Sang Surya muncul dengan malunya, membangunkan setiap inci makhluk belahan bumi yang terkena sinarnya. Burung-burung pun mulai berkicau terbang meninggalkan sarangnya. Menandakan aktivitas hari ini baru dimulai.
Pagi di kekediaman Nanase sama dengan keadaan langit biru yang masih asri. Tenang dan damai. Memang terlihat tidak seperti biasanya yang penuh dengan keramaian dan kegaduhan yang hanya disebabkan oleh tuan termuda mereka. Tapi tak mengherankan karena sumber keberisikan itu bahkan belum keluar dari mimpi indahnya.
Tenn saat ini sedang menikmati pagi yang memang pantas dinikmati dengan meminum secangkir kopi di meja makan sambil menunggu sarapan siap dan menunggu sang adik bang-
"Ohayou!!!"
"Pufff...uhuk uhuk..."
Oke adiknya ternyata sudah bangun dan langsung menyapa sang kakak dengan menepuk bahu kakaknya dari belakang. Dan tentu saja itu membuat Tenn kaget dan menyemburkan kopi yang tengah diminumnya.
"Riku! Kau mengangetkan Tenn-nii!"
"Hehehe Gomen Tenn-nii. Mou~ Tenn-nii belum membalas sapaan Riku!"
"Baiklah baiklah, ohayou," ucap Tenn tersenyum setelah memgelap mulutnya dengan tisu.
"Duduk sini, saran akan segera siap," perintah Tenn.
"Hu'um. Tenn-nii punya jadwal pagi?" tanya Riku sambil memposisikan dirinya untuk duduk di kursi samping Tenn.
"Iya, ada apa?"
"Bukan apa-apa, Riku cuma bertanya"
"Makanan sudah siap, selamat menikmati," kata Bibi Mai yang telah menata masakannya di meja makan.
"Wahh...omurice!" kata Riku bersemangat melihat makanan kesukaannya.
"Dan ada donat juga! Wah...arigato Bibi Mai!" tambah Riku.
"Sama-sama Riku-sama, dihabiskan ya Tenn-sama, Riku-sama," balas Bibi Mai.
"Sudah cepat makan, jangan dipandangi terus," ucap Tenn sambil terkekeh melihat adiknya tak kunjung makan karena terus memandangi kedua makanan kesukaannya itu.
"Ha'i, ittadakimasu," ucap Riku dan langsung melahap omurace kesukaannya itu dengan lahap seakan dia tidak makan selama satu bulan:)
"Riku pelan-pelan! Tak ada yang merebut omurice mu, makanlah perlahan!" Peringat Tenn sambil membersihkan sekitar mulut Riku yang sudah berantakan.
"Twenn nwii nwantwi bwelikwan Rikwu bwukwu ywa!" ucap Riku dengan mulut penuh makanan.
"Riku telan dulu baru bicara! Baiklah-baiklah nanti Tenn-nii belikan buku, sekarang makan yang tenang dan perlahan. Kunyah pelan-palan!"
"Baik Tenn-nii!"
Setelah selesai makan, Tenn bersiap-siap untuk bekerja dan Riku yang saat ini mengamati kakaknya bersiap-siap sambil manaruh kepalanya di meja dengan posisi kepala mengarah kakaknya.
"Riku-sama, saatnya minum obat!" kata Bibi Mai yang tiba-tiba datang dengan membawa nampan berisi air putih dan piring kecil yang terdapat obat Riku.
"Nah Riku, minum obat dulu ya," kata Tenn yang beralih duduk di samping Riku dan ikut menemani Riku meminum obatnya. Dia harus memastikan kalau Riku minum semua obatnya!
"Tenn-nii~ Riku nggak mau minum obat..." rengek Riku dengan mata berkaca-kaca.
"Tidak boleh! Riku harus minum obat!"
"Tapi Tenn-nii..."
"Tak minum obat tak ada omurice dan donat dalam seminggu! Dan Tenn-nii tak mau membelikan Riku buku baru!" ancam Tenn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protect My Otouto [End]
Truyện Ngắn"Aku akan membawa mimpi kita berdua, yang harus kau lakukan hanyalah duduk dan menonton" . . . . . Bagaimana kalau Riku menuruti perkataan Tenn. Dimana Riku tak pernah menjadi idol dan Tenn berusaha untuk menyembunyikan Riku dari dunia idol. Tapi...