Tenn saat ini sedang mengawasi adiknya bermain. Ya Riku masih belum boleh keluar dari kamar, tapi sudah boleh bermain di sekitar kasurnya. Mata elang Tenn tentu dengan teliti terus mengikuti pergerakan sang adik takut ada yang "membahayakan" bagi adiknya. Ingat! Walaupun adiknya sudah membaik, tapi Riku belum sembuh total. Belum lagi tentang "donor" yang terus menghantuinya. Bisa dibilang Tenn dikejar oleh waktu, tapi dimana ia mendapatkan donor itu!
Aaaarrrggg Tenn frustasi. Belum sampai disitu, Riku terus menanyakan tentang Bibi Mai yang membuat Tenn semakin frustasi. Dan pada akhirnya Tenn mau tak mau memberitahunya.
Flashback on
"Tenn-nii....hiks...hiks....dimana Bibi Mai...huwaaaa...Riku...Riku mau Bibi Mai!"
Tenn yang saat itu sedang membaca majalah terkaget dengan tangisan kencang adiknya dan tertegun dengan pertanyaannya.
'apa aku beritahu saja kepada Riku?' batin Tenn sambil menutup majalahnya dan menaruhnya di meja didekatnya.
"Tenn-nii!! Mana Bibi Mai....hiks...hiks.... Tenn-nii!"
"Sstt...cup.. cup...sini"
Riku yang memang berjarak dengan Tenn semakin menipiskan jaraknya tersebut, duduk di sebelah kakaknya.
Tenn pun mengelus kepala Riku menenagkannya
"Maaf ya Riku, Tenn-nii belum memberitahumu ya. Sebenarnya Bibi Mai sudah berhenti..." kata Tenn pura-pura sedih.
"Eh?!! Nande?! Kok berhenti...hiks...hiks...Riku nakal ya Tenn-nii... Bibi Mai...hiks...nggak mau ngerawat Riku lagi ya Tenn-nii...Riku nakal! Huwaaa"
"Eh? Bukan...bukan Riku. Anak Bibi Mai sakit dan Bibi Mai mau fokus merawat anaknya jadi Bibi Mai berhenti"
"Begitu? Riku nggak nakal?"
"Tentu saja tidak Riku. Tidak apa-apa kan tidak ada Bibi Mai?" tanya Tenn was-was.
"Tidak apa-apa, kan masih ada Tenn-nii. Cuma...mungkin aku akan rinduuu sekali dengan Bibi Mai"
"Ya sudah Riku main lagi ya Tenn-nii!" kata Riku lagi.
"Ah...i..iya!"
Riku pun sibuk lagi dengan kegiatannya.
"Sudah? Cuma seperti itu? Kalau begitu dari awal aja aku bilang begitu ke Riku! Aaarrrgg aku bahkan hampir stres! Sudahlah yang penting masalah ini sudah selesai"
Flashback off
"Tenn-nii...Tenn-nii!" panggil Riku sambil menarik-narik ujung baju Tenn.
"Kenapa Riku?"
"Kenapa teman-teman Tenn-nii sekarang jarang kesini? Riku kangen mereka," kata Riku cemberut sambil mengotak atik rubik yang dipegangnya.
"Mereka kan masih latihan, nanti kalau udah nggak sibuk mereka pasti kesini," kata Tenn sambil mengelus rambut halus merahnya.
"Kapan selesainya?" tanya Riku makin memanyunkan bibirnya.
"Nanti, kalau sudah sudah selesai BoW"
"Yah...lama dong"
"Main sama Tenn-nii dulu ya" kata Tenn sambil mengambil alih rubik ditangan Riku.
"Ya udah deh nggak papa. Yang penting ditemani Tenn-nii!" ujar Riku kembali bersemangat.
Tenn tersenyum, syukurlah adiknya tak sedih lagi. Sungguh selain kesehatan adiknya, kebahagiaan adiknya juga merupakan hal terpenting dihidupnya. Melihatnya bersedih dan kesepian seperti tadi membuat hati Tenn teriris.
KAMU SEDANG MEMBACA
Protect My Otouto [End]
Cerita Pendek"Aku akan membawa mimpi kita berdua, yang harus kau lakukan hanyalah duduk dan menonton" . . . . . Bagaimana kalau Riku menuruti perkataan Tenn. Dimana Riku tak pernah menjadi idol dan Tenn berusaha untuk menyembunyikan Riku dari dunia idol. Tapi...