59

608 78 107
                                    

Dalam keadaan yang mencekam itu semuanya terdiam. Tak ada satupun suara yang terdengar. Mereka hanya larut pada kondisi tegang yang kini semakin mencekik jantung mereka. Helaan nafas berat pun kini saling saut menyaut untuk sekedar merilekskan pikiran.

Namun ketegangan itu kian bertambah karena suara monitor yang terdengang panjang

Tiiiittt

"Riku! Riku!! dokter Sora, Riku!!" panik Tenn langsung terperanjat saat mendengar suara itu. Menyuruh sang dokter segera menangani adiknya yang kini sudah mendingin.

"Riku!!"

Kepanikan kian menjalar saat semua orang terus memanggil namanya.

Dokter Sora pun dengan cekatan menggunakannya peralatan medis untuk membantu nyawa orang di tempat tidur itu terus berada di tempatnya.

"Riku, aku mohon kau harus selamat!" bisik dokter muda itu di tengah-tengah pekerjaannya.

Tapi semuanya sudah terlambat...

Anak hiperaktif itu telah kehilangan kehangatannya.

Tubuhnya dingin, mulutnya membiru, dan nyawanya telah pergi dari raga.

"Tenn...Riku sudah...meninggal" ujar dokter itu dengan kepala menunduk.

Jderr

"Tidak mungkin! INI TIDAK MUNGKIN!! KAU BOHONG KAN?! KATAKAN KAU BOHONG!!" teriak Tenn tak terima.

"Maaf...hiks...maafkan aku Tenn..."

"Tidak! TIDAK!! RIKU! RIKU!!"

Tenn terus mengguncangkan tubuh tak bernyawa adiknya. Lalu ia dekap tubuh dingin itu dengan lelehan air mata tanpa henti sambil terus menyebut nama sang adik dan menyuruhnya untuk bangun.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Tenn! Tenn! Bangun!"

"Riku!!" teriak Tenn tiba-tiba setelah ia terbangun.

"Tenn tenang! Huh..kau membuat orang takut saja dengan tidur sambil menangis!"

"Momo senpai?" panggil Tenn linglung pada orang yang membangunkannya.

"Riku?!" panik Tenn dan langsung mengecek adiknya.

Melihat garis monitor jantung yang menunjukkan garis bergelombang dan suara yang terputus-putus membuatnya bernafas lega. Itu berarti adiknya masih hidup.

"Ada apa Tenn? Apakah kau bermimpi buruk?" tanya Ryuu.

"Aku..aku bermimpi Riku meninggal.."

Degg

"Seram sekali mimpimu!" kata Mitsuki ketakutan.

"Tenang Tenten, semua tidak akan terjadi. Mereka akan segera datang!" kata Tamaki menenangkan.

"Iya Tenn-kun, Riku-kun pasti kuat. Dia anak yang hebat. Dan aku yakin mereka tak lama lagi tiba," ucap Sougo ikut menenangkan.

Tenn menghela nafas berat

"Jam berapa sekarang?" tanya Tenn.

"4.50," jawab Iori.

mendengar itu matanya terbelalak kaget

Dengan pikiran yang kacau dan panik itu, Tenn terus berdoa dalam hati agar orang-orang yang mereka harapkan segera sampai.

"Aku mohon, segeralah sampai, Riku...aku tak ingin kehilangan adikku..." ucap Tenn lirih sambil melihat adiknya dengan kalut.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Protect My Otouto [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang