Menggali Rebung
Kantong teh yang terbuat dari kain sutra itu membangkitkan minat besar Fu Lian. Dengan saran Wang Jing'an, pada tanggal ke-7 bulan lunar pertama dia meluncurkan kantong teh pada teh tingkat biasa dengan lebel keluarga Fu. Kantong itu hanya menggunakan kain kasa dan diberi nama teh celup karena hanya sekali seduh (celup), teh sudah bisa dicicipi.
Awalnya mereka yang membeli teh bingung. Apa guna bungkus kecil ini?
Penjual teh menjelaskan bahwa satu kantong kain berisi satu teh sekali pakai. Para pembeli cukup menyeduhnya memakai air panas dan mengaduknya. Penjual itu mengambil satu kantong teh celup dan mengambil air panas kemudian mengaduknya. Semua orang yang melihat warna air berubah.
"Mudah bukan?" Penjual itu tersenyum penuh kemenangan.
"Ini tidak sulit sama sekali."
"Tidak butuh alat penyaring untuk menyaring tehnya."
"Bos beri aku satu kotak teh ini."
"Aku ingin tiga."
Teh celup dengan cepat meledak di kalangan penjual teh. Para pedagang teh yang ingin meniru membeli beberapa tapi setelah melihat tanda keluarga Fu, para pedagang itu ragu-ragu. Keluarga Fu adalah raksasa perdagangan teh, meniru produk mereka sama dengan menantang keluarga Fu. Para pedagang teh lain tidak bodoh dan lebih memilih jalur aman.
Teh celup diterima dengan baik di kalangan masyarakat. Dengan cepat Fu Lian meluncurkan teh celup kantong sutra dalam teh kualitas terbaik. Para bangsawan juga ikut membeli beberapa dan mencicipi teh, mereka merasa ini adalah terobosan baru dalam mengolah teh. Tidak perlu menyeduh daun teh kering yang cukup merepotkan.
Fu Lian pergi ke mansion Wang Xu dengan beberapa hadiah. Kali ini bisnis teh celup sukses besar. Dia berniat memproduksinya ke luar negri dengan batch besar sehingga jika peniru ada, Fu Lian sudah meraup untung besar. Di tambah teh dalam negri dimonopoli olehnya dan dia masih bisa memproduksi teh celup.
"Tuan muda Fu tidak perlu repot, sebagai teman bukankah saling membantu itu baik?"
Fu Lian tersenyum, "Ya tuan Wang benar, tapi tidak sopan tidak membawa apa-apa dan hanya mengucapkan terimakasih dengan tangan kosong. Namun jika tuan Wang tidak mau menerimanya, anda bisa memberinya kepada anak-anak, kurasa mereka akan menerimanya."
Fu Lian sebenarnya ingin menyebutkan bahwa ini untuk Wang Feng, hanya saja itu terlalu mencolok. Lagi pula hubungannya dengan Wang Jing'an tidak terlalu erat dan mereka hanya bisa disebut teman biasa. Dengan dekatnya dia dengan Wang Jing'an, Fu Lian akan mudah mendekati Wang Feng dan mengawasi bocah itu dari dekat.
"Kalau begitu terimakasih hadiahnya." Wang Jing'an memanggil pelayan dan meminta mereka segera membagikan hadiahnya kepada anak-anak.
Fu Lian senang dan dia memandang halaman rumah Wang Jing'an yang penuh bungan, cantik dan indah. Membuat siapa saja merasa nyaman di sana dan tidak ingin pergi. "Tuan Wang bolehkah aku berkeliling sendiri untuk menikmati pemandangan di halaman mansion Wang Xu?"
"Tentu, tuan muda Fu bebas menikmati pemandangan disini dan juga itu tidak memungut biaya."
Keduanya tertawa bersamaan, Fu Lian dan Wang Jing'an berada diusia yang sama sehingga sikap keduanya tidak berbeda jauh.
Ada paviliun-paviliun kecil di beberapa titik di taman mansion Wang Xu. Tempat paling berkesan bagi Fu Lian adalah hutan bambu. Bambu moso adalah bambu yang mampu hidup hingga lima tahun tinggi bisa mencapai 8 meter jika lingkungannya subur terutama habitat mereka berasal dari utara yang bersuhu lembab. Namun bambu moso di hutan bambu mansion Wang Xu sangat subur dan setiap batang memiliki daun yang lebat jadi terlihat rindang. Mereka menjulang tinggi dan jika di tebang untuk membuat rumah bambu, itu adalah rumah yang kokoh. Di musim semi pada awal bulan lunar pertama, ada banyak tunas rebung tumbuh dan rebung bambu moso juga bisa dikonsumsi. Fu Lian melirik mereka satu persatu dan mendesah. Ini benar benar piknik yang menyiksa. Dia merasa ingin mengambil rebung yang ada di sini.
Fu Lian masuk kedalam hutan bambu, udara didalamnya segar. Meski sedikit dingin itu sangat nyaman. Ada paviliun bambu didalam hutan. Didalam paviliun terdapat kursi santai dan bantal empuk. Fu Lian menghirup udara dengan leluasa. Dia tiba-tiba menoleh dan tepat didepannya adalah orang yang Fu Lian impikan selama ini.
Wang Feng membawa pisau kecil di tangan kiri dan keranjang penuh rebung di tangan kanan. Ada beberapa tanah menempel di kening dan pipinya. Sangat lucu dan imut.
Hati Fu Lian berdenyut-denyut seperti ditendang kelinci. Kenapa Wang Feng sangat lucu dan membuat hatinya di tusuk kuat.
"Lian-ge apa kamu mencari rebung juga?" Wang Feng bertanya dengan polos dan berkedip-kedip melihat Fu Lian.
Fu Lian merasa hidungnya panas melihat wajah Wang Feng.
"Lian-ge hidungmu berdarah." Wang Feng bergegas ke arah Fu Lian dengan wajah khawatir.
"Ah"
Fu Lian ingin menggali lubang untuk bersembunyi. Harga diri tuan muda Fu hilang. Awalnya Fu Lian malu tapi kemudian itu dibuang ke laut hitam karena dia melihat Wang Feng memandangnya dengan wajah khawatir. Dia merasa tersentuh atas perhatian Wang Feng.
"Tidak apa-apa, hanya saja akhir-akhir ini cuaca menghangat jadi aku sering mimisan." Fu Lian tidak malu untuk berbohong karena dia tahu Wang Feng itu polos.
"Oh begitu." Lemak bayinya bergetar karena dia mengangguk seperti ayam mematuk.
Tangan Fu Lian gatal dan rasanya dia ingin kembali mimisan. Untuk menghilangkan perasaan gelisah Fu Lian bertanya apa yang Wang Feng buat dengan rebung di keranjang. "Apa kamu ingin memasak rebung itu?"
Wang Feng menggeleng,"Tidak, kami sudah mencoba berbagai jenis olahan rebung. Aku sendiri cukup bosan."
Fu Lian sedikit kecewa mendengarnya. Wang Feng menangkap ekspresi kecewa Fu Lian, dia dengan cepat mengubah kata-katanya. "Tapi jika Lian-ge ingin memakan olahan rebung siang ini, aku akan membuatnya."
Mata Fu Lian berbinar,"Benarkah, apa Wang Feng serius!"
"Um, ngomong-ngomong Lian-ge kamu boleh memanggilku Sanbao seperti ayah, daddy dan saudaraku memanggilku. Yanli-jie juga memanggilku Sanbao." Wang Feng sedikit mengoreksi panggilan Fu Lian kepadanya karena dia merasa semua orang dekat dengannya.
Fu Lian merasa senang, dia tidak menunda untuk memanggil Wang Feng "Sanbao" dengan nada sedikit intim.
"Apakah rebung ini cukup untuk makan siang?" Fu Lian tidak tahu cara memasak atau pengolah rebung dia merasa rebung di keranjang Wang Feng sangat sedikit. Ketika dia masuk ke hutan bambu, ada banyak rebung tumbuh di setiap rumpun bambu.
"Ini akan banyak jika diiris tipis-tipis atau dipotong tumis. Tapi apakah Lian-ge mau membantuku mengambil rebung-rebung itu. Jika dijual ini akan menghasilkan banyak uang, bukankah aku benar?" Meski pemikirannya masih polos tapi jika bicara soal uang, Wang Feng adalah juaranya. Apa pun yang dia pegang atau ia miliki itu akan menghasilkan uang meskipun kecil.
Fu Lian tertegun dan kaget. "Kamu ingin menjual rebung yang ada disini?"
Wang Feng mengangguk, "Ya dan aku sudah meminta ijin dengan ayah." Kemudian dia merendahkan suaranya, "Meskipun aku tidak mengatakannya dengan deddy karena dia takut aku gatal dan lelah."
Fu Lian merasa lucu dengan sikap curi-curi Wang Feng, dia tidak tahu harus tertawa atau menangis.
"Baiklah aku akan membantu Sanbao menggali rebung." Fu Lian setuju.
"Ayo mulai."
Wang Feng dengan gembira membagi Fu Lian keranjang dan pisau kecil untuk menggali rebung. Keduanya bekerja menggali rebung dari rumpun satu ke yang lain.
_
Penulis ingin mengatakan sesuatu:
Aw...aw...aw... saya merasa jijik ketika mantan saya tiba-tiba mengirim pesan dengan memanggil saya sayang, bukankah itu menjijikan, terutama dia seorang yang sedikit cabul. Pada awalnya saya tak masalah tapi lama kemudia dia menunjukkan sikap cabul. Dasar otak selangkangan, ingin mengambil untung dari Davinci yang terlihat lembut, maaf saya adalah org yg lembut diluar tapi keras di dalam. Ketika saya mengatakan tidak jangan harap saya luluh dengan tipu muslihat anda dan memutar haluan untuk mengatakan ya.
Maaf saya sedikit curhat, tapi hanya disini saya bisa berbagi kisah dan cerita tentang kehidupan saya.
Davinci140303
Kamis, 09 Februari 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
[END][BL] My Wife Is Male By SVD
Фэнтези[WARNING!!!Original Story] Wang Jing'an yang malang harus mati karena di tabrak sebuah truk karena pengemudinya mengantuk. Dia baru saja lepas rapat dengan karyawan tokonya dan berniat pulang karena pusat belanja yang baru dia dirikan 1 tahun yang...