Merasa terganggu dengan suara yang ia dengar. Masih dengan keadaan mengantuk Hanna melihat sekelilingnya dan ternyata ada Galang yang sedang bercermin. Pakaian nya terlihat rapi.
Melihat jam di dinding. Ternyata masih Pukul 05:00 pagi.
"Galang? Lo mau kerja?"
"Iya" tanpa mengalihkan pandanganya ke arah Hanna di belakang. Memperhatikan Galang yang keluar masuk kamar.
"Itu mau apa?" Tanya Hanna pasalnya, Galang terlihat menenteng sepatu, dan benda apa itu? Jarum dan benang? Ahhh ia tidak tau benda apa itu.
"Menjahit" jawab Galang acuh. Hanna diam dan memperhatikan apa yang Galang lakukan. Ah sekarang ia tau apa yang dilakukan Galang. Ia pernah melihatnya.
"Kenapa tidak beli saja?"
"Tadinya mau begitu"
"Terus?" Galang terlihat mendelik. Hanna sebal melihatnya.
"Nanti gue bakal beli" Hanna merenggut sebal sambil menghampiri Galang yang sedang terduduk di bawah lantai.
"Lo ahli yah?"
"Masa?"
"Hm..." yakin Hanna terus memperhatikan Galang sedang fokus dalam pekerjaannya.
~~~
"Lo kenapa sih?!" Sentak Hanna karena ia melihat Galang yang menatapnya intens.
"Bajunya kayak kenal" polosnya. Ya Galang baru saja pulang dari kerjanya namun ia di kagetkan oleh Hanna yang membuka pintu dengan pakaian yang terlihat berbeda.
"Iya. Ini punya ibu. Oh iya! Tadi siang ada Ayah lo kesini" heboh Hanna sambil menghampiri Galang yang sedang terduduk sambil membuka tali sepatunya di kursi depan rumah.
"O...yah?" Galang masih fokus dengan pekerjaannya membuka sepatu.
"He'em.." angguk Hanna.
"Dan bawain makanan banyak banget...tapi belum lama...ibu menyuruhnya pergi"
~~~
Hanna disini terduduk di samping Desi. Setelah kedatangan Ayah Galang ia hanya terus terdiam karena melihat seperti ada aura dingin di sini. Ibu mertua dan Ayah mertuanya ini terlihat tidak banyak komunikasi. Tetapi setelahnya...
"Ini ada sedikit makanan" tentu Hanna yang sudah lama tak melihat makanan lezat itu membinarkan makanannya.
"Iya terima kasih. Jika hanya itu sebaiknya mas segera pergi" Hanna tersenyum canggung saat Ayah mertuanya melihat ke arahnya. Perkataan ibu mertuanya membuat keadaan semakin canggung.
"Dimana Galang?" Hendra mengalihkan pembicaraan.
"Tidak ada. Dia sedang bekerja" semakin terdengar acuh saja suara Desi.
Hendra menarik nafas lalu tersenyum pilu. Sikap Desi padanya begitu menyakiti hatinya. Kemana Desi yang dulu.
"Yasudah jika begitu, aku pergi dulu" Hendra bangkit dari duduknya.
"Iya. Lagian kamu kan orang sibuk. Tidak usah membuang waktu hanya untuk kesini" ucap Desi tanpa memandang Hendra di depannya.
Hanna dapat melihat wajah Ayah mertuanya mengisyaratkan kekecewaan.
"Baik. Hanna kamu jaga baik-baik kandunganmu" mengelus pundak Hanna pelan di sertai senyumannya.
"Iya" tentunya Hanna tersenyum balik.
~~~
pernyataan Hanna tak membuat Galang membuka suaranya. Dan malah melengos meninggalkan Hanna di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLOfuture
RomanceJangankan untuk mengalihkan dunia mengalihkan dirimu saja ku tak bisa. Sinarnya selalu padam saat kau tak melihatku dan teriknya membuatku ingin menyerah. Tetapi saat musim hujan datang apa kau sudi berteduh di hatiku. Oh .... cinta bahkan sebelumny...