"Galang...."
"Shh....Galang...."
"Galang!" Hanna juga mengguncang Galang sedikit kencang.
Ini sudah terlalu sore untuk Galang tertidur, Hanna yang dari tadi hanya memainkan handphonenya di ruang tengah dan ada televisi yang menemaninya rasanya sudah pegal duduk, tapi saat Hanna masuk ke kamar, ia melihat Galang sedang tertidur. Tapi ini sudah pukul 16:15 sore.
"Mm..." gumam Galang sambil mengucek matanya. Suara Hanna begitu memekakan telinga.
"Sudah sore" Lalu Hanna meninggalkannya sambil membawa handuk yang tergantung di belakang pintu menuju kamar mandi.
Lain dengan Galang, yang hampir terpejam kembali, jika saja ia tak berusaha membuka matanya paksa. Bisa-bisanya ia tertidur kebablasan seperti ini. Lalu Galang terduduk di tepi ranjang untuk sekedar mengumpulkan nyawanya. Selama sepuluh menit Galang terbongong saja.
"Sekarang giliran lo. Gue mau pake baju" acuh Hanna yang berbicara membelakangi Galang yang hanya memakai handuknya sambil membuka lemari.
"Iya" namun Galang belum beranjak dari duduknya.
Ia melihat Hanna begitu percaya dirinya hanya memakai handuk di depannya. Ahh sepertinya Hanna memang terlalu terbiasa seperti itu jika di depan lelaki.
"Galang! Lo mau nontonin gue pake baju?!" Sentak Hanna yang membuat Galang tersadar.
"Hah? Emang boleh?" Tak bermaksud apapun, Galang hanya spontan dalam ucapannya. Tetapi malah Hanna memicingkan matanya, Galang ini polos atau sedang jahil?
"Cepat pergi mandi" tak ada suara tinggi, tetapi suara penekanan yang kangat ketara.
Sedikit mendelik pada Hanna, Galang berdiri dan melangkahkan kakinya untuk pergi mandi.
"Apa tidak bisa kalau tidak marah-marah?" Gumam Galang saat ia akan memasuki kamar mandi.
"Galang gue denger"
Tak mempedulikan suara Hanna, Galang melanjutkan niatnya untuk mandi.
"Oh ya...gue pinjem baju...papa lo lagi ya?" Tiba-tiba saja Galang keluar lagi dari kamar mandi, dan itu membuat Hanna terkaget.
"Iya...." jawab Hanna sambil melanjutkan aktivitasnya memakai baju.
"Selesai...juga" ucap Galang, sekarang Galang terlihat sedang memindahkan masaknnya kedalam piring. Tadinya Hanna membantu tapi ia tiba-tiba sekali pergi begitu saja meninggalkan Galang di dapur. Saat akan menyendokan nasinya Galang lagi-lagi teringat ibunya. Pasti ibunya sedang khawatir. Ia harus mencoba berbicara lagi dengan Hanna. Meninggalkan makanannya dan berniat mencari Hanna.
Itu dia, tidak jadi untuk ke kamar, ternyata Hanna ada disini. Di ruang tengah.
Langsung saja Galang berbicara.
"Hanna. Gimana kalau kita kerumah ibu secepatnya? Kita bisa menginap sehari dua hari, kalau emang lo gak mau pindah kesana" Galang berjalan mengampiri Hanna yang baru sadar jika Hanna sedang menelpon seseorang. Dan Hanna yang melihat Galang sedang berbicara, meletakan jari telunjuknya pada bibirnya menyuruh Galang diam. Spontan Galang langsung terdiam dan hanya mendengarkan seseorang dari balik telpon itu sedang berbicara.
"Gue akan kembali secepatnya, lo yang sabar yah....gue turut berduka cita, gue masih gak nyangka na...hhh...Sayangnya gue lagi sibuk banget. Gue bakal kangen banget sama lo. Oh yahh...waktu itu gue mau kenalin seseorang sama lo na...tapi gak jadi karena no lo gak aktif-aktif"
"Siapa?"
"Rahasia. Nanti kalau kita ketemu lagi gue kenalin"
"Mm..iya sorry zo..."
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLOfuture
RomanceJangankan untuk mengalihkan dunia mengalihkan dirimu saja ku tak bisa. Sinarnya selalu padam saat kau tak melihatku dan teriknya membuatku ingin menyerah. Tetapi saat musim hujan datang apa kau sudi berteduh di hatiku. Oh .... cinta bahkan sebelumny...