63

603 73 28
                                    

Warning!

Segala tindakan medis di sini mungkin tidak sesuai dengan tindakan medis asli yang ada di lapangan! Harap bijak membaca!
______________________________________

Saat mereka telah menemukan pendonor atau lebih tepatnya donor organnya, tentu mereka sangat senang. Terutama Tenn, entah sudah berapa kalinya Tenn mengucap syukur pada Kami-Sama. Tapi, yang jelas Tenn rasa itu tidaklah cukup. Dia amat sangat bersyukur. Adiknya... akhirnya akan sembuh!

Air mata bahagia pun lolos pada mata seindah bunga sakura itu. Tenn bahkan sudah membayangkan tentang adiknya yang bisa bermain dengan bebasnya tanpa takut pada akhirnya berakhir pada alat pembantu pernafasan. Walau adiknya akan selalu mengonsumsi obat selama sisa hidupnya, itu lebih baik kan daripada melihat adiknya setiap hari harus kesakitan. Sungguh ini adalah hal yang paling dinanti-nantikan Tenn mungkin sepanjang hidupnya. Dan untuk mewujudkannya, adiknya harus bertahan untuk rintangan terakhir.

Ruang operasi

Itu adalah pintu yang akan dimasuki adiknya nanti.

Ruangan dimana adiknya akan berjuang untuk hidupnya.

Ruangan dimana semua orang berjuang entah untuk hidupnya atau untuk menyelamatkan orang lain.

Dan banyak yang bilang bahwa ruangan itu juga bisa di sebut 'pintu' masuk ke dunia lain, akhirat.

Adiknya, Riku akan dioperasi di rumah sakit yang sama dengan rumah sakit yang menampung dua narapidana-eh ralat, calon narapidana dan calon mayat itu.

Dan di sinilah mereka semua sedang menunggu persiapan operasi.

Jantung Tenn rasanya akan keluar dari dadanya. Operasi? Kata itu sangat menakutkan baginya. Apalagi ini adalah operasi besar dimana tiga organ tubuh diplantasikan dalam satu kejadian operasi. Ini akan jadi operasi yang besar, lama, dan menegangkan.

Huh...hati Tenn rasanya tak siap. Banyak pikiran negatif yang terus berseliweran di otaknya. Bagaimana kalau adiknya tak selamat? Bagaimana kalau Riku kelelahan dalam operasi panjang itu dan akhirnya menyerah? Bagaimana kalau dokternya melakukan kesalahan? Bagaimana kalau organnya nyatanya tak cocok? Dan masih banyak lagi kata "bagaimana" dalam otak Tenn yang liar.

"Tenang Tenn, Riku pasti selamat! Riku anak yang kuat, dia pasti kembali ke kita," ujar Mitsuki menenangkan sambil memegang pundak Tenn, menguatkan.

"Hey bocah, jangan pasang wajah seperti itu! Apa kau ingin adikmu merasakan kekhawatiranmu hah! Banyak orang bilang perasaan anak kembar itu terhubung, jika kau panik, adikmu juga akan panik nantinya," ucap Gaku bijak.

"Tumben kau bijak Sobaman. Kau tidak dirasuki penunggu yang ada di sini kan?"

"Dasar bocah ini! Intinya tenang saja! Adikmu akan selamat! Lagian malaikat mana yang tega ngambil bocah manis seperti Riku lebih cepat ke akhirat?!"

"Entah aku harus senang atau sedih dengan kata-katamu itu Sobaman. Tapi.... terimakasih"

"Tidak, bukan cuma Gaku. Kalian semua, terimakasih. Berkat kalian, Riku masih selamat. Dan sekarang... saatnya Riku yang berjuang. Aku harap Riku kuat"

"Tenn, kau jangan remehkan anakku ya. Biarpun begitu, Riku itu anakku yang kuat dan hebat! Jadi jangan takut!"

"Senpai, sudah berapa kali ku bilang, Riku bukan anakmu!"

"Iya, aku tau. Riku memang anakku yang paling imut," ucap Momo menulikan pendengarannya tentang protesan Tenn.

"CK, terserahlah!"

"Apa?! Jadi aku boleh mengadopsi Riku?!! Sungguh?! Yuki kau de-"

"Tidak! Tidak akan pernah!"

"Huwee kau membuatku merasakan harapan palsu! Tenn hidoi!"

"Momo sudah, kita akan kembali merencanakan rencana penculikan," bisik Yuki menenangkan Momo. Dan Momo? Ia hanya mengangguk semangat dengan ide partnernya.

"Sudah sudah, mari persiapkan mental untuk ini. Huh.... onii-san yakin akan bertambah tua jika olahraga jantung terus," ucap Yamato memegang jantungnya lebay.

"Kau kan memang sudah tua ossan!"

"Hey! Aku masih muda dan tampan!"

"Heleh!" cibir Mitsuki.

"Aku tak paham, bukannya olahraga agar tubuh kita sehat, kenapa malah bikin tua?" tanya Tamaki heran.

"Yotsuba-san, bukan begitu maksudnya," kata Iori bingung ingin menjelaskan.

Saat orang-orang itu sibuk mengobrol-untuk menekan ketegangan, tiba-tiba dokter Sora datang menghampiri mereka.

"Riku sebentar lagi sampai. Persiapkan diri kalian. Saat Riku sampai, kami akan langsung melakukan oprasi dan aku juga akan ikut serta dalam operasi ini"

"Ha'i, dokter Sora, tolong selamatkan Riku," ucap Tenn dengan nada memohon.

"Tenn, sudah berapa kali ku bilang, kau tak perlu menyuruhku, aku pasti akan menyelamatkan adikku! Akan ku kerahkan semua kemampuanku dalam operasi besar ini! Tenang saja Tenn, Riku pasti selamat!"

"Dokter Sora, mohon bantuannya!" ucap Mitsuki sambil menunduk 90° yang diikuti yang lain.

"Pasti! Dan kalian, juga doakan Riku ya!"

"Tentu!"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Saat ini sudah ada dua brankar yang terletak di depan ruang operasi. Salah satunya adalah milik si manis merah.

Ya, Riku sudah sampai dan kini mereka berdua, Riku dan Takamasa akan memasuki ruang operasi. Tapi sebelum itu, Tenn meminta untuk bisa melihat adiknya terlebih dahulu sedangkan para dokter intern* dan dokter residen* sedang menyiapkan keperluan operasi di dalam.

*Dokter intern: dokter magang
*Dokter residen: dokter dengan tingkatan yang lebih tinggi dari dokter magang

Dieluslah pipi pucat adiknya lembut dan Tenn pun tak lupa membisikkan kata-kata penyemangat untuk adiknya.

"Riku, Riku hebat sekali sudah bertahan sejauh ini. Adik Tenn-nii memang anak yang hebat. Nee Riku, Riku mau kan berjuang sebentar lagi. Sebentar lagi Riku bisa bermain dengan bebas, bisa main diluar tanpa dibatasi, bisa lari-larian. Riku akan segera sembuh. Jadi, Riku harus bertahan ya. Setelah Riku sembuh, Tenn-nii akan bawa Riku kemana pun Riku mau. Oh iya, dulu Riku mau ke kebun binatang kan? Ayo kesana setelah ini. Tenn-nii juga akan memperbolehkanmu makan es krim Lo. Riku, Tenn-nii boleh jujur nggak? es krim itu sebenarnya manis, apalagi yang rasa coklat. Setelah Riku sembuh, ayo kita makan es krim! Riku janji ya akan kembali ke Tenn-nii? Janji!" Walaupun Tenn tau Riku tak sadarkan diri, Tenn juga tau kalau adiknya akan mendengarnya. Tenn terus mengelus pipi dan rambut Riku. Ia ingin menemani Riku sampai semua siap dan Riku masuk ke ruangan itu. Sekali lagi Tenn rasanya belum siap. Tapi....ini harus dilakukan.

"Tenn, kau tak memiliki kata-kata terakhir untukku? Bukan cuma Riku lo yang akan dioperasi, aku juga," ucap Takamasa yang sudah berbaring di brankar satunya sebelah Riku.

"Ada, cepatlah mati dan masuklah neraka!"

"Jahat sekali"

"Aku masih baik dengan tidak membunuhmu! Aku harap kau mendapatkan karma di dalam sana!"

"Huh.... terserah"

"Semuanya bersiap! Operasi akan dilakukan! Masukkan pasien dan pendonor ke dalam ruangan!" intruksi salah satu dokter yang ada di sana.

Brankar yang ditempati Riku maupun Takamasa pun di dorong ke dalam. Dan Tenn harus merelakan adiknya masuk ke dalam untuk memperjuangkan hidupnya.

"Riku, bertahan ya..." ucap Tenn lirih.

Dan pintu ruang operasi pun tertutup.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC

Protect My Otouto [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang