43

710 91 52
                                    

Setelah sampai pada kesimpulan akhir itu, mereka, Tenn dan dokter Sora pun bergegas mencari pelayan yang menangani dapur itu.

"Kita harus menanyakan langsung pada Bibi Mai. Kalau perlu kita langsung introgasi dia!!" kata Tenn dengan melangkahkan kakinya mantap mencari keberadaan Bibi Mai. Di sebelahnya terdapat dokter Sora yang setia mengikutinya dan menyelaraskan setiap hentakan kaki yang tajamnya itu.

"Jujur Tenn aku tak percaya Bibi Mai melakukan itu, aku percaya padanya untuk menangani masalah obat Riku jadi ini agak-"

"Cukup!! Apalagi yang harus diragukan! Dia yang memegang obat Riku! Jadi dia bisa dengan mudah menukar obat itu kan?!" Tenn seketika menghentikan langkahnya dan menghadap dokter bersurai biru itu.

"Aku tau tapi tetap saja," kata dokter Sora lirih.

"Kau bilang kita harus mencari tau soal ini kan? Kau tak mau kan obatmu itu disalahgunakan apalagi ditukar seperti itu kan? Dimana harga dirimu sebagai dokter yang membuat obat itu hah?! Kau tak kan diam saja kan dokter Sora?!" ujar Tenn dengan suara yang rendah dan penuh intimidasi.

"Tentu saja tidak!! Bagaimana bisa aku diam saja! Obat yang sudah susah payah ku buat ditukar begitu saja! Ditambah Riku, orang yang sudah kuanggap adikku! Dia dilukai! Mana bisa aku diam saja! Harga diriku sebagai dokter dan seorang kakak dipertaruhkan di sini!!"

"Maka dari itu, kita sedang mencari itu dan tersangka utama di sini adalah Bibi Mai! Kita harus menanyakan langsung padanya! Atau kita tak kan pernah tau siapa pelaku dari semua ini!"

"Hah...kau benar Tenn. Seharusnya aku tak perlu ragu. Ini semua demi Riku!"

Mereka pun kembali melangkahkan kakinya untuk kembali mencari.

"Tunggu Tenn, ini kan jam makan malam?" kata dokter Sora mengingatkan.

Tenn seketika tersentak

"RIKU!!" teriak Tenn

Mereka berdua langsung berlari menuju kamar Riku.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Brraaaakkkkk

Tenn dan dokter Sora segera masuk dengan terburu-buru sehingga membuka pintu dengan cara mendobraknya bersamaan. Dan di dalam, terlihat Bibi Mai yang sedang menyuapi Riku makan malamnya menatap mereka terkejut.

"Tenn...nii? Dokter...Sora?"

"Tenn-sama? Sora-san?"

Plaaakkk

Tenn dengan refleks memukul tangan Bibi Mai yang memegang makanan itu yang membuat makanan yang dipegangnya jatuh berhamburan.

"Tenn...nii?" tanya Riku heran.

"Tenn-sama, ada apa?"

"Tenn tahan dulu, di sini ada Riku. Lebih baik Riku tidak usah tau soal ini," bisik dokter Sora sambil menahan tangan Tenn yang tadi digunakan untuk memukul tangan Bibi Mai.

Tenn mengangguk kecil, menyetujui usulan orang disebelahnya ini.

"Ahaha maaf ya Riku, Tenn-nii mengangetkan Riku ya. Tadi Tenn-nii lihat ada kecoa di makanan Riku jadi refleks Tenn-nii pukul. Maaf ya Riku. Nanti Tenn-nii ganti makanannya.

"Tapi Tenn-sama tidak ada kec-" Tenn langsung menatap tajam ke Bibi Mai yang ingin mengklarifikasi bahwa tak ada apapun di dalam makanannya.

"Emm...Bibi Mai nanti bisa kita bicara?" kata dokter Sora pelan. Dan diangguki Bibi Mai. Dia yakin yang dibicarakan oleh dokter muda ini terkait dengan kesehatan sang tuan mudanya itu, dan dia harus tau!

Tenn sendiri sedang membujuk adiknya karena merajuk acara makannya diganggu dan sedang minta ganti rugi.

"Tenn-nii! Riku nggak mau tau gantiin makanan Riku! Riku laper tapi kenapa malah ditumpahin!"

Protect My Otouto [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang