Siangnya, setelah kejadian surat ancaman itu, Riku menjadi lebih banyak diam. Bahkan saat dia diajak bicara dengan Sakura dan Sakuma ataupun dengan Bibi Mai dia lebih memilih diam dan pergi ke kamarnya dengan alasan ingin istirahat. Mereka bertiga juga tidak menaruh curiga karena mereka mengerti bahwa salah satu tuan mereka memang mudah lelah.
Sedangkan saat ini Riku sedang menenangkan diri di dalam kamarnya atas kejadian tadi. Jika ditanya apakah Riku syok? Jawabannya jelas iya dan Riku juga sangat ketakutan. Lihat saja tangannya yang dari tadi belum berhenti gemetar. Untung tidak ketahuan sama bodyguard dan juga pembantunya. Riku sangat sangat takut, tapi dia juga tidak bisa berbagi keluh kesah ke siapapun. Sungguh Riku sekarang bingung.
Apa yang harus dia lakukan?!!
Riku POV
Ri...Riku takut...ba.. bagaimana ini?! Ap..apa yang harus Riku lakukan?!! Riku tidak ingin menjauhi Tenn-nii, tapi ancaman itu? Se.. sebenarnya siapa yang mengirimkannya. Kenapa dia tau Riku? Apa dia teman Tenn-nii?
Iie iie teman Tenn-nii baik semua. Itu tidak mungkin. Lantas jika bukan teman Tenn-nii lalu siapa?
Tenn-nii, kowai...hiks...Riku kowaii...Riku ingin menceritakan ke Tenn-nii tapi.....yada! Iie!! Tenn-nii bisa dalam bahaya jika begitu! Tidak! Tidak boleh!!
"Tadaima"
"Riku, Tenn-nii pulang!"
Riku POV end
"Tadaima"
"Riku, Tenn-nii pulang!"
Tenn yang tidak melihat adiknya berada di ruang tamu ataupun ruang keluarga-tempat biasanya adiknya bermain- pun langsung menuju ke kamar sang adik. Tenn tau adiknya pasti ada di kamar!
Ceklek
"Riku?"
"A..ah...Te... Tenn-nii!"
"Ada apa Riku kau seperti sangat terkejut?" tanya Tenn melihat adiknya yang gugup seperti itu.
Riku yang mendengar pertanyaan itu awalnya terkejut, tapi ia langsung secepat mungkin berusaha untuk menenangkan hatinya agar ia bisa berbicara normal dan juga agar Tenn tidak curiga dengannya.
Setelah dirasa dia sudah tenang, Riku pun menjawab pertanyaan kakaknya tadi.
"Mou Tenn-nii mengagetkan Riku! Riku tadi tuh lagi menghayal sesuatu. Terus Tenn-nii datang, ya Riku kagetlah!" alasannya dengan pura-pura marah.
"Hahaha Gomen Gomen. Emang kau mengkhayal apa sih sampai bengong begitu?"
"Adalah.... Tenn-nii kepo!"
"Baiklah baiklah Tenn-nii nggak akan tanya lagi tentang itu. Tapi Tenn-nii mau tanya, apa Riku tadi udah makan dan minum obat?"
"Udah Tenn-nii!"
"Bagus, good boy," kata Tenn sambil mengusak rambut daun mapel musim gugur adiknya.
"Emm... Tenn-nii nanti latihan lagi atau apakah ada pekerjaan lagi?"
"Emang ada apa Riku?"
"Jawab saja Tenn-nii!" kata Riku ngambek pertanyaannya malah dijawab dengan pertanyaan oleh sang kakak.
"Emm...ada! Tenn-nii ingin melakukan konser gabungan dengan idol yang lain. Konser Zero Arena! Ini salah satu konser yang besar! Jadi Tenn-nii harus giat berlatih! Tenn-nii jadi tidak sabar!" kata Tenn menceritakannya dengan semangat.
"Ah...souka...Ganbatte Tenn-nii!"
'Berarti aku tidak boleh mengganggu Tenn-nii. Mungkin benar aku hanyalah penghambat kesuksesan Tenn-nii...' ucap Riku dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protect My Otouto [End]
Short Story"Aku akan membawa mimpi kita berdua, yang harus kau lakukan hanyalah duduk dan menonton" . . . . . Bagaimana kalau Riku menuruti perkataan Tenn. Dimana Riku tak pernah menjadi idol dan Tenn berusaha untuk menyembunyikan Riku dari dunia idol. Tapi...