45

746 83 24
                                    

"Oh Tenn-nii, Riku baru sadar, Bibi Mai kemana? Kok dari tadi nggak kelihatan?"

Degg

Tenn terhentak, ini yang ditakutkan Tenn! Walaupun Tenn tau cepat atau lambat Riku akan bertanya ini, tapi Tenn belum siap jika secepat ini. Tenn tak memiliki jawaban atas pertanyaan polos adiknya. Bagaimana ini?!

"Riku, novel ini menceritakan tentang apa? Apakah seru?" dan inilah ide terakhir yang dipikirkan oleh otas cerdas Tenn, mengalihkan topik. Tenn berharap dengan dia yang mengalihkan topik ini, Riku bisa lupa apa yang dia tanyakan tadi. Sungguh Tenn belum mempersiapkan alasan yang logis tentang Bibi Mai yang "menghilang".

"Buku ini? Oh ini buku yang seru Tenn-nii! Tenn-nii tau, pemeran utamanya itu seorang raja iblis, tapi tapi dia baik, dia selalu menolong temannya, dia juga kuat Tenn-nii. Terus dia punya kekuatan hebat! Dia bisa membaca pikiran lho Tenn-nii! Hebatkan Tenn-nii? Riku juga mau kekuatan membaca pikiran...Riku pengen jadi kayak dia, tapi Riku tak mau jadi iblis!" kata Riku menjelaskan. Seperti rencana Tenn berhasil. Riku sekarang sibuk menceritakan novel yang dia baca dan lupa tentang pertanyaannya tadi. Perlu kalian tau ya, Riku itu memang penyuka buku, jadi mengalihkannya dengan bertanya tentang buku itu adalah hal yang mudah. Untung Tenn ingat tentang kebiasaan adiknya ini. Riku memang tergila-gila dengan buku!

"Oh ya? masak ada iblis baik, Tenn-nii tak percaya!" Tenn membalas perkataan adiknya dan berusaha agar percakapan ini tidak terhenti dan adiknya kembali mengajukan pertanyaan seperti tadi. Dia berharap adiknya benar-benar lupa tentang keberadaan pembantu laknat itu. Tenn ingin adiknya selamanya lupa tentang orang itu!

"Benar Tenn-nii! Riku tidak bohong! Dia iblis tapi baik. Dia selalu berkorban demi teman-temannya dan sangat menyayangi teman-temannya! Seperti Tenn-nii!" ujar Riku semangat.

"Kau menyamakan Tenn-nii dengan iblis?" kata Tenn pura-pura marah.

"Tidak tidak, tentu saja tidak. Tenn-nii kan tenshi! Maksud Riku, Tenn-nii menyanyangi Riku seperti iblis ini menyanyangi teman-temannya!"

Tenn tersenyum

"Tenn-nii lebih menyanyangi Riku dari iblis itu menyanyangi teman-temannya," kata Tenn memeluk adiknya, namun tidak erat.

"Riku sayang Tenn-nii tidak?" tanya Tenn

"Tentu saja sayang!" jawab Riku semangat dan tanpa ragu.

"Kalau begitu percayalah pada Tenn-nii, apa yang Tenn-nii lakukan dimasa lalu, sekarang, atau masa depan semuanya untuk Riku. Karena Tenn-nii menyanyangi Riku dan itu adalah yang terbaik untuk Riku. Apa Riku percaya?"

"Riku percaya! Tapi kenapa Tenn-nii bilang seperti itu? Apa Tenn-nii menyembunyikan sesuatu?"

Degg

"Ti-tidak apa-apa Tenn-nii cu-cuma mau bilang saja," kata Tenn berusaha menutupi kegugupannya.

"Kenapa Riku berfikir Tenn-nii menyembunyikan sesuatu?" Tenn balik bertanya.

"Emm entahlah, tapi terkadang Riku merasa kalau Tenn-nii menyembunyikan sesuatu pada Riku," kata Riku sambil melepaskan pelukan kakaknya.

"Tidak Riku, itu hanya perasaanmu saja. Tenn-nii tak pernah menyembunyikan sesuatu pada Riku. Sebaliknya Riku yang pernah menyembunyikan sesuatu pada Tenn-nii!" kata Tenn mengingat soal surat ancaman itu.

Riku mengerti apa yang dimaksud kakaknya langsung menundukkan kepalanya

"Maaf Tenn-nii, Riku janji tidak akan seperti itu lagi," sesal Riku.

"Tenn-nii maafkan, tapi Riku harus menepati janji Riku. Riku tak boleh seperti itu lagi. Riku tolong jangan sembunyikan apapun lagi dari Tenn-nii ya. Riku harus jujur dengan Tenn-nii! Tenn-nii tidak akan marah pada Riku kok. Tapi jika Riku menyembunyikan sesuatu atau tidak mau jujur dengan Tenn-nii, Tenn-nii malah akan marah. Riku mengerti?"

Protect My Otouto [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang