53

674 79 69
                                    

"Bagaimana ini kondisinya terus menurun! Tenn aku mohon cepatlah!"

Saat ini dokter Sora sedang menangani Riku, mungkin tidak bisa dibilang menangani karena saat ini ia hanya bisa menunggui Riku sambil berharap Tenn segera datang membawakan obat penawar racunnya. Ia juga tak lelah lelahnya terus mengecek kinerja alat-alat penunjang kehidupan itu agar tak terjadi kesalahan apapun. Selain alat, dokter Sora juga sering, bahkan selalu mengecek Riku dengan hati was was takut-takut tiba-tiba orang yang ia jaga saat ini berhenti bernafas. Sungguh saat ini nyawa Riku ada diujung tanduk. Rapuh, lebih rapuh dari kaca tipis manapun.

Tit

Tit

Tit

Suara monitor jantung yang konstan, menandakan bahwa orang yang menggunakan alat tersebut masih memiliki detak jantung. Namun, kenapa garis melengkungnya hampir mendekati garis lurus?

"Dokter Sora bagaimana ini?!" panik suster Sara.

"Riku-sama..." ucap lirih si kembar.

Selain dokter Sora dan suster Sara yang memang bertugas untuk "mempertahankan" kehidupan Riku, di sana juga Sakura dan Sakuma yang dengan setia menemani tuan mereka itu dengan diam, diam-diam berkaca-kaca. Apalagi dengan Sakura yang memang lebih dekat dengan Riku dan walaupun dia cewek yang tomboy, tetap saja perempuan adalah perempuan yang memiliki hati selembut sutra. Jadi melihat tuan mudanya sekarat membuatnya ingin menangis

Tes

atau sudah menangis(?)

Drap

Drap

Sett

"Riku-sama hiks... Riku-sama harus bertahan! Tenn-sama akan segera pulang dan membawakan obat untuk Riku-sama... Riku-sama..hiks...jika Riku-sama sudah sembuh, ayo main bola bersama lagi! Hiks... Riku-sama!" tangis Sakura sambil memeluk Riku. Tak erat, dia tentu takut menyakiti bochannya itu jika terlalu erat. Tapi cukup untuk merengkuh tubuh mungilnya. Sedangkan mereka yang melihat itu hanya mampu untuk membuang pandangannya dari kejadian memilukan di hadapan mereka.

"Sakura sudah, biarkan Riku-sama beristirahat. Kau akan menyakitinya," ucap Sakuma memegang pundak Sakura sambil berkaca-kaca melihat tuannya itu. Sakuma hanya takut tuannya itu tersakiti. Riku-sama nya terlihat...sangat rapuh. Seperti jika kau menekannya dengan tenaga sedikit saja itu bisa melukainya hingga tak bersisa.

Sedingin-dinginnya ia, ia akan luluh oleh bos kecilnya ini dan tak kan kuat melihat kondisi menyedihkan tuannya. Maka dari itu, ia berjanji akan melindungi tuannya dan tak akan ia membiarkan siapapun untuk melukainya! Tak akan!

"Dokter Sora! Detak jantung Riku-sama melemah lagi! Riku-sama tidak dapat bernafas!!" teriak suster Sara.

Degg

"APA?!! CEPAT LAKUKAN-"

Braakkk

Di tengah kondisi mengkhawatirkan ini, tiba-tiba saja ada yang menerobos masuk ke kamar Riku tanpa mengunakan sopan santun yang berlaku. Dan orang itu adalah

"Bibi Tia!" ucap mereka bersamaan.
.
.
.
.
Saat memasuki ruang kamar majikannya itu, yang pertama ia lihat adalah tuan mudanya yang sering merekahkan senyumannya kini terbaring tak berdaya. Kehidupannya pun kini cuma ditopang oleh mesin dan cairan kimia lainnya. Kulit yang memang sudah putih kini lebih putih, putih pucat dan kini ia pastikan itu tak sehangat dulu, lebih mengarah ke...dingin? Mulutnya pun tak kalah pucat. Bahkan bibirnya kering dan mulai membiru. Ah..jika dia tak salah, tadi ada bercak berwarna merah, pasti tuannya muntah darah lagi untuk kesekian kalinya. Ditambah masker oksigen yang juga terkena cipratan darah membuatnya tambah yakin. Benar-benar... memprihatinkan.

Protect My Otouto [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang