47

694 83 61
                                    

"Huh... baiklah akan kuusahakan semaksimal mungkin untuk menemukan penawarnya. Tapi, aku butuh bantuan"

"Katakan! Katakan apa yang perlu ku bantu pasti ku bantu!"

Sekali lagi dokter Sora terdiam

Lalu dokter Sora berkata," Temukan Bibi Mai!"

"Apa?!"

"APA MAKSUDNYA MENEMUKAN PENJAHAT ITU LAGI! AKU SUDAH SUSAH-SUSAH MENGUSIRNYA DAN KAU MEMINTAKU UNTUK MENEMUKANNYA?!"

"Tenn jangan jadi bodoh! Kau tau kan racun ini racun buatan sendiri dan aku tak bisa membuat menawarnya tanpa bantuan pembuatnya. Atau kalau tidak kita bisa langsung meminta penawar itu!"

Kini giliran Tenn yang terdiam

"Dokter Sora, aku curiga ada sosok dibalik Bibi Mai. Tak mungkin kan dia membuat sendiri racunnya"

"Aku juga curiga hal itu. Tapi jika itu benar kita tinggal introgasi dia lagi" kata dokter Sora.

"Emang dia mau buka mulut? Kau tak ingat terakhir kali kita introgasi dia?"

"Kita akan paksa sampai dia buka mulut!"

"Cara sadis dihalalkan?" tanya Tenn menyeringai.

"Ya!" jawab dokter Sora ikut menyeringai.

Keduanya lalu terdiam

Oh ya, sebagai keterangan Riku saat ini sedang tak sadarkan diri karena pengaruh obat yang diberikan dokter Sora. Jadi, saat mereka berteriak-teriak tadi mereka tidak takut Riku akan terbangun.
(Tapi ya tetep aja dodol, masak teriak-teriak sama adu argumen disebelah orang sakit. Nggak ada adab!:V)

"Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Tenn.

"Apa aku harus mengulang? Aku kan sudah bilang aku akan mempelajari jenis racun ini dan berusaha untuk membuat secepat mungkin penawarnya. Dan kamu, cari Bibi Mai!"

"Maksudku selain itu, apakah ada yang bisa kubantu untuk mengurangi sakit Riku?"

"Rawat dengan baik!" jawab dokter Sora singkat.

"Huh... baiklah..."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Bagaimana dengannya?" tanya seseorang disebrang telpon.

"Saya sudah menjalankan seperti apa yang anda suruh," jawab seseorang penelpon itu.

"Bagus, terus lanjutkan pekerjaanmu. Ngomong-ngomong sudah sejauh mana perkembangannya?"

"Hampir sekarat," jawabnya singkat.

"Kerja bagus. Ingat, jangan buat dia mati dulu!"

"Baik, tuan"

Pip
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Aku sudah cari ke rumahnya tapi kenapa dia tidak ada! Apakah pindah?" kata Tenn frustasi melihat rumah yang merupakan rumah Bibi Mai yang sudah kosong terkunci.

"Kenapa dulu aku buru-buru ngusir dia sih! Huh...dasar Tenn baka!"

"Cari kemana lagi ini?"

"Kazuto, apa kau tau rumah Bibi Mai selain disini?" tanya Tenn pada scurity yang merangkap menjadi supir itu.

"Emm, tidak Tenn-sama"

"Huh...ya sudah kita pulang dulu"

"Ha'i Tenn-sama"

Kazuto pun melajukan mobil merah itu untuk kembali ke kediaman Nanase dengan kelajuan yang normal. Tapi saat Tenn sedang ditengah perjalanannya, tiba-tiba handphonenya berbunyi menandakan ada panggilan masuk di handphonenya.

Protect My Otouto [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang