part 47

932 94 22
                                    

Tiati ama typo,, jangan lupa votement okeh?? Happy reading guys!!



































***

Sekarang lisa sedang latihan diruang dance setelah menyelesaikan latihan olimpiade. Padahal teman temannya sudah melarang lisa untuk latihan, tapi bukan lisa namanya kalau gadis itu menurut.

Lisa terus berlatih dengan pintu dance yang dia kunci dari dalam, sehingga tidak ada yang akan menganggu nya latihan.

3 jam lisa latihan, dan sekarang sudah menunjukkan pukul 2 pagi. Lisa membungkuk untuk sekedar menetralkan nafasnya. Dan lisa dikejutkan ketika pintu ruang dance didobrak dari luar, lisa melompat kaget dan mengusap dadanya ketika mengetahui jaemin lah yang mendobrak pintu itu.

Lisa menatap prihatin pada pintu ruang dance yang lepas dari tempatnya. Jaemin melangkah mendekati lisa lalu menggendong gadis itu seperti karung beras.

"Yakk!! Kak jaemin!!" pekik lisa kesal, jaemin tak memperdulikannya. "Gw bawa dia dulu,, ntar gw balikin" ucap jaemin pada 97 gengs yang ternyata masih terjaga disana mereka hanya mengangguk.

"Plis help me" rengek lisa, namun teman temannya hanya bisa menggeleng. "Nggak bisa lis,, gw masih sayang nyawa" cengir bam bam, lisa merengek seperti anak bayi. Pertanda gadis itu kesal.

Jaemin mendudukkan lisa di kursi sebelah pengemudi, jaemin pun memasuki mobil lalu melakukan mobilnya meninggalkan pekarangan 97 house.

"Kita mau kemana sih kak?!" kesal lisa, nggak mungkin kan?! Kalo lisa dibawa ke jurang terus dijatuhin disana. "Entar tau" jawab jaemin misterius. Lisa merengut sebal, kan dia tambah takut.

Berjam jam mereka menempuh perjalanan, akhirnya mereka sampai disebuah tempat yang sangat dingin. Jaemin mengambil sesuatu di jok belakang lalu memberikannya pada lisa.

"Nih pake,, aku takut kamu kedinginan" ucap jaemin sambil memberikan sebuah hoddie pada lisa, lisa menerima jaket itu lalu memakainya.

Mereka berdua keluar dari mobil. Seketika lisa merinding dan lansung memeluk tangan jaemin. Jaemin hanya tersenyum tipis.

"Nggak bakal aku tinggalin,, ayo kepuncak. Aku udah minta bodyguard papa buat siapin sesuatu buat kamu" senyum jaemin, lisa mengangguk pelan lalu mengikuti jaemin yang membiarkan lisa untuk memeluknya.

Mereka sedikit mendaki untuk mencapai puncak, hingga akhirnya mereka sampai dipuncak bukit itu. Jaemin duduk terlebih dahulu, membiarkan lisa yang kagum dengan puncak bukit itu.

Bagaimana tidak?? Lisa tercengang melihat sebuah pohon beringin dengan lampu lampu yang menggantung disana dan meja makan serta karpet yang membentang sebagai alasnya.

Lisa mendekati jaemin lalu duduk disebelah pria itu. "Kita ngapain kesini sih kak?? Lu nggak mau terjunin gw kan??" selidik lisa curiga, jaemin terkekeh lalu mengecup bibir lisa pelan, membuat lisa membeku seketika.

"Mulai sekarang,, kalo panggil aku jangan pake lu-gw,, masa pacaran nggak ada romantis nya" kekeh jaemin, lisa memalingkan wajahnya malu. Astaga, bisa bisanya jaemin melakukan itu tanpa aba aba.

"Kak" panggil lisa, jaemin hanya berdehem sebagai jawaban. "Dingin" ucap lisa, jaemin terkekeh pelan. Jaemin membawa lisa kedalam jaketnya lalu mendekap gadis itu.

"Udah hangat??" tanya jaemin, lisa mengangguk pelan. Tangannya bergerak untuk memeluk pinggang jaemin. "Kalo kamu udah peluk aku,, nggak bakal dingin lagi" sial! Jaemin baper gara gara ucapan lisa.

Lisa tertawa pelan ketika menyadari detak jantung jaemin berdetak cepat, pria itu hanya diam menandakan dia sedang baper.

"Ciee yang baper" goda lisa, tangan jaemin terulur untuk mencubit pipi lisa. "Siapa yang ngajarin kamu baperin orang hmm??" tanya jaemin, lisa tertawa pelan. Tangannya ikut terulur untuk menguyel nguyel pipi jaemin.

Our house ᶠᵗ (97ˡⁱⁿᵉ)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang