04

297 36 14
                                    

Keesokan paginya, Jaemin lagi-lagi kabur dari rumah untuk bersantai di atas pohon ceri dekat rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan paginya, Jaemin lagi-lagi kabur dari rumah untuk bersantai di atas pohon ceri dekat rumahnya. Di sisi lain pohon itu, terdapat Jeno yang sedari tadi sudah ada di situ, bahkan sedang duduk manis bersama tehnya.

Tiba-tiba, entah karena pohon ceri itu sudah terlalu tua atau Jaemin yang terlalu berat, batang yang diduduki Jaemin patah begitu saja.

Jeno yang mendengar patahan itu langsung menuju sisi pohon itu dan tepat di atasnya, ia melihat batang kayu besar yang jatuh berserta Jaemin. Entah kenapa, Jeno langsung menghindar dari batang itu dan malah menangkap Jaemin.

"Jeno?!" seru Jaemin begitu melihat siapa yang menangkapnya

"Dih, kok ada kamu lagi sih?!" protes Jeno

"Ya ada lah! Kan Nono jalan-jalannya di daerah Nana!" sahut Jaemin cemberut. Jeno menatap pria manis yang ia tangkap ini dengan kaget bercampur bingung.

"...Nono?" ulangnya.

"Iya! Cocok kan? Aku dipanggil Nana dan kamu dipanggil Nono!" Jawab Jaemin tersenyum padanya.

Jeno memutar mata dan menurunkan Jaemin, "Kamu tuh ceroboh banget sih! Kemarin jatuh dari langit, sekarang jatuh dari pohon. Gak bisa terbang pula."

"Nana tuh gak bisa terbang karena Nana sakit tahu! Kalau Nana gak sakit pasti Nana bisa terbang!" Sahut Jaemin tidak suka dengar perkataan Jeno.

Jeno tidak menanggapi perkataannya dan berjalan pergi. Jaemin yang tertinggal langsung menyusulnya. Tiba-tiba bunga-bunga Sakura di taman itu mulai berulah dan membentuk sebuah tornado bersama angin di sana.

Angin tersebut mendorong Jaemin dan Jeno ke satu tempat dan bahkan menempelkan mereka. Tidak hanya itu, angin itu juga mengangkat mereka ke udara. Jaemin yang tidak bisa terbang langsung berpegangan pada Jeno

"I-ini ada apa?! Kok kita diangkat begini?!" tanya Jaemin

"Entahlah, tapi pasti ada jalan keluarnya..." Jawab Jeno yang tidak nyaman dengan posisi mereka

"Nono gak papa kan? Nono gak sakit kan?" tanya Jaemin begitu ia tahu betapa tidak nyamannya Jeno berada dalam posisi itu.

"Aku gak papa, aku cuma lagi mikirin jalan keluar saja." Jawab Jeno. "semoga saja ini bisa..." ujarnya memanggil sebuah bola api dan melemparkan bola api Itu ke arah bunga-bunga sakura yang mengelilingi mereka.

Untung saja angin itu menghilang dan bunga-bunga sakura itu tidak mengelilingi mereka lagi, tetapi bukannya keluar dari posisi itu mereka malah berpindah tempat di atas sebuah kolam.

"Kok jadi kolam....? Nono yang pindahin kita ya?!" Tuduh Jaemin.

"Enak saja! Emangnya aku mau ada di sini?! Ada-ada aja kamu!" sahut Jeno tidak terima. "Ini di mana pula?"

"... Kolam telarang Shizi... Eh?! Aduh, Nono! Kita harus pergi dari sini! Kalau ayah tahu bisa kena marah!" Seru Jaemin.

"Tapi Na... Satu-satunya jalan keluar ya dengan masuk... Kalau tidak kita akan terjebak di sini terus..." Jawab Jeno.

"Hah?! Aaaa tidaaaak!! Nana mau pulang!! Nono gimana ini?!" Panik Jaemin.

Pria di sebelahnya itu menghela napas dan meminta Jaemin untuk membuka pintu ke dalam kolam itu.

"... Tapi Nana gak bisa..." kata Jaemin.

"Masa gak bisa? Kamu selama ini kalau ada kelas sihir bolos gitu?" Tanya Jeno

"Ya gak juga... Tapi karena Nana ada penyakit indera ya Nana gak bisa buka..." Jawab Jaemin lirih.

"Dicoba dulu aja. Kamu mau kita terjebak di sini terus?" Minta Jeno.

"Enggak sih... Nana mau pulang..." Sahut Jaemin.

Pria manis ini langsung mengeluarkan sihir yang ia miliki dan anehnya pintu masuk kolam terlarang itu terbuka.

"Lho... Bisa kebuka..." ucap Jaemin bingung

Jeno tanpa basa-basi langsung menarik Jaemin masuk ke dalam kolam itu. Saat mereka masuk, Jaemin melihat seekor naga putih penjaga kolam terlarang itu.

"Nono, hati-hati. Itu ada naga penjaga, namamya Bai Long. Kalau dia tahu kita ada di sini kita bisa dibunuh sama dia." Bisik Jaemin. Jeno hanya mengangguk seraya mereka berjalan dengan hati-hati melewati naga putih itu.

Tetapi tentu saja semuanya tidak akan berjalan lancar, karena Jaemin tidak sengaja menginjak sebuah ranting. Ini tentu saja mengeluarkan suara yang menarik perhatian naga putih itu.

Seketika naga itu langsung melihat mereka dan mengejar mereka saat itu juga.

"Nono! Lari! Naga itu bahaya sekali!!" Seru Jaemin mendorong Jeno untuk kabur.

"Dia akan membunuhmu juga, dasar orang gila!" Seru Jeno menarik Jaemin untuk berlari bersamanya.

"Kalau gitu kita kabur bersama sambil cari jalan keluar..." Sahut Jaemin. Jeno mengangguk setuju dan menggandeng Jaemin untuk mencari jalan keluar.

Saat mereka berlari, naga itu tetap saja menembakkan api ke arah mereka. Untung saja mereka cukup cepat untuk menghindari bola api itu. Akan tetapi, sebuah batu besar tiba-tiba jatuh di hadapan mereka, menghalangi mereka dari jalan keluar mereka.

"Nono, gimana nih?! Kita sudah terpojok!" Seru Jaemin.

Jeno tidak menjawab, ia langsung membuat tameng berwarna emas untuk melindungi mereka serta menembakkan bola api dengan harapan naga putih itu mundur dan tidak menyerang mereka lagi.

Tetapi harapan Jeno tidak terkabul karena ia tertampar ekor naga itu, melemparnya jauh ke sebuah batu, ia bahkan terjeduk batu itu. Jaemin langsung menghampiri Jeno dengan panik.

"Nono? Aduh, Nono bangun dong?? Astaga, sampai luka gini... Nono, please bangun!" Minta Jaemin seraya melihat sisi kepala Jeno yang terluka.

"Jangan-jangan gak bisa bangun karena kekurangan udara... Aku coba buka aja deh..." Kata Jaemin entah pada siapa seraya membuka topeng Jeno.

Jeno yang tersadar pun membuka mata dan melihat topengnya ada di tangan Jaemin.

"Na, sini topengku... Kok malah kamu buka sih??" Mintanya.

"Tadi Nana kira Nono gak bisa napas karena topengnya, jadi Nana lepas deh." Jawab Jaemin seraya memberikan topeng itu pada Jeno. 

Jeno yang baru saja hendak menggunakan topengnya lagi tiba-tiba terlempar ke arah yang berbeda dengan Jaemin. Naga itu lagi-lagi menyerang mereka, ternyata. Jaemin yang terjatuh entah di mana terkena serpihan cermin, membuat telapak tangannya luka. 

"Yha... malah luka..." Gerutu Jaemin saat melihat telapaknya yang terluka. 

Tetapi, keanehan hari itu tidak berhenti, karena darah pada telapak tangan Jaemin langsung terbang entah kemana. Jeno yang ada di seberang ikutan bingung. 

'Kok darahnya malah terbang sih? Darah kan biasanya ngucur ke bawah...' Pikirnya. 

Pemilik darah itu sendiri kebingungan tetapi ia tidak berkata apa-apa. Pria manis itu hanya melihat darahnya terbang entah kemana dengan heran. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pandora's BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang