Chapter 10

3.4K 401 36
                                    

Membawa Tiga Roti kecil

Meski sudah menyediakan sekitar 100 mangkuk tapi Wang Jing'an tidak menyangka penjualannya melonjak melewati target. Dia harus diam diam mengambil mie dan es di dimensi.

Saat sekitar jam 3 sore, dia memutuskan untuk tutup. Beberapa orang yang masih belum mencicipi Mie dingin dan es serut kecewa. Tapi Wang Jing'an berpesan bahwa mereka bisa kembali besok pagi. Setelah berkemas, Wang Jing'an mengirim kelima boneka pergi dan menyuruh Aislin memasukinya ke dimensi. Sejak warung buka, wajah Qin Xu tidak pernah kendur karena senyum. Dia buru buru menarik Wang Jing'an untuk duduk dan menghitung hasil penjualannya. Tapi sasaat itu di batalkan karena takut menarik perhatian banyak orang.

Meski sudah sore, arus di dermaga masih padat dan lalu lintas orang terus menerus di jalan tanpa henti. Upuk barat memerah dan senja di mulai. Wang Jing'an dan Qin Xu kembali ke desa. Ketika mereka keluar gerbang kota, sudut baju Wang Jing'an di tarik lagi oleh Qin Xu.

"Ada apa?"

Qin Xu menunjuk ke arah entah ke mana dan Wang Jing'an mengikuti garis pandangnya telunjuk istrinya. Di gerbang luar kota, seorang anak sekitar usia 8 tahun berdiri menggandeng anak lainnya yang mungkin berusia 6 tahun dan ada balita di dalam badung yang di gendongnya. Wang Jing'an tidak tahu apa yang terjadi, tapi di lihat dari penampilan mereka, anak itu sangat kasian. Wang Jing'an mengerutkan kening karena merasa bahwa mereka yang lewat berhati anjing.

"Ayo menyapa"

Qin Xu mengangguk dan bergegas ke arah anak anak itu. Saat melihat ada yang datang, mata si sulung terlihat hitam dan waspada, sedang yang satunya lebih muda bersembunyi di belakang dan terlihat takut.

"Kenapa kalian di sini?"

"........"

Tidak ada tanggapan sama sekali dan hanya ada keheningan. Tapi Qin Xu dengan sabar bertanya, "adik kecil, kenapa kamu membawa bayi?"

Sesaat kemudian baru ada tanggapan,"Karena tidak ada yang menginginkannya."

"Apa kamu lapar?"

".......um"

Qin Xu berbalik dan mengambil bakpao sisa dia makan siang. "Meski dingin tapi ini untuk mengganjal perut"

Saat anak itu ingin meraihnya, tangannya tiba tiba di pegang oleh Wang Jing'an.

"Tunggu!"

Wang Jing'an berbalik ke gerobak mengambil tabung bambu. "Tanganmu kotor dan itu akan sakit jika kamu makan dengan tangan kotor. Ambil lalu cuci, berikan adikmu pada istriku dulu untuk di pegang."

Anak itu ragu ragu dan dia melihat bayi yang di gendongan lalu adiknya yang meringkuk di belakang. "Apa kamu ingin mengambil adikku?"

Matanya yang dalam seperti lubang hitam dan itu terlihat bisa menghisap. Wang Jing'an tersenyum, "Apa kamu tertarik ikut denganku?"

Tidak hanya anak itu tapi Qin Xu ikut menoleh dan melihat apa dia berbohong. "Mian gong apa kamu serius?"

"Um, mereka terlihat kasian disini. Kejahatan di mana mana, apalagi dia membawa bayi dan aku bukan hati anjing"

Qin Xu berbalik dan melihat ketiganya. "Apa kamu ingin ikut, tapi kami tinggal di desa"

Si sulung ragu ragu tapi kemudian mengangguk. Qin Xu tersenyum dan meminta si sulung mempercayai adiknya untuk dia gendong sementara keduanya makan. Wang Jing'an meminta mereka menunggu di gerbang sebentar dan dirinya kembali masuk ke kota.

Sekitar 30 menit dia membawa buntalan kain dan makanan yang yang di bungkus kertas minyak. Dia awalnya ingin menyewa gerobak tapi karena terlalu sore tidak ada yang menyewakan gerobaknya. Dia menyuruh dua anak itu duduk di gerobak dan menyerahkan buntalan kain bersama kertas minyak.

Anak yang berusia 6 tahun itu masih takut tapi dia tetap memegang bungkusan kertas minyak. Rasa hangat menyebar ke telapak tangannya. Si sulung sendiri dengan patuh memegang buntalan kain.

"Itu adalah pakaian yang ku beli dan yang kamu pegang adalah roti kukus. Makanlah, itu masih hangat, jika dingin rasanya tidak enak."

Tetesan embun cair di mata anak si sulung, dia lalu melihat wajah Wang Jing'an. Adiknya yang memegang kertas minyak panas berisi roti kukus tiba tiba menangis. Qin Xu yang menggendong bayi buru buru menyeka air mata anak itu.

"Jangan menangis, makanlah. Ngomong-ngomong siapa nama kalian?"

Dua anak di atas gerobak saling berpandangan.

"Dabao"

"Erbao"

"Hah?"

"Si kecil namanya Sanbao"

"Kami hanya punya nama panggilan"

Wang Jing'an dan Qin Xu saling memandang satu sama lain. "Dimana orang tua kalian?"

"Si jalang di rumah bordil menjual diri dan si bajingan di rumah judi."

"kami kabur karena ingin di jual"

Qin Xu meneteskan air matanya, bagaimana orang seperti itu sangat tega menjual anaknya yang masih bayi. "Tidak apa apa, aku akan menjadi ibu kalian di masa depan."

Dia mengusap kepala Dabao dengan lembut.

Saat mereka sampai di rumah itu sudah senja sekitar jam 4 sore. Wang Jing'an meminta pelayan boneka membersihkan kamar yang sempat di tidur Qin Xu sebelumnya. Dia kemudian memerintahkan dua roti untuk mandi. Tapi Wang Jing'an kemudian meminta Qin Xu juga mandi bersama anak anak.

Dia kemudian masuk dimensi bersama Sanbao untuk memeriksa kondisi fisik bayi itu. Wang Jing'an membeli peralatan kedokteran modern dari Aislin.
Dia adalah seorang dokter barat dan tidak ahli dalam pengobatan tiongkok sehingga kemampuannya tidak bisa di pakai di dunia ini.

Wang Jing'an memasukkan tubuh Sanbao ke tabung scaning untuk melihat apakah bayi itu mengalami masalah. Setelah beberapa saat kemudian laporan keluar dan bayi itu mengalami penyakit kekurangan gizi dan nutrisi. Hal itu di karenakan kurangnya ASI atau susu pada asupan bayi.

Wang Jing'an kemudian membeli beberapa lembar kain badung dan mengganti kain badung yang lusuh. Bayi itu tertidur nyenyak tanpa sedikit khawatir. Dia kemudian masuk ke tokonya mengambil popok bayi, kotak susu, dan botol susu.

Saat keluar dua roti kecilnya keluar dengan segar tapi mata mereka memerah. "Dabao, Erbao kenapa dengan matamu?"

"Aku menyabuni kepala mereka tapi bisanya mengalir membuat mata mereka perih" kata Qin Xu.

Setelah mandi dan berpakain, dua roti kecil itu hanya duduk diam di ruang tamu tanpa banyak bicara. Wang Jing'an lalu menegurnya pelan,"tidak perlu tegang, itu membuat punggungmu tidak nyaman. Masuklah menemui daddy, dia sedang memberi Sanbao susu."

Mata hitam kedua anak itu membulat dan menatap Wang Jing'an. "Daddy....?"

"Yah, mulai sekarang kita adalah keluarga. Kamu anggap aku adalah ayah dan Xuxu adalah daddy." Wang Jing'an hanya menyuruh mereka memanggil Qin Xu adalah daddy bukan ibu, karena itu terasa kurang cocok.

"Oh yah, bukan kah ayah kalian ingin menjual kalian?"

"Ya" jawab Dabao.

"Aku akan mengirim 10 tael perak besok ke ayah mu lalu memintanya memutus hubunbang dengan kalian sebagai keluatga dan meminta hakim mendaftar kalian masuk ke desa dan keluargaku"

Dua roti kecil hanya mengangguk patuh, entah apa yang mereka pikirkan.

Davinci140303
(Diedit) kam,16 Des 2021

[END][BL] My Wife Is Male By SVDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang