Chapter 27

2.1K 283 5
                                    

Melati Hutan dan Mawar Senja

Wang Jing'an membuka toko buah An Xu Fruit dan lonjakan pembeli di atas perkiraan. Wang Jing'an tidak tahu bahwa toko buah An Xu Fruit miliknya adalah toko buah satu satunya di ibukota. Banyaknya jenis buah yang di jual toko Wang Jing'an membuat pengujung penasaran dan membeli. Setelah merasakan, mereka kembali lagi membeli dan menawarkan kepada kerabat mereka.

Ketika hari sudah sore, pembeli di toko buah An Xu Fruit menurun sedikit. Sekitar ada beberapa orang yang mengantri untuk membayar buah yang mereka beli. Diantaranya buah naga, anggur, melon, semangka, mangga, persik, pir, apel merah dan apel hijau adalah buah yang terjual laris. Untungnya stok di dimensi sangat banyak sehingga Wang Jing'an tidak takut kehabisan stok makanan.

Wang Jing'an duduk di kursi di dalam toko dan memilah beberapa informasi tentang beberapa toko yang cocok untuk toko buah, restoran dan toko kue. Tiba-tiba pelayan toko datang dan melapor ada yang ingin bertemu dengan Wang Jing'an.

Wang Jing'an keluar dan melihat seorang lelaki tua dengan rambut beruban. Tapi dari pakaiannya, dia adalah seorang pelayan.

"Ada yang bisa saya bantu untuk anda?" Wang Jing'an duduk di kursi seberang kasim Qi.

Kasim Qi tersenyum yang menghasilkan kerutan di wajahnya. "Saya adalah kasim di istana yang bertugas di dapur kekaisaran. Beberapa yang lalu kepala pelayan tidak sengaja datang ke toko buah anda dan membeli buah persik. Dia melihat bahwa toko anda memiliki banyak jenis buah yang belum pernah orang lihat. Selain itu kualitas buah yang anda jual sangat baik dan memenuhi standar penilaian. Dia akhirnya melapor ke permaisuri tentang masalah ini untuk mengontrak anda agar menjadi pemasok buah di istana." Kasim Qi menyampaikan maksudnya secara langsung kepada Wang Jing'an.

Wang Jing'an tidak berpikir bahwa buah-buahan yang dia jual akan menarik perhatian. Sebenarnya menjadi pemasok buah di istana bukan hal yang salah karena stok buah di dimensi melimpah tapi Wang Jing'an takut jika suatu hari nanti, pemasokan buahnya ini digunakan sebagai kambing hitam untuk melakukan kejahatan. Dia tidak ingin keluarga dan istrinya menjadi korban.

Kasim Qi melihat Wang Jing'an merenung dan mengerutkan kening. "Ada apa tuan Wang?"

"Apakah saya boleh meminta sebuah permintaan?" Wang Jing'an tidak ingin memakan sembarang umpan meski tidak beracun.

Kasim Qi: "Katakan tuan Wang!"

Wang Jing'an: "Anda tahu bahwa istana adalah tempat dimana macan dan naga bersembunyi. Itu bukan berarti orang hebat tapi seseorang yang bermuka dua. Mungkin kasim Qi tahu maksud saya apa. Permintaan saya adalah bahwa ketika seseorang menggunakan buah saya sebagai alat, saya berharap istana harus menyelidiki hal ini dengan baik. Sudah banyak contoh dimana banyak pedagang yang dikambing hitamkan oleh orang orang itu. Saya tidak mau suatu hari nanti keluarga saya menjadi yang berikutnya."

Kasim Qi: "Kalau begitu saya akan kembali dulu dan menyampaikan permohonan anda."

Kasim Qi kembali ke istana dan menyampaikan kepada kepala koki dan Jing Xuan. "Tuan Wang tidak ingin keluarganya menjadi korban oleh sebab itu dia meminta jaminan dan tidak mau ambil resiko."

Jing Xuan setuju: "Katakan padanya bahwa saya menyetujuinya dan minta dia datang menemuiku ke rumah teh Qinfu."

Kasim Qi datang dan menyampaikan pesan Jing Xuan bahwa dia sendiri akan datang menemui Wang Jing'an.

Mendekati akhir musim semi, cuaca cukup hangat dan udara sejuk. Ibukota kekaisaran sangat nyaman dan bebas polusi tak seperti Beijing dan kota besar lainnya yang panas karena efek rumah kaca. Wang Jing'an tidak suka keluar dengan kereta, dia senang melihat kerumunan yang lalu lalang di jalan. Pemandangan kuno ini sangat otentik dan merupakan sejarah. Wang Jing'an meminjam kamera Screen dari Aislin yang dengan mengedipkan mata, objek akan difoto.

[END][BL] My Wife Is Male By SVDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang