60

68 9 0
                                    

Setelah operasi itu dibubarkan di sektor kesehatan Sungchan berusaha menyembuhkan kakaknya, tentu saja dengan bantuan penyembuh lain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah operasi itu dibubarkan di sektor kesehatan Sungchan berusaha menyembuhkan kakaknya, tentu saja dengan bantuan penyembuh lain. Jeno memutar mata dan berkata, "Sudah kubilang aku tahan banting..."

"Jen, gak usah gila deh!" Tegur Min hyung mulai greget dengan adiknya. "Bucin sih bucin tapi jangan korbanin diri juga lah! Pacarmu itu saja tidak mau kamu disakitin malah mengajukan diri!"

"Terus gimana? Mereka gak percaya, ya udah aku setuju saja lah." Sahut Jeno.

"Pasti ada cara lain. Tindakanmu ini bikin Bubu panik tahu." Tegur Taeyong seraya memegang tangan Jeno.

Jeno menghela napas dan terlihat merajuk, "Maaf, Jeno tidak maksud."

"Ssssh, sudah. Tidak apa. Lain kali kamu jangan bertindak gegabah seperti ini lagi ya? Coba pikirkan semuanya dengan hati-hati." Nasihat Taeyong.

"Iya, Bubu..." Jawab Jeno.

Proses penyembuhan Jeno pun berlanjut tapi kali ini Sicheng dan Shotaro muncul untuk membantu mereka. Taeyong tentu saja bersyukur sekali Sicheng datang untuk membantunya karena Sicheng terkenal dengan keahlian penyembuhannya.

"Nyonya Nakamoto," Sapa Taeyong.

"Aiyo, kita sudah bersahabat. Nyonya Jung sungguh formal~" Canda Sicheng.

"Ya sudah, Sicheng." Sahut Taeyong tertawa kecil.

"Mn, seperti itu lebih baik, Hyung." Jawab Sicheng. "Jeno, bolehkah kamu berbalik? Ini saleb untuk luka punggungmu."

"Tentu saja, Nyonya Nakamoto." Jawab Jeno langsung berbalik membiarkan Sicheng melakukan itu.

Saat Jeno berbalik, mata Sicheng melebar karena luka pada punggung Jeno sangat besar. Sepertinya ia tidak hanya dipukul dua kali, ia curiga ada yang menyiksanya di dalam penjara itu tapi ia tidak berkata apa-apa dan lanjut memberikan salep itu pada punggung Jeno.

Taeyong dengan penasaran berjalan ke posisi Sicheng dan ia langsung terkesiap, "Astaga! Siapa yang melakukan ini padamu?" Tanyanya.

"Bubu tenang saja, ini cuma dari pecutan tadi siang." Jawab Jeno.

"Astaga, pecutannya pasti kencang sekali..." Lirih Taeyong. "Sicheng, wakil ketua klanmu ada masalah apa sih?" Tanyanya sedikit kesal. Untung bukan Jaehyun yang lihat, bisa marah besar ia kalau melihat anak keduanya terluka separah ini. 

"Entahlah. Aku sudah menegurnya, anakku juga sudah menegurnya. Bahkan suamiku juga udah bohwat sama dia." Jawab Sicheng menghela napas. "Nana aja sampai pindah kelas lho."

"Aku juga kalau jadi Jaemin pasti minta pindah kelas. Mana mau aku punya guru psikopat." Sahut Taeyong menghembus napas kesal. 

Di tempat lain, Hansol ditampar oleh Jaehyun. Amarah Jaehyun masih belum reda. 

"Ketua, mengapa anda menampar saya?" Tanya Hansol. 

"Kenapa kamu tidak membela Jeno?! Saya mengirimmu untuk melindunginya!" Seru Jaehyun. 

Pandora's BoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang