Putra Lainnya
Masalah lain selesai, Wang Jing'an segera pergi meninjau pembangunan rumah iglo. Hal pertama adalah lahan yang cocok. Selama seminggu, tidak terdeteksi gempa susulan. Dia mengerahkan beberapa laki-laki kuat beserta penjaga dan yamen untuk membersihkan puing-puing bangunan yang berserakan dijalan. Total ada 700an lebih warga yang mengungsi dan itu terdiri dari 12 desa, 3 dusun kecil dan orang dari kota.
"Bangun rumah iglo di kota lebih dulu karena kita sudah menemukan lokasi yang cocok." Pak Walikota berkata dengan penuh hormat karena insiden sebelumnya dia tidak berani bersikap santai didepan Wang Jing'an.
"Ya. Kerahkan seluruh yamen untuk memeriksa lokasi pembangunan rumah iglo di setiap desa dan dusun agar penggarapan bangunan cepat."
"Mengerti Menteri Wang, saya akan segera melaksanakan perintah menteri."
"Bagus. Dengan begini, aku akan pergi ke ibukota Jiang untuk memeriksa pembangunan rumah iglo disana."
Pak Walikota kaget, "Sangat cepat?"
"Ya." Wang Jing'an mengangguk, "Tugasku adalah merekap tingkat parahnya kerusakan di setiap daerah. Kotamu adalah daerah dengan tingkat parah tertinggi. Dengan ini, saya akan mengirim rekapan ke pengadilan untuk dipertimbangkan berapa jumlah distribusi yang harus diberikan pemerintah kepada setiap rumah tangga."
"Oh, saya mengerti." Pak Walikota merasa senang bahwa akan ada dana alokasi untuk orang-orangnya. Dengan begitu lumbung pajak tidak akan kosong tanpa ada kompensasi.
"Saya percaya pak Walikota tidak menyalahgunakan dana ini kan?" Wang Jing'an adalah orang yang mengambil langsung ke inti, perkataannya menyinggungkan agar Walikota tidak melakukan korupsi dengan dana ini.
"Saya tidak berani menteri. Sebagai pemimpin, saya merasa senang bahwa kaisar perhatian. Dana alokasi ini sangat membantu terutama lumbung pajak sudah hampir habis, ini jiga karena bencana yang sama beberapa waktu lalu." Walikota sudah punya keringat dingin di punggungnya.
"Baiklah, semua pembangunan akan aku serahkan kepadamu dan setelah pengadilan mendapat laporan dariku bahwa rumah iglo sudah dibangun. Akan ada seorang inspeksi yang dikirim khusus untuk mengecek apakah sesuai antara jumlah rumah yang dibangun dengan berapa rumah tangga yang wajib mendapatkan rumah tahan gempa. Serta apakah dana alokasi terbagi rata seperti dilaporan dengan di lapangan."
Wang Jing'an keluar dari kantor walikota dan pergi kerumah dinas. Dia sudah pindah kedalam kota karena situasi sudah aman. Saat dia berkemas dia melihat Xiao Yu mengintip dari balik pintu. Wang Jing'an sengaja membiarkan bocah ini bebas masuk kedalam rumah, terutama anak itu sangat penurut. Wang Jing'an sendiri suka anak-anak.
"Apa yang kamu lihat, kemari."
Xiao Yu berjalan kedepan dengan malu karena ketahuan. "Apa tuan dermawan ingin pergi?" Suaranya terdengar sedih.
"Ya, ada apa?"
"Berarti aku di tinggal?" Dia berkata dengan menunduk.
Wang Jing'an terdiam dan kemudian tersenyum. "Apa Xiao Yu ingin ikut bersamaku?"
Bocah itu masih naif, mendengar tawaran Wang Jing'an, matanya berbinar seperti bintang dan mengangguk seperti ayam mematuk nasi. "Apa tuan dermawan ingin membawa Xiao Yu?" Ucapnya penuh harapan.
"Ya. Asalkan Xiao Yu patuh." Wang Jing'an menyentuh hidungnya dengan gemas.
"Tentu, Xiao Yu akan berperilaku baik."
"Aku suka anak yang penurut."
Wang Jing'an mengajak Xiao Yu ke pergi ke jalan komersial kota. Meski ada beberapa bangunan yang runtuh, beberapa yang utuh dan baik masih beroperasi seperti biasa. Wang Jing'an pergi ke toko baju dan bos yang melihatnya segera pergi kedepan menyambut keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END][BL] My Wife Is Male By SVD
Fantasy[WARNING!!!Original Story] Wang Jing'an yang malang harus mati karena di tabrak sebuah truk karena pengemudinya mengantuk. Dia baru saja lepas rapat dengan karyawan tokonya dan berniat pulang karena pusat belanja yang baru dia dirikan 1 tahun yang...