58

639 71 84
                                    

Untuk kedua kalinya mobil salah satu member Trigger itu melaju dijalan yang masih tergolong ramai. Walaupun tak seramai tadi, tetap saja jalan yang menghubungkan dua kota ini tak pernah sepi dari aktivitas pengemudi. Hari yang mulai pagi pun tak menyurutkan semangat pengendara mereka.

Ya, saat ini sudah hampir fajar. Dan mereka semakin berdebar karena waktu yang mereka gunakan terlalu lama untuk mencari benda merah itu. Belum lagi aksi kejar-kejaran sebelumnya, sungguh menguras tenaga.

Dan sekarang, adrenalin mereka dipacu lagi untuk kesekian kalinya mengendarai mobil dengan berkecepatan tinggi ini untuk segera sampai ke kediaman Nanase. Semoga mereka tidak terlambat, harap mereka.

Gaku terus memeluk tas merah itu untuk menghindari adanya goncangan yang menyebabkan kerusakan barang di dalamnya. Nggak lucu kan kalau mereka dengan susah payahnya mendapatkan benda ini lalu saat sampai ke Tenn atau lebih tepatnya ke Riku, botol di dalamnya pecah tak bersisa. Mungkin Tenn akan langsung mengubur mereka hidup-hidup!

Semuanya terasa lama, seakan memang sang waktu sedang menyiksa mereka. Yuki juga sudah yakin kalau mobil sudah keadaan kecepatan max, tapi seakan mobil ini berjalan seperti siput yang diare, sangat lamban!

"Apa Tenn berhasil mencegah penjahat itu membunuh Riku ya? Aku semakin takut kalau kita terlambat," ucap Yamato was was.

"Tenn, Momo, dan Mitsuki pasti berhasil!  Kalian jangan remehkan kekuatan para emak! Mereka akan lakukan apapun untuk anak mereka. Riku kan anak mereka. Apalagi Momo yang sudah ngebet ingin mengadopsi Riku, kalau perlu menculik Riku untuk dijadikan anak!" ucap sang partner dari Momo, Yuki.

"Kau benar senpai. Riku so kawaii desu! Tidak ada yang tidak menyukai Riku!" ujar Nagi.

"Siapa nama si penjahat itu?" tanya Gaku.

"Kalau tidak salah namanya Ti...Titi? Bukan, Tiara? Etto bukan juga...Tea? Ti....Tia! Nah namanya Tia!" kata Yamato yang berusaha mengingat-ingat.

"Takamasa itu memang orang yang kejam! Beraninya ia memasukkan seorang mata-mata ke rumah Tenn, untuk menyakiti adiknya pula!" marah Gaku.

"Kali ini aku setuju padamu, Yaotome!" geram Yamato.

"Sudahlah, kita harus cepat sampai!" kata Yuki menyudahi acara bergosip dadakan ini.

Saat sedang melaju mengikuti jalan yang ada, tak lama tiba-tiba mobil kehilangan kecepatannya secara bertahap dan berhenti tanpa aba-aba.

"Ada apa ini?" heran Yuki.

"Senpai, apa ada masalah?" tanya Nagi.

"Aku tidak tau, tiba-tiba mobilnya tidak bisa untuk melaju dan tiba-tiba berhenti!"

"Gaku! Kau menyervis mobilmu tidak sih?" tanya Yamato.

"Tentu saja! Aku selalu rutin menyervis mobilku!"

Yuki tak mendengar perdebatan orang dibelakangnya dan terus mencari tau apa yang aneh pada mobilnya.

Sampai matanya melihat kearah jarum yang menunjukkan kapasitas bahan bakar. Merah!

"Sial! Bensinnya habis! Pantas saja mati!" marah Yuki.

"Kenapa kau tidak mengisi bensin mu!" amuk Yamato.

"Kau terus menyalahkanku! Aku sudah mengisinya sebelum ke konser! Kau pikir dengan jarak yang sejauh ini dan kecepatan yang kayak setan kebelet buang air besar seperti itu tak menghabiskan bensin ha?! Sudah menumpang banyak protes!" kesal Gaku.

"Kita keluar dulu!" perintah Yuki.

Tanpa banyak protes lagi, keempatnya langsung keluar dari mobil yang sudah berhenti total karena kehabisan bahan bakar itu. Dan berkumpul untuk mendiskusikan langkah selanjutnya.

Protect My Otouto [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang