Tiati ama typo, Jangan lupa votement okeh?
Happy reading guys!Keesokan harinya, mereka sedang duduk dikantin. Tentu saja untuk mengistirahatkan diri.
Baru mulai udah istirahat aja, hebat ye thor?
"Lu ngapain?" heran bangchan, soalnya miyeon senyum lebar banget. "Kepo lu dugong" balas miyeon, bangchan mendelik tak suka dengan panggilan itu. "Si Miyeon habis nabrak bang Jae wook, makanya histeris" ucap Yuju enteng.
Miyeon melayangkan sendoknya pada yuju. "Ember banget sih lu jadi orang" sinis Miyeon, Yuju hanya menunjukkan cengirannnya. "Lu mau makan sama apa sekarang? sendok lu udah terkontaminasi gitu" ucap jiho, yuju mendelik.
"Dikira gw kuman apa?" sewot yuju tak terima, mereka tertawa kecil. "Gw ambil sendok dulu, kalian tungguin gw" ucap miyeon, mereka mengangguk malas. Miyeon bangkit untuk mengambil sendok baru dimeja kantin.
Miyeon mengambil sendok itu dan berbalik hendak pergi, namun ia tak sengaja menabrak seseorang dibelakangnya. "Ck! kalo jalan tu pake mata dong!" decak pemuda itu, Miyeon diam ketika mengetahui pemuda itu adalah jae wook.
"Bisu yaa lu?! lu denger nggak?!" jae wook kesal ketika Miyeon diam menatap kagum dirinya. "Cih! dasar murahan" desis jae wook, miyeon yang mendengar itu tertohok. "Kebalik nggak sih? justru yang cowok murahan itu abang. Masa beraninya sama cewek doang" suara lisa terdengar membuat atensi keduanya teralihkan.
"Nggak usah ikut campur, gw punya urusan sama dia" decak jae wook sebal. "Urusan dia urusan gw juga" balas lisa cepat, suasana di kantin pun berubah menjadi mencekam. Bisa dilihat aura hitam antara lisa dan jae wook.
"Lu adek kelas nggak usah belagu jadi pahlawan disini, gw nggak punya urusan sama lu" sinis jae wook. "Lu jadi kakak kelas, nggak usah berharap menjadi yang paling berkuasa. Nyatanya lu bakal lulus dari sini, so what? nggak usah sombong. Ingat sama ujian" kekeh lisa.
"Or, jangan jangan lu pengen tinggal kelas? bukannya belajar malah ngehina teman gw" sinis lisa, wajahnya langsung datar. "Bukannya lu yang kerjaannya suka ikut campur urusan orang lain?" sinis jae wook, lisa terkekeh.
"Orang lain? semua sahabat sahabat gw itu udah gw anggap sebagai keluarga gw. Bukan lagi orang lain" lisa melaju selangkah untuk menarik kerah baju jae wook. Mata lisa menatap tajam kakak kelasnya itu.
"Sekali lagi lu kasar sama Temen gw, nyawa lu habis ditangan gw" sinis lisa lalu menghempaskan jae wook kasar dan menarik miyeon yang diam tak bergeming. "Nggak usah dimasukin ke hati, orang kayak gitu emang nggak punya otak" ucap lisa, miyeon mengangguk pelan.
"Are u okay yeon?" tanya jihyo, memberi miyeon segelas air mineral. "Haha, just shock" ucap miyeon hambar. "Let's out. Ayo bolos" ajak yuju. "Ajaran sesat" ucap jiho memukul pelan kepala yuju, takut yuju tambah sinting.
"Gw di uks aja, mau tiduran" ucap miyeon. "Gw duluan, dipanggil pak naga" ucap bangchan berdiri dari duduknya. "Kami juga, mau ngerokok" ucap junes berdiri dari duduknya dan pergi diikuti anak laki laki lainnya.
"Sampai rumah, jangan bau rokok" peringat rose sebelum jaehyun benar benar pergi. Jaehyun hanya tersenyum dan mengacak surai rose lalu benar benar pergi.
"Kita anterin ke uks ya?" ucap mina, miyeon mengangguk lemah. Mereka pun pergi dari kantin menuju uks. Dan untuk ke uks, mereka harus melewati taman belakang.
"Wait the minute, gw dengar kayak ada orang lagi berantem" ucap minnie, mereka berhenti sebentar. "Eh iya anjir! Ayo kita cek" ajak chaeyeon, mereka kompak mengangguk lalu menatap miyeon.
"Gw ikut kalian" ucap miyeon lesu, mereka hanya tersenyum lalu berjalan mengendap ngendap. Dekat dengan tembok pembatas sekolah, mereka menemukan jae wook yang dihajar habis habisan oleh bangchan. Pemuda yang lain berusaha menahan bangchan, namun tenaga pemuda itu sangat kuat.
"He's bangchan?!" kaget rose tak percaya. "Wow, gw nggak percaya bangchan badan kecil tapi tenaga hulk" kagum jiho, mina terkekeh mendengar ejekan jiho.
"Hey yeon! You see that? He really love you" ucap lisa menepuk bahu miyeon pelan. "What do you mean lis? I can't understand" ucap miyeon tak mengerti. Lisa hanya tersenyum.
"Terkadang, orang yang tidak terlalu akrab sama kita, memendam rasa pada kita yeon. Bangchan tampang doang blangsakan, tapi dia nggak pernah main main soal perasaan" senyum lisa, miyeon menatap lisa curiga.
"Jangan jangan, lu pernah pacaran sama bangchan yaa lis?" curiga miyeon, lisa terkekeh. "Gw tau semua masalah kalian, karena apa apa kalian cerita ke gw" senyum lisa.
"Just move on yeon, nggak semua orang kayak bang jae wook type idaman. Type idaman itu, adalah orang yang bisa membuat lu nyaman sama dia. Tengok personality nya, bukan how he's looking" senyum lisa lalu menatap gerombolan anak laki laki.
"Pikirin baik baik yeon" senyum lisa lalu menepuk bahu miyeon. "Bawa miyeon ke uks, gw mau bantuin mereka dulu" ucap lisa lalu pergi meninggalkan teman temannya.
"Ayo yeon" ajak eunha, miyeon mengangguk, masih memikirkan ucapan lisa.
Lisa berlari menghampiri temn temannya. "Chan, stop! Miyeon udah gw amanin. Jangan meledak disini dong!" tegur lisa, berusaha menahan bangchan. "Gimana gw nggak meledak?! Kasar banget sama cewek mau dikasihani?!" emosi bangchan meluap luap.
"I know, tapi lu mau buat anak orang mati?! Hey! Kalo lu mau menghukum bang jae wook, nggak gini caranya bangchan" ucap lisa menahan bahu bangchan. Yang lain masih sekuat tenaga menahan bangchan yang bisa mengamuk kapan saja.
Bangchan menatap penuh benci pada jae wook. "Kalo nggak suka, nggak usah dikasarin anjing! Tinggal bilang nggak suka aja!" sinis bangchan lalu pergi dari sana. Mereka menghela nafas kasar.
"Kook, ada nomor teman temannya?" tanya yugyeom pada jungkook, jungkook mengangguk. "Ada nih bentar" jungkook mengutak atik hpnya.
"Kasian pingsan, panggilin mereka kesini. Gw mau ke uks dulu, liatin miyeon. Nanti nyusul" mereka mengangguk, membiarkan lisa pergi terlebih dahulu.
Disisi lain, anak cewek cuman ngeliatin miyeon yang diam sedari tadi. Mereka mengerti perasaan miyeon yang bimbang.
"Menuru kalian, gw harus gimana?" tanya miyeon yang sedang duduk dibrankar uks, rose menghampiri gadis itu dan duduk disebelahnya.
"It's up to you, this your life, not us" ucap rose, miyeon mendesah kecewa, rose sama sekali tidak membantu. "Listen to your heart. Nggak usah dengerin pikiran lu yang lebih memilih bang jae wook yang good looking, dengerin hati lu yang bilang bangchan itu baik banget. And he was loyal" senyum rose.
Miyeon bungkam mendengar itu semua. "Emang, selama ini bangchan keliatan benci sama lu, but who know his feeling? Tampangnya doang yeon, tapi hatinya Cinta banget sama lu. Benci bisa jadi Cinta" ucap rose.
Eunha terdiam. Kadang rose itu mirip seperti lisa, jika ada masalah, rose bisa tiba tiba dewasa, persis seperti lisa yang menyandang status 'kepala keluarga' 97 house. Istilahnya, rose adalah lisa kedua.
"Lu ingat nggak, waktu mau digangguin om om di mal?" tanya minnie tiba tiba, miyeon mengangguk. "Bangchan rela luka luka, cuman karena lu doang miyeon. U know, dia cuman nunjukin sisi lainnya sama lu doang, tanpa lu sadari. And i see that for a long time" senyum minnie lalu menepuk bahu miyeon.
"Just listen to your heart, pilihlah pria yang benar benar membuat lu jatuh Cinta sama dia. Karena, semua pria itu tak selalu sama yeon. Dan dia jauh beda dengan bang jae wook"
Aiyyoo guys! Aing comeback. Kangen nggak nih? Oh pasti nggak dong. Maaf lama banget up nya, harus mikirin alurnya biar Bagus banget. Jangan lupa tekan patrick ya? Nggak vote nggak papa, yg penting tinggalkan jejak:)
See u next part guys!
KAMU SEDANG MEMBACA
Our house ᶠᵗ (97ˡⁱⁿᵉ)✔
Teen FictionMereka disuruh tinggal bareng oleh orang tuanya, dan tau alasan mereka disuruh tinggal bersama setelah seorang gadis mengungkapkan alasannya. Mereka itu definisi manusia punya visual yang bukan kaleng kaleng tapi ketutupan karena sikap mereka yang...