54

544 76 5
                                    

Tenn, Momo, dan Mitsuki berlari ditengah kerumunan orang yang sedang menunggu kemacetan ini selesai. Tubuh mereka yang memang kecil dan langsing lihat menyelinap dan berbelok di antara mobil mobil yang sedang berhenti. Bunyi klakson pun menjadi latar adegan lari maraton dadakan itu. Malam yang semakin larut tidak menyurutkan semangat mereka untuk menembus semua kebisingan. Hanya satu niat mereka, menyelamatkan adik termanis mereka!

'lebih cepat! Aku harus lari lebih cepat!' ucap Tenn dalam hati tak menghiraukan peluh yang ada di dahinya atau pun baju konser yang sudah basah karena keringat. Persetan dengan semua! Bahkan jika tiba-tiba kakinya patah di tengah jalan karena berlari dia akan tetap berlari untuk menemui adiknya. Penjahat itu tak boleh melukai adiknya seincipun!

"Kita hampir sampai! Percepat!" perintah Momo mutlak.

Tak diperintah dua kali, mereka menambah kecepatan lari mereka ke tingkat max mencoba secepat mungkin. Menghilangkan akal logika mereka tentang "penjaga lain Riku".
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Di sisi lain, saat ini Bibi Tia sedang melangkah pelan menuju ke tuan "kesayangannya" menghiraukan Sakuma dan Sakura yang sudah bersiap siaga di dekat majikan merahnya.

"Berhenti di sana!" gertak Sakura. Namun gertakan itu tak berefek apa-apa. Malah itu seperti melempar minyak ke api. Langkah anggun itu berisikan bahaya nyata bagi mangsanya!

"Aku bilang berhenti!!" teriaknya lagi. Tapi lagi-lagi tak ada respon dari sang empu.

"Tia! Jangan main-main kau! Kau...bukankah kau sangat menyayangi Riku-sama! Tia! Ini bukan dirimu!" suster Sara juga ikut berteriak mencoba menghentikan apa yang ingin diperbuat ART muda itu.

Langkahnya terhenti. Dia dengan pelan menengok ke suster Sara, menimbulkan kesan horor dan teror. Dia tersenyum manis lalu berkata.

"Aku harus melakukannya. Aku..." ucapnya terjeda lalu menunduk.

"Tak ada pilihan lain," lanjutnya dengan suara amat lirih yang tak bisa di dengar oleh siapapun.

Tanpa di ketahui siapapun, Bibi Tia mengeluarkan pisau lipat dari balik baju maidnya. Membukanya perlahan dan...

Jlebb

Berlari ke suster Sara serta menusukkan pisau itu ke perutnya.

"Arghh!!" teriak suster Sara.

Suster Sara yang tidak waspada pun terjatuh terduduk dengan darah yang mengalir dari perutnya. Cepat! Bibi Tia terlalu cepat untuk menembus pertahanan yang sendari tadi ia bangun. Ia hanya sedikit lengah! Sekarang Suster Sara hanya bisa menahan sakit dan memegangi perutnya. Dokter Sora yang tepat di sebelahnya juga tak kalah terkejut. Tapi yang terpenting bukanlah rasa keterkejutannya tapi menghentikan pendarahanya! Dokter Sora yang cekatan lantas langsung memberikannya  pertolongan pertama.

Sakura yang juga melihat kejadian itu spontan berteriak

"Suster Sara!!

"Apa yang kau lakukan pada-"

Brukk!!

Melihat kelengahan itu, Bibi Tia langsung menendang perut Sakura menyebabkannya merintih kesakitan.

"Sakura!!"

Sakura terjatuh karena tendangan yang lumayan kuat itu membuatnya bersitabrak dengan ubin itu lumayan keras. Yah cukup untuk merasakan ngilu.

Tapi...itu tak bertahan lama

Perlahan Sakura bangkit dari rasa kesakitan itu dan segera berdiri sejajar dengan sang adik lantas bersiap-siap menyerang.

Protect My Otouto [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang