07

282 30 12
                                    

Malam itu, lebih tepatnya sekitar jam 10 malam, Jaemin terbangun dari tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam itu, lebih tepatnya sekitar jam 10 malam, Jaemin terbangun dari tidurnya. Badannya kembali menggigil karena gua es yang sangat dingin dan penuh angin. Awalnya ia ingin tidur lagi karena ia malas berurusan dengan singa-singa salju yang berada di sana, ia juga capek dihempas ke sana kemari oleh angin salju itu. Tetapi rasa kantuknya pun sirna saat ia mendengar langkah kaki, bukan hanya satu orang tetapi beberapa orang. 

Jaemin menimbang-nimbang antara penasaran dan perlindungan, akhirnya rasa penasaran yang menang. Ia pun mengintip keluar dan di sana terdapat saudara-saudaranya dan Guanlin. 

"Kak Guanlin!" Panggil Jaemin begitu melihat Guanlin semakin lama semakin dekat. 

Guanlin dan anak-anak Nakamoto yang sudah sampai langsung menyerang Jaemin dengan pelukan erat tanpa sadar bahwa mereka masih di gua salju. Bahkan Shotaro sampai kepleset karena lantai es itu. 

"Kak Nana kok tahan sih di sini? Jalan aja susah begini!" Protes Shotaro mengundang tawa dari kakak-kakaknya. 

"Kalian ngapain ke sini? Kalau ayah tahu gimana?" Tanya Jaemin khawatir. 

"Bodo amat lah ayah tahu atau enggak! Kita khawatir tahu!" Seru Dejun gedeg dengan adiknya ini. 

"Tapi Kak..." 

"Udah lah! Tuh si Guanlin udah bawain kamu makanan, minuman hangat dan baju hangat. Pak Kun pakai minta kamu turun secepatnya buat nyegel kolam lagi!" Potong Renjun sekaligus bercerita mengenai guru mereka. 

"Nana? Nyegel kolam? Mana bisa?! Itu juga gak sengaja dibukanya!" Sahut Jaemin semakin bingung. 

"Na, pakai dulu baju hangatnya. Nanti kamu mati kedinginan." Tegur Guanlin. Jaemin menerima baju hangat dari Guanlin dan langsung mengenakannya. 

Saudara-saudara yang lain juga mengeluarkan barang-barang yang ada. Keranjang itu berisikan termos penuh air panas dan coklat panas, ada juga tempat makan berisikan makanan penghangat seperti sup dan bubur. Mereka juga menyiapkan selimut tebal agar Jaemin dapat tidur dengan tenang serta bantal favorit Jaemin. 

Jaemin yang melihat semua itu langsung terharu karena saudara dan sahabatnya sangat peduli dengannya. Sayang sekali ia tidak bisa menangis, jujur ia ingin menangis haru tetapi tidak ada air mata yang keluar dari matanya ataupun ia tahu bahwa ia terharu. Yang jelas, apapun yang mereka lakukan itu menyentuh hatinya yang tidak peka sama sekali. 

"Kakak...Taro....Kak Guanlin.... Makasih ya..." Ucap Jaemin seraya menghirup sup yang disuapi oleh Renjun. 

Dejun yang ada di belakangnya segera memberikan kehangatan dan energi tambahan agar adiknya ini tidak mati kedinginan atau bahkan mati kekurangan energi. Seketika bibir Jaemin melembap lagi, kulitnya tidak sepucat sebelumnya, jari-jarinya kembali seperti semula dan ia tidak menggigil lagi. Coklat panas yang dibawakan mereka juga sangat membantu menghangatkannya. 

"Sama-sama, Na. Lagian kakak tahu kamu gak sengaja kok." Jawab Dejun mengusap kepala adiknya. 

"Taro kira ayah akan memaafkan kakak...tapi ternyata kakak dihukum juga..." Gumam Shotaro terlihat sedih. "padahal kan kakak gak sengaja." 

Pandora's BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang