Setelah memastikan bahwa Riku sudah Istirahat dengan nyaman, dan tentu setelah dia menyelesaikan makan malamnya yang ditemani adiknya tadi, Tenn menuju ke ruangan dokter Sora yang memang berada di lantai dua selantai dengan kamar sang adik. Tapi untuk alasan kefokusan dan ketenangan, ruangan dokter itu yang juga merangkap untuk laboratorium pembuatan segala macam kebutuhan kesehatan adiknya, berada di ujung lantai dua.
Tok tok tok
"Masuk," ujar seseorang dari dalam.
Tenn pun tanpa basa-basi langsung membuka pintu yang menghalangi ia memasuki ruangan dokter kepercayaannya.
"Oh Tenn, ada apa? Apa terjadi sesuatu lagi dengan Riku?" tanya sang dokter muda itu.
"Bukan, ini bukan soal Riku...iie....maksudku Riku sudah tidur dan dia baik-baik saja. Ini masih tentang Riku tapi bukan soal keadaannya. Aku ingin bertanya sesuatu," kata Tenn duduk anteng di depan meja dokter Sora, berhadapan dengannya.
"Tanyakan saja Tenn," jawab dokter Sora.
Butuh beberapa waktu sebelum Tenn menjawab, membuat dokter Sora penasaran dibuatnya. Dan pada akhirnya Tenn menanyakan kegelisahannya atau lebih tepatnya memastikan kecurigaannya.
"Ap-apa kau memberikan Riku vitamin bubuk?" tanya Tenn ragu.
"Iya, lalu apa masalahnya?" jawab dokter Sora enteng.
Tenn seketika merasa lega
Entah Tenn tak bisa membayangkan kalau dokter Sora berkata "tidak" tadi. Tapi dia tak boleh lega begitu saja. Dia harus menanyakan pertanyaan lebih lanjut.
"Apa kau yang menyuruh Bibi Mai mencampurnya dalam makanan Riku?" tanya Tenn lagi.
"Iya Tenn, aku yang menyuruhnya mencampurkannya ke makanan Riku. Aku membuat vitamin itu tidak berasa jadi Riku tidak akan tau kalau ada vitaminnya. Aku cuma kasihan pada Riku yang selalu meminum obatnya yang berupa pil itu dalam jumlah yang banyak. Jadi aku membuat vitaminnya menjadi bubuk. Aku juga mmembuatnya tidak berasa untuk alasan Riku yang susah minum obat yang pahit. Karena aku tak bisa membuat obatnya tak berasa sebagai gantinya aku membuat vitaminnya yang tidak berasa. Minimal Riku tidak perlu merasakan pahit untuk minum vitamin. Aku menyuruh Bibi Mai memasukkannya ke makanan juga agar Riku lebih lahap makannya. Aku juga membuat vitamin dalam bentuk permen untuk cemilan Riku," jelas dokter Sora bangga dengan apa yang dia buat untuk pasien kecilnya.
Tenn yang mendengar itu langsung merasa lega. Dan kali ini ia benar-benar lega karena kecurigaannya tidak terbukti. Dia juga bangga dengan dokter di depannya karena membuat sesuatu yang membuat Riku lebih mudah dalam hal menjaga kesehatannya.
"Memang ada apa Tenn kau bertanya seperti itu?"
"Bukan apa-apa, syukurlah kalau Riku meminum vitaminnya dengan rajin. Vitamin juga tak kalah penting dari obat. Aku tadi cuma penasaran saja"
"Tapi Tenn walau begitu kau tetap harus selalu mengawasi Riku meminum obat dan vitaminnya!"
"Tentu saja, hal itu tak perlu kau ingatkan lagi"
"Bagus kalau begitu," kata dokter Sora lalu bersandar ke sandaran kursi dorongnya.
"Baiklah, aku pergi dulu" Tenn pun langsung berdiri dan meninggalkan sang doter itu sendiri di ruangannya.
'syukurlah kecurigaan ku tak terbukti. Aku seharusnya yakin soal itu karena tak mungkin Bibi Mai melakukan hal sekejam itu kan' batin Tenn.
Tenn kemudian kembali ke kamar adiknya untuk mengeceknya sebentar lalu kembali ke kamarnya untuk beristirahat dan menyiapkan diri untuk aktivitas esok hari.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Tenn apa rencana kita selanjut?" tanya Gaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protect My Otouto [End]
Short Story"Aku akan membawa mimpi kita berdua, yang harus kau lakukan hanyalah duduk dan menonton" . . . . . Bagaimana kalau Riku menuruti perkataan Tenn. Dimana Riku tak pernah menjadi idol dan Tenn berusaha untuk menyembunyikan Riku dari dunia idol. Tapi...