24

1.1K 111 71
                                    

Sudah beberapa hari ini Riku terus menghindari Tenn. Tenn sendiri bingung dengan tingkah sang adik yang terus menerus menjauhinya.

Dalam hati Tenn dia terus bertanya 'aku salah apa?'

Dia terus menerus inropeksi diri dan terus memikirkan apa yang ia perbuat hingga adiknya seperti itu. Sungguh diacuhkan Riku lebih sakit daripada dibenci oleh semua temannya. Aarrrggg Tenn tak tahan!!

Dengan hati yang berkecamuk dia berangkat untuk latihan konser Zero Arena. Dibawalah hawa suram melingkupi tubuhnya sejak dari rumah, membuat orang yang berpapasan dengannya enggan menyapa dirinya.

Tenn terus memikirkan sifat aneh adiknya hingga tak sadar dia sudah sampai di ruang latihan.

Dimasukinya ruangan itu tanpa menghilangkan aura suramnya, membuat orang yang sudah berada di dalam seketika seakan melihat malaikat maut yang membuka pintu dan datang untuk mengambil nyawa mereka. Ugh, melihat malaikat maut itu menyeramkan asal kau tau.

"Apa?!!" kata Tenn sewot saat semua orang melihat ke arahnya.

Seketika semuanya membuang muka ke arah lain, ke manapun asalkan tidak bersitubruk dengan mata pinku itu.

"Psstt....sebaiknya kita jangan mengganggunya dulu," bisik Yamato ke orang terdekatnya, Mitsuki.

"Kali ini aku setuju padamu ossan," balas Mitsuki ikut berbisik.

"Tenten kowai!" kata Tamaki dengan wajah pucatnya.

"Tamaki kau jangan menggangu Tenn-san dulu. Sepertinya moodnya sedang buruk," kata Sougo mengingatkan dan dibalas anggukan patuh Tamaki.

"Ada apa lagi dengannya?!" tanya Gaku sebal.

"Gaku lebih baik kau jangan berantem dengannya dulu. Dia tidak dalam mood yang baik," jawab Ryuu.

"Aku tak sebodoh itu untuk mengganggu iblis yang lagi murka. Aku masih sayang nyawa," kata Gaku lagi.

"Ugh....Kujoshi very scary desu! I'm very kowai!"

"Huh...aku merasa terintimidasi! Ada apa dengannya?" kata Iori.

Sedangkan kedua senpai mereka hanya diam melihat aura menyeramkan Tenn. Cuma posisi Momo yang terus memeluk Yuki membuktikan bahwa senpai imut mereka juga sedang takut. Sedangkan Yuki hanya diam dipeluk oleh rekannya itu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Dan sampai akhir latihan pun aura itu tak kunjung hilang, membuat mereka sendari tadi berlatih dibawah tekanan dari sang shinigami. Sungguh untuk mengangkat satu tangan atau pun menggeser kaki satu centimeter saja sangat berat, seakan ada pemberat gravitasi di sini.

'Ugh...kapan ini selesai?' batin semua orang.

Saat latihan benar-benar usai, mereka tak dibiarkan istirahat dari atmosfer berat itu.

Jadi sekarang Tenn sedang menelungkup kan wajahnya disalah satu meja yang ada di sana membiarkan wajahnya tenggelam dilipatan tangannya sendiri. Dan hawa yang dikeluarkan saat ini adalah aura keputusasaan, seperti dia yang sudah bosan dengan hidup. Dan ini terjadi karena satu orang. Kalian pasti tau dong:)

Oke mereka sudah lelah dengan udara pekat di sini dan berinisiatif untuk menghentikan ini semua, sebelum mereka mati tercekik karena hawa yang memberat ini.

Setelah diskusi dan melakukan kesepakatan, mereka akhirnya akan menanyakannya ada apa gerangan sang shinigami itu begitu galau? Dengan mereka yang saling dorong mendorong untuk meminta salah satu dari mereka saja yang menjadi tumbal-eh maksudnya bertanya pada Tenn.

Dan berakhirlah Gaku yang akan menjadi santapan sang hiu pembunuh itu. Mereka memilih Gaku bukan tanpa alasan, itu karena Gaku yang sudah sering bertengkar dengan sang shinigami itu. Kalau pun Gaku tewas, nggak akan ada yang menangisinya. Jadi cocok kan?

Protect My Otouto [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang