3

1.7K 170 8
                                    

Tenn itu sempurna. Dia tidak memiliki kelemahan. Ya setidaknya itu yang orang lain pikirkan. Nyatanya Tenn mempunyai kelemahan, kelemahan Tenn yaitu adiknya. Riku bocah polos nan imut itulah yang menjadi kelemahan terbesar Tenn. Dan Tenn akan selalu menjaganya dengan sangat baik serta tidak memperbolehkan siapapun menyakiti adik tersayangnya.

Lihat betapa polos senyumannya. Membuat Tenn yang punya image dingin dikalangan idol (bukan penggemarnya ya:v) menjadi tersenyum lembut.

"Tenn-nii ayo main hehehe" ajak Riku sambil tertawa ceria.

Digeretlah tangan Tenn untuk menemaninya bermain.

"Riku pelan-pelan!" peringat Tenn.

"Tenn-nii ayo kita memetik bunga. Lihat bunganya sudah banyak yang mekar, indahkan Tenn-nii," ucap Riku sambil mencium bau semerbak bunga-bunga itu.

"Riku hati-hati nanti serbuk sarinya ikut kau hirup, itu tidak baik untuk pernafasan mu!"

"Mou~ Tenn-nii~, kalau bagitu bagaimana kalau kita buat mahkota bunga," ucap Riku semangat sambil memetik bunga yang dia butuhkan untuk membuat rangkaian mahkota bunga.

Tenn POV

Saat ini aku sedang berada di taman belakang rumahku. Tempat dimana banyak bunga yang tumbuh dengan subur. Semua bunga ini dulu Ibu yang menanam dan merawatnya dan sekarang dilanjutkan dengan adikku. Walaupun aku sudah melarangnya, tapi dia tak mau menurutinya. Hais...dia terkadang jadi anak yang nakal!

Ku pandangi wajah polosnya yang tersenyum berlari kesana-kemari dengan riangnya.

Apa dia tidak lelah?

Aku yang memandang dia saja sudah lelah, padahal yang tidak boleh lelah disini kan dia.

"Tenn-nii ayo main hehehe," ajaknya.

Sebelum ku jawab dia sudah menarik tanganku.

"Riku pelan-pelan!" peringatku.

Lihat dia mulai berlari lagi! Bagaimana kalau dia terjatuh. Ingat ya Riku itu agak cengeng. Dan yang paling penting aku tidak mau dia terluka.

"Tenn-nii ayo kita memetik bunga. Lihat bunganya sudah banyak yang mekar, indahkan Tenn-nii," ucapnya sambil mencium bau semerbak bunga-bunga itu.

"Riku hati-hati nanti serbuk sarinya ikut kau hirup, itu tidak baik untuk pernafasan mu!" peringatku lagi. Hai aku cuma tidak mau dia sesak gara-gara bunga-bunga itu.

"Mou~ Tenn-nii~, kalau bagitu bagaimana kalau kita buat mahkota bunga," katanya dengan nada sebal. Mungkin karena kularang ini itu. Tapi kan itu untuk kebaikannya. Tak lama dia kembali ceria saat mengajakku membuat mahkota bunga. Ekspresinya yang cepat berubah itu yang membuatnya lucu.

Dia lalu memetik beberapa bunga dan mulai merangkai mahkota bunga.

Lama dia berkutat dengan bunga-bunga itu hingga aku yang di depannya diabaikan. Aku sih tak masalah karena ku lihat Riku sangat menikmatinya. Aku tak mau mengganggunya.

Kulihat wajah polosnya itu yang sedang serius merangkai. Terkadang bibir imut itu mengerucut saat dirasa ada rangkaian bunga yang terlilit dan sulit dirangkai. Hihihi lucu sekali.

Tapi dibalik wajah ceria itu terlihat sedikit pucat. Melihat itu aku menjadi teringat bahwa adikku ini bukan "anak yang normal". Dia bukan anak yang bebas melakukan apapun yang dia mau. Berbanding terbalik dengan sifatnya yang hiperaktif itu. Sangat ironi bukan? Yang ku bisa adalah melakukan apapun untuk kebahagiaannya.

"Nah jadi, ini untuk Tenn-nii hehehe"

Tanpa ku sadari Riku telah menyelesaikan mahkota bunga itu. Dan sekarang mahkota bunga itu telah bertengger apik di atas kepalaku.

Ku raba kepalaku yang baru saja dipasangkan mahkota bunga dari adik tersayangku.

"Wah ini bagus! Terimakasih Riku," ucapku dan dibalas dengan kekehan ringan darinya.

"Tenn-nii suka?" tanyanya.

"Tentu saja!" jawabku mantap. Aku tidak berbohong soal itu. Aku benar-benar suka.

Baikalah karena Riku sudah membuatkanku mahkota bunga, aku juga akan membuatkannya untuk Riku.

Tenn POV end

Tenn pun berdiri dan memetik beberapa bunga yang sekiranya bagus persis yang dilakukan Riku tadi. Setelah selesai memetik, Tenn duduk bersimpuh di tempatnya semula dan mulai merangkai bunga menjadi mahkota bunga.

Kini giliran Riku yang sedang mengamati Tenn menyelesaikan rangkaian bunganya itu.

Dengan mata yang bulat dan berbinar itu Riku terus mengamati Tenn.

"Sudah Jadi," ucap Tenn sambil menaruh mahkota bunga itu ke kepala Riku.

"Wah....sugoi hihihi... Tenn-nii memang hebat. Ini bagus sekali Tenn-nii," kata Riku sambil memegang dan berusaha melihat mahkota bunga itu dengan cara mendongakkan kepalanya. 

"Baguslah kalau Riku suka, Tenn-nii tak yakin itu bagus," kata Tenn.

"Iie, ini sangaaat bagus Tenn-nii, Riku suka!" kata Riku lagi. Jangan lupakan semu merah dipipinya yang menandakan seberapa bahagianya dia sekarang.

"Arigatou Tenn-nii," ucap Riku sambil memeluk Tenn.

"Tak masalah Riku. Apapun untukmu," jawab Tenn sambil membalas pelukan Riku.

"Baiklah sekarang kita sebaiknya masuk. Riku sudah dari tadi bermain di luar, ditambah cuaca akan semakin panas," ucap Tenn sambil melepaskan pelukannya dan memberikan ulurannya untuk membantu Riku berdiri.

"Ha'i," jawab Riku sambil menerima uluran tangan dari Tenn.

Mereka pun masuk ke dalam untuk mengistirahatkan tubuh mereka, terutama Riku.

Sesampainya di dalam

"Tenn-nii, Riku boleh makan es krim ya?" ucap Riku dengan puppy eyesnya.

Tapi dengan tegas Tenn berkata,"Tidak!!"

"Ayolah Tenn-nii, Riku haus," bujuk Riku lagi.

"Kalau haus kan bisa minum jus, jus strawberry kesukaanmu. Tak harus es krim kan? Lagipula es krim tak membuat hausmu hilang," ucap Tenn santai masih malas-malasan di sofa.

Mendengar itu, Riku cemberut. Dihentakkannya kakinya sambil mulutnya mengerucut lucu.

"Tenn-nii nyebelin!" kata Riku ngambek.

"Riku dengarkan Tenn-nii, es krim itu nggak enak, pahit labih baik jus," kata Tenn membujuk Riku.

"Tenn-nii~ Riku bukan anak kecil lagi yang percaya es krim itu pahit!" kata Riku semakin sebal karena dibohongi kakaknya. Ya memang selama ini Riku belum pernah makan es krim karena larangan sang kakak dan Riku dengan patuh menurutinya. Kan Riku pengen jadi anak baik,  jadi harus menurut.

Tapi kali ini berbeda. Dia pengen mencoba es krim walau sekali.

"Riku tau dari mana es krim itu nggak pahit?" tanya Tenn.

"Dari bibi," kata Riku polos.

'dasar mereka, apa saja sih yang mereka lakukan? Bukannya kerja malah mengajari Riku yang tidak benar!' umpat Tenn dalam hati.

'ah aku punya ide!' kata Tenn lagi dalam hati.

"Baiklah Riku boleh makan es krim, tapi besok. Sekarang cukup minum jus dulu ya?" ucap Tenn.

"Benarkah Tenn-nii?" tanya Riku berbinar.

"Iya nah ayo ke dapur kita suruh Bibi Mai untuk membuatkan jus," ajak Tenn.

"Ayo!!" jawab Riku semangat.

Tenn hanya terkekeh melihat sifat adiknya dan segera pergi ke dapur sambil menggandeng tangan Riku.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

TBC

Nah selesai juga ni chapter

Aneh ya?

Gomenne minna

Aku akan berusaha di chapter depan

Seperti biasa vote, kritik, dan saran.

Sampai bertemu lagi minna

Jaa nee

Protect My Otouto [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang