Chapter 01

10.6K 749 55
                                    

Kamu Milkku

Wang Jing'an merasa sakit yang luar biasa di bagian tengkuk kepalanya. Dia mengernyit dan berusaha membuka matanya dengan susah payah. Wang Jing'an memegang kepalanya yang sakit dan berusaha melihat sekitar.

"Dimana aku ?", katanya sambil memukul kepalanya pelan.

Wang Jing'an kaget ketika melihat dimana dia berada. Itu kamar dengan empat sisi yang buruk. Kasusrnya juga buruk hanya setebal lima jari dan itu terlihat sudah berumur seabad.

Di landa syok tinggi, Wang Jing'an menemukan bahwa dia memakai memakai pakaian yang juga buruk, seperti ketika dia melihat di tv.

Sesaat sebuah ingatan yang tidak dia ketahui menyebar di otaknya. Wang Jing'an merasa sakit yang luar biasa hingga dia pingsan kembali.

***

Entah sudah berapa lama dia pingsan, Wang Jing'an tidak mengetahuinya tapi yang pasti dia merasa tubuhnya membaik dan sakit kepalanya sudah hilang.

Dia pun teringat bahwa dia mendapat sebuah ingatan bahwa pemilik tubuh aslinya memiliki nama yang sama dengannya. Pemilik aslinya adalah seorang Xiucai ambisius, namun saat ini dia tidak bisa melanjutkan studinya karena tidak ada yang mendukung biaya sekolahnya semenjak orang tuanya meninggal.

Di masa hidupnya, pemilik aslinya hanya tau makan,tidur dan belajar. Tapi sayang dia mempunyai temperamen yang buruk, orang tuanya meninggal karena kelelahan bekerja.

Wang Jing'an menganggap orang seperti pemilik aslinya benar benar bajingan. Tiga bulan yang lalu pemilik aslinya baru membeli seorang budak Shou, karena dia diramalkan akan memiliki nasib buruk jika tidak menikah di usia 20 tahun.

Wang Jing'an menggeleng kepalanya atas kebodohan pemilik aslinya. Wang Jing'an juga mendapati pengetahuan bahwa seorang laki laki Shou bisa melahirkan meski itu sulit sekitar limapuluh persen kemungkinan.

Tiba tiba pintu kamar di buka, seorang laki-laki dengan tubuh yang kurus masuk membawa napan dan diatas ada gelas bambu dan mangkuk yang tidak di ketahui apa isinya.

"Tuan Wang, anda akhirnya sadar. Silahkan makan bubur dulu untuk mengisi perut anda", orang itu berbicara layaknya seorang pelayan kepada majikannya.

Wang Jing'an merasa tersanjung dengan kebajingan pemilik aslinya. Pasalnya orang yang ada di depannya saat ini adalah istrinya yang dia beli di tempat penjualan budak.

Namanya Qin Xu, tanda merah chinnebar di bawah mata kanannya terlihat jelas bahwa dia adalah shou sejati. Perawaknnya bagus jika di rawat dengan baik. Tapi jika Wang Jing'an boleh jujur dia menyukainya ketika pertama melihat Qin Xu. Selain itu, wajah itu mengingatkannya pada seseorang.

Wang Jing'an pun menggali ingatan tentang hubungan pemilik aslinya dan Qin Xu. Tiba tiba mata Wang Jing'an berbinar, karena jijik bahwa Qin Xu adalah seorang budak oleh sebab itu pemilik aslinya tidak pernah menyentuhnya. Artinya Qin Xu masih perawan dan dia akan menjadi suami yang baik.

"Xuxu, kemari dan duduk denganku", kata Wang Jing'an menepuk di sampingnya.

"Tapi tuan..." Qin Xu merasa ada yang aneh karena Wang Jing'an tidak seperti biasanya.

"Mulai sekarang panggil aku Xiangong dan tidak ada kata tuan lagi." Wang Jing'an langsung meminta Qin Xu memanggilnya suami karena dia merasa senang dengan situasi saat ini.

"Xiangong ?", Qin Xu di buat pusing dengan perkataan Wang Jing'an. "Tapi..."

"Tidak ada tapi, kalau kamu melawan aku akan menciummu." Wang Jing'an tidak memberi cela untuk Qin Xu membantah.

"???" Qin Xu.

Qin Xu pun duduk dengan hati-hati di samping Wang Jing'an. Dia lalu menyerahkan napan yang terdapat mangkuk berisi bubur hitam didalamnya.

Wang Jing'an langsung kaget dengan buburnya.

Melihat wajah Wang Jing'an kaget, Qin Xu bubu buru menjelaskan. "Tidak ada biji bijian lagi di rumah selain beras merah", ucapnya.

Jujur saja saat ini Wang Jing'an tidak merasa lapar, tapi dia agak prihatin dengan kehidupan yang dia jalani kedepannya.

"Tuan_ ah Xiangong tenang saja. Aku akan pergi ke gunung nanti mencari sayur liar di gunung. Di gunung tidak ada yang berani masuk jadi pasti banyak sayur di sana." melihat Wang Jing'an diam, Qin Xu merasa gelisah.

"Apa kamu sudah makan?" tanya Wang Jing'an, karena dia ingat bagaiman pemilik aslinya memperlakukan Qin Xu.

"Ah!!" Qin Xu kaget dengan pertanyaan Wang Jing'an.

"Aku tanya apa kamu sudah makan Xiao Fulang!?" tanya Wang Jing'an kembali dengan nada yang rendah dan lembut.

Qin Xu merah seketika mendengar Wang Jing'an memanggilnya Xiao Fulang. "Su_sudah", katanya dengan gugup. Sebenarnya dia belum makan dari kemaren karena sudah tidak ada biji bijian di rumah, dia hanya mengisi perutnya dengan air.

"Sudah, kenapa aku merasa tidak yakin!" Wang Jing'an menyipitkan matanya ke arah Qin Xu.

Melihat mata Wang Jing'an yang seakan mampu menembus tubuhnya, Qin Xu menjadi gugup dan gelisah. "Aku sudah minum air." katanya sambil mengigit bibirnya.

Wang Jing'an merasa hatinya sakit, hanya minim air? Apa itu bisa membuat kenyang ? Seperti di jaman penjajahan saja.

"Makanlah, aku tidak merasa lapar." Wang Jing'an mendorong napan itu ke arah Qin Xu. Melihat napan di dorong kearahnya, Qin Xu kaget, dia tidak percaya Wang Jing'an yang mengatakannya.

Qin Xu ragu sesaat tapi dia masih mengambil napan dan memakan bubur yang ada di mangkuk.

"Bukankah kamu bilang kamu ingin naik ke gunung" tanya Wang Jing'an.

"Um", Qin Xu mengangguk sambil menyeka sisa bubur di sudut mulutnya.

Wang Jing'an tersenyum Qin Xu menghabiskan buburnya. Dia menyeka sudut mulut Qin Xu yang masih belum bersih.

Qin Xu memerah melihat perlakuan Wang Jing'an padanya. Selama ini Wang Jing'an bahkan enggan melihatnya didekatnya. Tapi sekarang Wang Jing'an bukan hanya menyuruhnya duduk di sampingnya tapi menyuruhnya memakan buburnya dan bahkan menyeka mulutnya untuknya. Qin Xu merasa ada yang janggal. Apakah orang yang di hadapannya ini masih Wang Jing'an yang dia kenal, dia akan memastikannya beberapa hari kedepan.

Jangan lupa Vote dan komen (╯3╰)

Davinci140303
Min, 03 Oktober 2021

Revisi, kamis 18 Mei 2023

[END][BL] My Wife Is Male By SVDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang