Chapter 58

1.3K 204 8
                                    

Mengunjungi Pengungsi Gempa

Dua hari setelahnya, Wang Jing'an dikirim ke provinsi Quanthai untuk melihat orang-orang disana.Perjalanannya memakan waktu seminggu, tapi Wang Jing'an meminta untuk berjalan siang dan malam agar banyak waktu tak terbuang.

Sesampai disana, Wang Jing'an lalu meminta untuk pergi ke daerah terparah dan merupakan pusat titik gempa. Dari kejauhan terlihat ada banyak tenda. Posisi ini berada di luar gerbang kota. Wang Jing'an diam-diam bertanya pada aislin untuk mengecek berapa skala richter kekuatan gemba.

Aislin: 6,6 skala richter, penyebabnya adalah terjadi patahan didalam tanah.

"Itu sangat besar."

Bahkan di zaman modern, 6,6 skala richter mampu menghancurkan gedung-gedung bertingkat. Wang Jing'an  ingin masuk ke kota tapi pejabat setempat melarang karena takut ada bangunan yang roboh dan situasi masih belum aman. Selain itu Wang Jing'an adalah pejabat tinggi negara, tidak ada yang mampu membayar untuk resiko kecelakaanya.

Wang Jing'an dibawa ke tanda darurat yang dibangun oleh yamen untuk tempat tinggalnya sementara.

"Tendaku terlalu baik, berikan aku yang biasa-biasa saja." Wang Jing'an memerintahkan walikota untuk membuat tenda baru yang lebih sederhana.

Walikota itu membungkuk sebagai ungkapan hormat kepada Wang Jing'an dan berkata: "Menteri Wang, bagaimana anda bisa tinggal di tenda biasa, ini jika dilihat oleh utusan Yang mulia kaisar bukankah akan terlihat saya tidak perduli dengan anda."

Wang Jing'an mengernyit, "Aku datang ke sini untuk meninjau keadaan masyarakat bukan pergi berpiknik. Bukankah dengan tenda istimewa seperti itu seakan-akan tidak terlihat sebagai belasungkawa terhadap korban bencana gempa. Dan lagi dengan menggunakan tenda yang sederhana, orang-orang akan melihat bagaimana kita sebagai pemerintah negara menunjukkan bahwa kita peduli dan juga ikut menderita dengan mereka. Sebagai walikota kamu harus bisa mempertimbangkan perasaan ringan sama di jinjing dan berat sama di pikul."

Walikota terdiam dibuatnya. Dia pergi dan meminta Wang Er membuat tenda di sekitar tenda pengungsi. Dia sudah melepas jubah resmi pengadilannya jadi tidak ada yang mengenalnya. Setelah tenda selesai, Wang Jing'an meminta Walikota mendaftar berapa banyak rumah tangga yang rumahnya hancur total. Dengan daftar ini, maka rumah iglo cepat dibangun.

Para yamen segera menyebar mendaftar pendaftaran rumah tangga.

Sambil menunggu, Wang Jing'an pergi ke tenda pengungsi untuk melihat orang-orang disana. Dia membawa Wang Er di sisinya dan berganti baju menjadi lebih sederhana, meski begitu tetap saja kualitas pakaian Wang Jing'an masih tinggi. Dengan penjaga, Wang Jing'an terlihat seperti tuan muda kaya raya.

Seorang anak kecil bermain di bawah pohon, saat itu adalah siang hari, jadi cuaca sangat panas. Wang Jing'an diam-diam melihatnya memasuki tanah kedalam mulutnya. Dia terkejut dan  bergegas menghentikannya.

"Apa yang kamu lakukan dengan memasuki tanah ke mulutmu, itu kotor!" Wang Jing'an ingin marah tapi wajah anak yang polos itu mengingatkannya pada Wang Feng, putranya yang lugu.

"Aku sangat lapar!" Bibir bocah itu pecah-pecah, dan kulit asli tionghoa berwarna coklat. Sangat kurus dan dia mengusap perutnya dengan sedih.

"Bukankah akan di bagikan makanan 3 kali sehari untuk setiap pengungsi bencana? Bagaimana kamu masih kelaparan?" Wang Jing'an merasa dia mendapatkan sesuatu dari percakapan ini.

"Itu benar, hanya saja saat makanan di bagi, orang-orang akan berebut. Mereka akan membagikannya tidak perduli apakah semua makanan terbagi rata atau tidak. Saat makanan di dandang habis, orang-orang itu akan pergi. Sebagai anak kecil, bagaimana bisa aku berebut dengan orang dewasa?"

[END][BL] My Wife Is Male By SVDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang