24

160 19 0
                                    

Tanpa diketahui oleh Jeno , Hansol sudah mengirimkan surat pengunduran diri Jeno agar putra Jung itu pulang dan menghadapi hukumannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tanpa diketahui oleh Jeno , Hansol sudah mengirimkan surat pengunduran diri Jeno agar putra Jung itu pulang dan menghadapi hukumannya.

Jaehyun tentu saja belum kembali ke penginapan karena ia sekarang mengobrol dengan Yuta dan Johnny di ruang meeting. Ternyata di tengah-tengah meeting, Yuta mendapatkan surat pengunduran diri Jeno membuat ketiga ketua klan ini kaget.

"Jeno mengundurkan diri?!" Seru Johnny kaget seraya mengoper surat itu pada Yuta. 

Yuta yang menerima surat itu masih kaget karena Jeno jelas-jelas memiliki potensi dan bisa memenangkan kompetisi ini. Ia hanya harus melawan anaknya Dejun atau Jimin dari Lau Hu. Sementara itu Jaehyun mengintip dan melihat tulisan anaknya kok sedikit berbeda.

"Yut, aku tahu tulisan anakku. Itu bukan tulisan dia." Kata Jaehyun.

"Terus ini tulisan siapa dong...?" Tanya Yuta.

"Sini aku coba lihat." Minta Jaehyun. Yuta pun memberikan kertas itu pada Jaehyun.

Jaehyun yang menerima kertas itu membaca permintaan pengunduran diri Jeno dan terlihat kesal sekali. Pria ini tiba-tiba langsung membuang kertas itu dan berdiri.

"Jadi itu tulisan siapa?" Tanya Yuta.

"Tulisan Hansol. Dasar wakil sialan!" Umpat Jaehyun.

"Jae, Jae, hey, tenang dulu! Jangan gegabah!" seru Johnny berusaha menenangkan Jaehyun. "pasti ada alasan mengapa ia memberikan surat itu. Katamu kan Jeno sedang menghadapi hukuman." 

Jaehyun berusaha menenangkan diri seraya ia duduk lagi, "John, masalah klanku tidak semudah itu. Jeno memang sedang menghadapi hukuman tetapi bila ia pulang sebagai juara ia tidak akan disiksa oleh para tetua di sana. Maka itu aku tidak mau dia mengundurkan diri." Jelas Jaehyun. 

"Ya sudah, surat ini tidak usah diterima saja, tinggal aku tolak." Kata Yuta dengan enteng seraya membakar surat itu di hadapan mereka. 

"Anggap surat itu tidak pernah sampai." Ucap Johnny mengangguk setuju dengan perkataan Yuta. 

"Betul sekali. Lagipula, yang tersisa untuk ikut ke grand final hanya Dejun, Jeno dan Jimin. Aku yakin pasti mereka bisa menghadapi Jimin itu." Sahut Yuta. 

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pandora's BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang