Mandi
Kota Long Yuan adalah kota pesisir yang berada di provinsi Jing. Wang Jing'an dan keluarganya pergi ke pantai dan menikmati waktu sore yang tepat. Keluarga yang terdiri dari 7 orang itu bersenang-senang. Wang Jing'an meninggalkan Qin Xu di pesisir pantai dimana ada pondok beratap daun ilalang tempat orang beristirahat. Selain itu si kecil Baoqi tidak mudah untuk dikendalikan karena sedang dalam masa-masa aktifnya seorang balita.
Setiap orang membawa penjepit, sekop kecil dan baskom kecil. Wang Jing'an berdemonstrasi kepada mereka tentang pengalaman mencari kerang, gurita dan udang di sela-sela batu karang di dekat pantai.
"Lihat, ayah sudah mendapat udang dan kalian pasti juga bisa." Udang itu hanya sebesar kelingking dan bergerak-gerak di penjepit.
Melihat ayah mereka mendapatkan udang dengan mudah, semua orang antusias.
"Ingat, jangan terlalu jauh dan hati-hati saat bermain. Juga jangan berani terjun ke laut untuk bermain air, kalian akan mudah terseret ombak. Mengerti!!"
"Ya ayah!" seru mereka.
Mereka segera pergi kesela karang untuk mengumpulkan kerang dan udang laut.
Wang Jing'an kembali ke pondok. Disana ada Qin Xu yang menemani Baoqi bermain dan merangkak kesana kemari. "Kamu tidak menemani anak-anak?"
"Tidak." Kata Wang Jing'an. "Aku menyuruh penjaga menemani mereka dari jauh, dengan begitu mereka bermain secara bebas."
"Dadada..." Baoqi melambaikan tangan berdagingnya ke arah Wang Jing'an dengan antusias.
"Apa sayang? Ingin ayah gendok, hah!" Wang Jing'an tersenyum dan mengambil Baoqi dari Qin Xu.
"Oh, putra ayah semakin berat!" Wang Jing'an mengangkat Baoqi tinggi-tinggi.
Baoqi tersenyum dan memasukan jari gemuknya ke dalam mulutnya. Seketika air liur keluar membasahi pipi bulat itu. Wajahnya yang penuh daging dan lucu. Wang Jing'an sering meremasnya karena gemas.
"Sayang, ayo jalan-jalan!" Wang Jing'an menarik tangan Qin Xu dan tangan lainnya menggendong Baoqi.
Ada banyak perahu nelayan di pesisir pantai. Beberapa nelayan mengangkut jala dan bakul berisi ikan. Baik ikan kecil maupun ikan besar. Wang Jing'an dan Qin Xu berjalan dengan bergandengan tangan. Beberapa orang melirik keduanya, wajah Qin Xu masih berkulit tipis seperti biasa dan dia dengan cepat memerah karena malu. Namun dengan genggaman Wang Jing'an, dia juga enggan melepas.
"Sangat senang menjadi muda." Ucap salah satu nelayan yang memarkirkan perahu.
"Ya." Balas nelayan lainnya.
Di saat matahari terbenam, Wang Jing'an diam-diam meminta Aislin memotret keduanya. Momen ini perlu di abadikan.
Di malam hari, setelah makan malam, semua orang lelah dan dengan cepat tertidur. Baoqi tidur dengan menghisap jempol jarinya. Wang Jing'an memberi pelukan hangat seperti biasa kepada istrinya.
Keesokan harinya, cuaca cerah dan suara kicauan camar terdengar jelas. Mansion yang Wang Jing'an dan keluarganya tinggali berada dekat pesisir pantai jadi sangat mudah mendengar suara kicauan burung. Suara ombak terdengar dari rumah dan aroma asin tercium. Itu adalah aroma air laut di kala pagi.
Wang Jing'an melihat Qin Xu meringkuk di pelukannya. Ini ada satu dari seribu momen ketika Wang Jing'an bangun pagi dan menikmati dan mengamati keindahan wajah istrinya. Wang Jing'an kadang bermain dengan bulu mata lentik Qin Xu dan menghitung setiap helai rambut yang tumbuh di kelopak mata Qin Xu. Jika pagi sebelumnya adalah 63 helai, maka jika pagi ini ada 61 helai, berarti 2 helai bulu mata jatuh. Ia juga kadang memperhatikan lengkungan pangkal hidung Qin Xu. Tak jarang pula dia akan menghitung setiap kali Qin Xu menghembuskan udara dari hidungnya sampai ia terbangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END][BL] My Wife Is Male By SVD
Fantasy[WARNING!!!Original Story] Wang Jing'an yang malang harus mati karena di tabrak sebuah truk karena pengemudinya mengantuk. Dia baru saja lepas rapat dengan karyawan tokonya dan berniat pulang karena pusat belanja yang baru dia dirikan 1 tahun yang...