Charter 56

1.4K 201 7
                                    

Baoqi, si roti menangis

Mendengar kelahiran putra Wang Jing'an, ada banyak hadiah datang seperti air mengalir ke mansion Wang Xu. Tapi yang paling mencolok adalah hadiah dari kaisar. Wang Jing'an terdiam, dia hanya bisa menyentuh hidungnya dengan pasrah. Dia tidak ingin terlalu menonjol sebagai orang yang akrab dengan Yan Ting tapi orang ini sepertinya tidak perduli. Dengan hadiah dari kaisar artinya dia adalah orang istimewa dimata kaisar. Wang Jing'an menghela nafas dengan sulit.

Qin Xu terbangun keesokan harinya. Dia merasa lelah karena tenaganya terkuras. Hanya saja saat dia menoleh, ia melihat wajah bayi yang keriput kemerahan. Ini adalah anaknya, sangat lucu. Qin Xu tersenyum dan menyentuh bibir bayi itu yang montok dan licin.

Wang Jing'an datang dengan semangkuk ayam rebus dengan bawang cincang. "Makan!" Katanya dengan senyum.

"Apa dia menangis?" Qin Xu memandang bocah yang tidur dengan baik didalam lampin yang terbungkus baik.

Wang Jing'an membantu Qin Xu duduk. "Sangat baik sampai aku ingin menggantungnya di dahan sakura di luar."

Qin Xu: "..." Apa putranya sedramatis itu.

Wang Jing'an ingat bagaimana bocah bau ini menyiksanya. Dia menangis hampir semalaman. Dalam 2 jam anak itu akan menangis. Jika ada 10 bayi seperti bocah bau ini maka dia mungkin mengalamai kerontokan rambut di seluruh tubuhnya.

Sambil menyuapi istrinya, Wang Jing'an bercerita bagaimana dia disiksa putranya. "Sangat cakap, aku memutuskan untuk memberi nama panggilan baoqi."

Qin Xu: "..." roti menangis! Dia melirik putranya.

Baoqi yang di gosip ayahnya terbangun. Matanya sebening kristal hitam menatap Wang Jing'an seperti menuduh karena berbicara hal buruk tentang nya didepan daddynya.

Wang Jing'an menatap balik, "Lihat tidak lama kemudian bocah bau ini akan menangis yang mampu memecahkan gendang telinga."

Baoqi: "Aaa......"

Wang Jing'an: "..."

Qin Xu: "..."

Wang Jing'an meletakkan mangkuk Qin Xu dan mengambil susu yang dimasukkan kedalam inkubasi di dimensi. Di sisi lain Qin Xu panik mendengar suara Baoqi menangis. Suara menangisnya seperti menghabiskan semua suara yang ia miliki. Melihat Wang Jing'an datang, Qin Xu merasa lega.

"Kenapa kamu sangat lama, dia hampir kehilangan suaranya." Qin Xu segera mengambil botol susu di tangan Wang Jing'an dan memberi Baoqi susu.

Wang Jing'an melotot, bocah bau ini tidak akan pernah kehilangan suaranya sekeras apa pun dia menangis. Dia juga berpikir seperti itu pada awalnya tapi hanya satu malam bahwa bocah ini hanya menggertak dengan suaranya itu.

"Dia sepertinya akan sangat suka menggertak orang dimasa depan." Wang Jing'an melihat putranya yang terlihat energik saat menghisap botol susu.

"Apa kamu mendoakan putraku menjadi seorang penggertak di masa depan!" Qin Xu melototi Wang Jing'an dengan ketidak kepuasan.

"Bukan itu tapi kamu akan melihatnya dalam sehari ini." Wang Jing'an tidak ingin berdebat dengan Fulang tapi dia tidak mau kalah dengan Baoqi si bocah bau.

Tapi selama sehari Baoqi tidak hanya tidak menangis tapi juga tidur dengan pulas di samping daddynya.

Qin Xu memandang Wang Jing'an dengan tidakpuasan. Mendapat tatapan sinis istrinya, Wang Jing'an merasa dianiaya dan sedih. Dia tidak berani melototi Baoqi karena bagaimana baiknya dia di samping Fulang tapi ketika bersamanya, bocah itu akan menangis kuat.

"Lihat, Baoqi tidak seperti roti menangis yang kamu katakan. Dia berperilaku sangat baik."

"Ya, ya aku salah." Wang Jing'an mengaku dengan patuh didepan Fulang. Tapi di tubuh hatinya yang paling dalam dia merutuk, menyebalkan.

Baoqi berperilaku dengan baik bersama Qin Xu tapi ketika Wang Jing'an menyentuhnya dia akan menangis. Wang Jing'an mengernyit dan Qin Xu segera menepuk pantatnya pelan. Setelah sehari, Qin Xu mulai terbiasa bagaimana membujuk Baoqi.

"Apa dia tidak suka ayahnya?" Wang Jing'an menatap Qin Xu.

"Anak ini sepertinya tahu siapa yang menyukainya dan yang tidak. Lihat kamu barusan mengatakan hal yang tidak baik dan dia akan menangis di sentuhmu."

Wang Jing'an diam.

Baoqi tiba-tiba mengeluarkan suara susu yang menggemaskan. "Õoo...." suara itu terendam diantara tenggorokan dan seperti gumaman.

Qin Xu: "Sepertinya Baoqi setuju bahwa kamu menggertaknya sebelumnya."

Wang Jing'an: "..."

Qin Xu dalam masa kurungan yang berlangsung 40 hari. Dan tanggal 15 lunar kedua adalah bulan purnama Baoqi. Untuk memulihkan stamina Qin Xu, Wang Jing'an meracik obat dari sup hingga air pemandian. Sebelumnya dia tahu bahwa orang-orang zaman kuno tidak boleh mandi selama masa kurungan. Baginya itu hal mustahil karena dalam masa itu, tubuh akan mudah terserang penyakit kalau tidak dalam keadaan bersih.

Qin Xu tidak berdaya dan Wang Jing'an dengan senang hati menggendong istrinya dan membawanya ke bilik untuk mandi air panas.

"Rasanya segar dan tidak lengket." Qin Xu mendesah saat Wang Jing'an memijat kepalanya dengan shampo berbau mint menthol. Dingin dan segar.

Setelahnya, Wang Jing'an membilas busa shampo dan mengambil conditioner aroma buah jaitun. Mengusap keseluruh rambut lalu membilasnya.

"Selesai."

Wang Jing'an ingin mengangkat Qin Xu tapi pihak lain masih ingin bermalas-malasan. "Tunggu sebentar suami, aku masih ingin berendam."

"Cuaca masih dingin meski sudah musim semi, kamu akan mudah masuk angin."

Wang Jing'an berusaha membujuk Qin Xu tapi ia (QX) tidak mau dan dengan tegas memohon. Wang Jing'an tidak tahan dengan tatapan mata istrinya dan hanya bisa menghela nafas dan mengalah.

"Baiklah, kalau begitu ganti airnya. Kamu tidak bisa menggunakan air hangat yang sudah dingin."

Pelayan segera membawa beberapa baskom air panas dan air Qin Xu sebelumnya di kuras habis dan dibuang. Kini bak mandi itu penuh dengan air hangat dan Qin Xu segera meminta Wang Jing'an memasukkannya ke bak mandi.

Setelah mandi, Wang Jing'an membawa Qin Xu ke halaman luar kamar dimana jendela paris mengarah ke taman sakura. Itu adalah tengah hari dan hangat. Sangat harum dan segar karena ada banyak pohon sakura yang berbunga.

"Ini relaksasi, seorang yang baru melahirkan sangat mudah terkena stress pasca persalinan jadi berada di untuk menenangkan perasaan."

Wang Jing'an memijat kaki Qin Xu dan jemari-jemarinya yang mungil. Qin Xu merasa geli dan tertawa.

Melihatnya, Wang Jing'an tersenyum dan mengecup bibir Qin Xu sekilas. Qin Xu mematung dan terdiam.

"Terimakasih telah melahirkan bayi yang lucu untukku. Xuxu, aku mencintaimu."

Meski sudah pernah mendengarkan pengakuan Wang Jing'an beberapa kali tetap saja, Qin Xu tidak terbiasa dan wajahnya memerah. Dia memalingkan wajahnya dan berkata: "I...itu adalah kewajibanku sebagai istrimu dan seharusnya."

Wang Jing'an tersenyum dan memegang wajah Qin Xu menjadikan mereka berhadapan. "Xuxu, kamu adalah segalanya. Semangatku, nafasku, hidupku dan jiwaku. Aku mungkin tidak bisa hidup tanpamu. Kamu adalah motivasi disetiap waktu. Mungkin jika kamu berpikir sekarang masih tak ada bukti maka biarkan waktu yang membuktikan."

Qin Xu meneteskan air mata, dia terharu dan bahagia. "Aku... aku mencintaimu." Dengan derai air matanya, Qin Xu mengucapkan itu dengan terbata-bata.

Hati Wang Jing'an menghangat. "Aku tahu sayang." Kecupan lain mendarat di kening Qin Xu bersama dengan hembusan angin pelan di luar yang menerpa pohon sakura. Beberapa kelopak berterbangan menjadikan keduanya lanskap romantis.

Penulis ingin mengatakan sesuatu:

Baoqi: Daddy kamu melupakanku °^°

Davinci140303
Minggu, 05 Maret 2023

[END][BL] My Wife Is Male By SVDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang