33

1K 108 116
                                    

"Tak mungkin!" ucap Momo tak percaya.

"Ja-jadi benar dia pelakunya?!" Pertanyaan atau pernyataan Mitsuki dengan pandangan yang belum lepas dari tayangan cctv tersebut.

"Sudah ku duga!" ucap Gaku jengkel.

"Yaotome sacho! Orang itu!!" kata Tenn sambil mengepalkan tangannya.

Dan masih banyak lagi umpatan yang terarah untuk Yaotome Sousuke.

Hening

Sekali lagi hening dengan amarah yang sangat kentara di antara mereka. Atmosfer menjadi berat dengan hawa hawa hitam yang menguar dari mereka.

Marah

Itulah yang sedang mereka lakukan. Saking marahnya, mereka tak tau lagi mengungkapkannya seperti apa. Ya, hanya diam dan menekan amarah yang ada di hati. Tapi itu sudah tak berefek.

"Jadi? Kita mau apakan dia? Mau disate? Digebrek? Dibakar? Atau ada yang request menu lain?" tanya Sougo dengan menenteng pisau-chan siap untuk menguliti seseorang.

"Sepertinya Sousuke bakar tidak buruk?" kata Momo menanggapi.

"No! Sushi jauh lebih enak desu!" kata Nagi protes.

"Aku ingin mengulitinya, berani sekali dia menyakiti adikku!" kata Tenn dengan senyum psikopatnya.

"Huh...aku tau kalian ingin bermain masak-masakan dengan Yaotome sacho, tapi bisakah kalian sabar," kata Yuki menenangkan.

"Tidak!" ucap mereka serempak.

"Bagaimana aku bisa sabar jika adikku terancam hah?!" marah Tenn yang sudah tidak peduli tentang 'tata Krama kepada yang lebih tua' dan melampiaskan kekesalannya itu.

"Tenn sabar," kata Ryuu.

"Aku juga tak bisa sabar darling. Anak kita terancam! Kau tak sayang anak kita lagi huh!" amuk Momo.

"Begitu juga aku, aku tak bisa melihat adikku dilukai seperti itu!" kata Mitsuki ikut emosi.

"Aku sabar kok orangnya, iya sabar menguliti satu demi satu bagiannya secara perlahan kan?" kata Sougo.

"So-chan kowai!"

"Sabarlah semuanya! Kalian kira aku tak marah huh! Tentu saja marah. Tapi aku punya rencana tersendiri," kata Yuki.

"Rencana apa?" tanya mereka.

"Jadi seperti ini, kita buat dia mengakui perbuatannya atau kalau tidak kita buat dia tertangkap basah dan dia tak ada pilihan lain selain mengakui semua," kata Yuki menjelaskan dengan seringaiannya.

"Tapi bukankah itu memerlukan waktu yang lama?" kata Iori mengomentari.

"Iya darling, itu terlalu lama! Bagaimana kalau dia berbuat nekat sebelum itu!"

"Itu terlalu beresiko senpai," kata Yamato.

"Aku setuju dengan Nikaido, itu terlalu beresiko!" kata Tenn.

"Dengar dulu, selagi kita menunggu dia mengungkapkan jati dirinya, kita cari bukti lebih banyak lagi. Jika bukti sudah terkumpul maka kita harus meringkusnya. Jadi kita hanya harus mengawasinya dan kita juga diam-diam memperbanyak bukti. Dengan begitu, kita bisa melaporkannya ke polisi," jelas Yuki.

"Gaku apa tidak apa-apa?" tanya Ryuu.

"Tentu saja tidak apa-apa! Biar dia tanggung sendiri kesalahannya!"

"Jadi semua setuju dengan rencana ini?" tanya Yuki.

"Baiklah kami setuju!" ucap mereka semua.

"Kita harus cepat menemukan bukti lainnya untuk memperberat dia agar kita bisa menjebloskannya ke penjara. Dengan begitu tidak ada lagi yang akan menyakiti Riku!" kata Tenn semangat.

Protect My Otouto [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang