkata seperti itu, Terdengar suara nafas kasar dari mulut hanna, kali ini terasa sekali gugupnya.
"Gue lagi kerja...kenapa?"
"Mmm......mmm....gak tau" final hanna.
"Hah....lo aneh...gue tutup...maaf gue tutup sekarang lagi waktunya kerja" ingin hanna membuka mulutnya galang berkata....
"Kalau ada yang penting nanti saja di kampus...?" Galang hebat! Seperti cenayang, hanna memang ingin berbicara hal yang penting sekarang!
Hanna mengerjapkan matanya beberapa kali, galang bekerja? Apakah dirinya sangat mengganggu? Ahhh ia jadi tak enak, tapi ini begitu penting untuk ia dan dan... galangkan? Iya kan?! Ia kan ayah dari anak yang di kandungnya! Jadi mulai emosi hanna, dan kenapa..... kenapa mulutnya jadi tidak bisa di ajak kompromi sih! Monolog hanna sambil memukul mulutnya dengan tangan kirinya kenapa ia jadi bisu tiba-tiba.
"Sorry....gue gak tau... iya. Nanti gue chat"
"Iya" hahh hanya itu,? Tidak ada basa basi? Heyy! Ya memang apa yang akan dia harapkan?!
Waktu menunjukan pukul 22:30 tapi mata hanna masih belum merasakan kantuk sama sekali, apa yang ia lakukan, hanya rebahan, mengscroll layar ponselnya hanya itu yang di lakukannya dan di lakukan secara berulang kali, setelah dari kamar lisa hanna langsung mengurung diri di dalam kamarnya karena tubuhnya terasa lemas, ahh ia sedang hamil sekarang, ia sampai lupa, mengusap pelan perutnya yang masih terlihat rata itu, raut wajahnya begitu murung, mata lelah itu semakin terlihat, sampai terdengar suara ketukan di pintu.
"Kenapa mah?" Terlihat lisa masuk ke dalam kamar hanna.
"Papa mau bicara...tolong kamu turuti perkataan papa nanti...ini yang terbaik...oke...kita lalui ini sama-sama jangan buat mama kecewa...." lisa menipiskan bibirnya, keputusan mas amar memang sedikit berat tapi memang ini yang terbaik. Tangan lisa terus mengusap surai hanna yang panjang terawat, cantik pikir lisa, putrinya begitu cantik.
"Kenapa...apa papa sudah tau?" Mata hanna mulai redup, terlihat cemas. Lisa hanya diam, ya pasti hanna mengerti, tak perlu ia berkata lagi.
"Keruangan papa sekarang...papa sudah menunggu" lisa langsung pergi dari kamar hanna.
Seperginya hanna dari kamar lisa, amar terlihat baru pulang, ini terlalu larut. Lisa? Lisa tau kebiasaan amar, jika pulang selarut ini pasti telah bertemu dengan perempuan itu.
~~
"Kamu memang anak tidak tau di untung...kamu tau ini memalukan! Apa yang kamu pikirkan saat itu! Kamu sama saja seperti mamamu itu! Sama-sama menyusahkan!" Terlihat emosi amar tidak bisa terkontrol, setelah hanna di suruh lisa untuk menghadap amar, lisa tak terlihat amar menyuruhnya untuk membuatkan teh."Apa yang akan kamu lakukan setelah ini terjadi hah!!!.... tidak ada!...kamu hanya akan membawa malu ke keluarga ini!" Amar dengan emosi yang belum terkontrolnya.
Sepulang dari rumah sarah amar memang sedikit kacau dan akhir-akhir ini amar memang terlihat kurang sehat, saat tau sarah ingin mengakhiri hubungan yang selama ini ia jaga dengan baik, kenapa? Karena sarah mulai mencintai suaminya? Omong kosong pikir amar, ia yakin ia hanya salah dengar kan?! Tetapi sarah terus mengulang perkataan itu "hubungan ini salah, aku tidak mencintaimu, aku selama ini salah" amar hanya berharap ini mimpi buruk. Amar kecewa, itu pasti, sangat, apa perjuangan selama ini kurang, apa yang tidak ia miliki! Tolong katakan jika ada! Bukan kah ia sempurna? Setelah kekacauan di hatinya sedang melanda lisa berkata hanna hamil! Saat itu amar hanya berkata....

KAMU SEDANG MEMBACA
HELLOfuture
RomanceJangankan untuk mengalihkan dunia mengalihkan dirimu saja ku tak bisa. Sinarnya selalu padam saat kau tak melihatku dan teriknya membuatku ingin menyerah. Tetapi saat musim hujan datang apa kau sudi berteduh di hatiku. Oh .... cinta bahkan sebelumny...